03

216 20 1
                                    

‘Dimas kini sedang termenung sambil duduk dibalkon sendirian ia mulai menatap langit yang dipenuhi oleh bintang-bintang yang bersinar’

"Bintang itu indah banget rasanya aku juga pengen jadi bintang biar selalu dipuji".ucap Dimas sambil menatap keindahan dari bintang itu

"apakah aku harus jadi bintang biar Mas Alvian dan yang lainnya bakal mau nganggap aku".tanya Dimas pada dirinya sendiri

Dimas mulai beranjak dari balkon menuju ke kamar namun saat ia menuju kamar ia melihat Alvian yang kini tertidur di sofa dengan tv yang menyala”

“ia pun lalu mulai mematikan tv itu dan kini ia memberikan selimut ke Alvian dan mengecup kening sang kakak”

"Semoga mimpi indah Mas Alvi".ucap Dimas yang lalu beranjak dari sana menuju ke kamarnya

namun tanpa ia sadari bahwa sedari tadi  Revan menatap nya dari kejauhan dan kebetulan Revan ingin membangunkan Alvian”

“Revan menatap kepergian Dimas dan mulai terdiam sejenak dan tiba-tiba saja terlintas dipikiran nya akan satu hal”

"Ternyata Mas Dimas ngk punya rasa dendam".ucap Revan pada dirinya sendiri

“Keesokan Harinya seperti biasanya Dimas terbangun dari tidurnya yang nyenyak dan ia pun mulai membersihkan dirinya dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah”

“saat setelah selesai bersiap-siap ia pun mulai keluar dari kamarnya dan mulai berjalan melewati anak tangga dan saat ia hendak pergi lagi dan lagi ia melihat bahwa saudara-saudara tirinya sedang menikmati sarapan mereka”

“Dimas hanya bisa tersenyum dan mulai kembali berjalan namun Revan menghentikan nya”

"Mas dimas ayo sarapan bareng hari ini sarapan nya nasi goreng enak banget loh Mas".ucap Revan yang membuat Dimas dan yang lainnya kaget

"Revan kamu apa-apaan sihh ngapain kamu ngajak dia buat sarapan bareng sama kita".ucap Vandra yang memarahi Rio

“Dimas hanya tersenyum tipis dan menggeleng kan kepala nya tanda ia menolak ajakan Revan”

"ngk usah Revan Mas bisa makan diluar".ucap Dimas tersenyum dan mulai pergi

“Raka yang merasa curiga kepada Revan mulai menatap nya dengan tatapan curiga”

“setelah selesai sarapan mereka berlima pun mulai pergi menuju ke sekolah nya masing-masing”

“Raka yang  sedari tadi curiga dengan Revan mulai menarik tangannya disaat dia hendak pergi”

"Revan tunggu".ucap Raka sambil mengenggam tangannya

"Ada apa mas? ".ucap Revan kebingungan

"kamu kok tiba-tiba banget nawarin Dimas buat sarapan emang nya kamu ngk takut sama Mas Alvian? Kalau tadi Mas Alvian marah gimana".ucap Raka kepada Revan

"Astaga Mas Raka aku cuma ngajak Mas Dimas buat sarapan bareng aja , Mas Raka harusnya seneng kalau aku ngajak sih Mas Dimas sarapan bareng bukannya malah masang wajah curiga kayak gitu".ucap Revan yang mulai kesal dengan kelakuan Raka yang keliatan aneh itu

"yah seneng sih cuma aku heran aja kok tumben banget kamu ngajakin dia Sarapan bukannya kamu sama kayak yang lainnya".ucap Raka yang lalu membuat Revan terdiam

"udah ahh Mas aku mau ke sekolah Mas Raka ngk ke sekolah entar dihukum ama guru tau rasa loh".ucap Revan yang lalu membuat Raka panik dan mulai bergegas berangkat ke sekolah

“Disekolah Kini Dimas sedang bergegas berlari menuju kelas karna ia tergesa-gesa untuk melaksanakan piket kelas namun tiba-tiba saja ia terjatuh karna terpleset”

BRUKK

"aduh sakit banget".ucap Dimas yang lalu bangkit ia pun mulai kembali berlari menuju kelas

“namun tanpa ia sadari gantungan kunci kesayangan nya terjatuh dan seorang gadis mulai mengambil gantungan kunci tersebut dan kebingungan dengan barang tersebut yang nampak sudah cukup kuno”

“gadis itu mulai menatap kearah Dimas dari kejauhan sehingga ia memutuskan untuk mengejar Dimas”

“sesampainya dikelas saat Dimas hendak menaroh tas nya di laci ia tersadar bahwa gantungan kunci nya hilang ia pun mulai panik dan mencari ke berbagai sudut”

"Kamu nyari ini".ucap seorang gadis yang suara nya tidak asing bagi Dimas

“Dimas mulai menatap ke sumber suara tersebut ternyata itu adalah Nayla yang tersenyum kepada Dimas ia pun mulai memberikan gantungan kunci tersebut kepadanya”

"Lain kali jangan ceroboh".ucap Nayla yang tersenyum kepada Dimas

“bagaikan kembali ke masa lalu kata-kata Nayla membuat ia teringat akan suatu hal yang dimana ia pernah mendengarkan kata-kata itu dari seseorang”


"Siapa kamu? "




















TO BE CONTINUED

HALLO GUYS AHAHAHA MAAF YAHH AUTHOR BARU UPDATE SOALNYA SIBUK SAMA KEHIDUPAN RL MAKASIH BANYAK YANG UDAH MAU NUNGGUIN AUTHOR BUAT UP CERITA INI ENTAR KEDEPAN NYA AUTHOR JANJI AKAN RAJIN UPDATE

BTW SEMANGAT PUASA NYAA

TEMPAT BERTEDUH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang