05

264 28 7
                                        

“Kini Dimas sedang berjalan sendiri menuju rumah dan saat dia di depan gerbang rumah ia melihat Vandra dan Alvian dengan wajah yang penuh luka”

“sontak Dimas kaget dan mulai bergegas menghampiri mereka berdua”

"Mas Vandra ini Mas Alvian kenapa kok bisa muka nya ada luka-luka gitu".tanya Dimas dengan wajah khawatir dan panik

"kamu mending diam aja deh jangan sok khawatir gitu".ucap Vandra yang lalu menarik tangan Alvian masuk kedalam rumah

“Dimas hanya berdiri terdiam mendengar perkataan dari Vandra jujur saja kata-kata Vandra membuat hatinya sangat sesak”

“namun tanpa Dimas sadari Alvian menatap dirinya”

"kenapa dia keliatan khawatir banget sama aku".batin Alvian

"huft sebaiknya aku masuk aja".ucap Dimas pada dirinya sendiri

“Dimas mulai masuk kedalam rumah dan disana saudara-saudara tirinya yang lain nampak panik melihat keadaan Alvian yang penuh luka itu”

"loh Mas Vandra ini Mas Alvian kenapa kok muka nya luka-luka gitu".tanya sih Bungsu Ravandra

"Mas Alvian dikeroyok sama geng Kevin".ucap Vandra yang menjelaskan itu kepada saudara-saudra nya

"Loh kok bisa emangnya Mas Alvian salah apa sama mereka".tanya Raka yang keliatan khawatir dan penasaran

“Vandra lalu mengalihkan pandangan nya kearah Dimas, sontak hal itu membuat Dimas dan yang lainnya kebingungan”

"ouh jadi karna Dimas Mas Alvian dikeroyok sama Geng nya Kevin".ucap Ravandra yang menuduh Dimas

“Alvian pun lalu menatap Dimas yang kini sedang menunduk kan Kepala nya seakan-akan dirinya lah yang bersalah”

"ini bukan salah Dimas ini salah Mas karna tiba-tiba aja mukul Kevin makanya Mas dikeroyok".ucap Alvian dengan nada lembut

“Dimas yang pertama kalinya mendengar Alvian membela dirinya dengan suara lembut pun mulai langsung menatap Alvian”

"tapi Mas".ucap Vandra yang langsung terdiam melihat Alvian lalu pergi menuju kamar nya

“hal itu jelas membuat yang lainnya terdiam karna merasa aneh dengan sikap Alvian yang nampaknya berubah drastis”

“Namun disi lain Dimas, Revan dan Raka mulai tersenyum karna perubahan sikap Alvian yang nampaknya sebentar lagi akan menerima kehadiran dari Dimas”

“Dimas pun tersenyum dan mulai berjalan menuju Kamarnya”

“malam pun tiba dan disaat Alvian ingin tidur dirinya masih merasakan nyilu di lukanya”

“ia pun mulai bangkit dari kasur dan mulai berjalan menuju pintu kamar dan disaat dia membuka pintu kamarnya dia nampak kaget melihat Dimas yang berada di depan pintu sambil membawa kotak P3K”

"Ngapain kamu disini".tanya Alvian dengan wajah juteknya

"hmm maaf Mas tapi aku mau ngobatin Luka mas".ucap Dimas sambil tersenyum

"udah deh mending kamu pergi aja dan jangan berlagak sok perhatian sama aku".ucap Alvian yang membuat senyuman Dimas memudar

“Alvian lalu menutup pintu kamarnya dengan keras”

“sehingga ia mulai membaringkan tubuh nya diatas kasur sambil mencoba untuk menahan rasa sakit dan nyilu dilukanya itu”

“beberapa jam kemudian Alvian mulai terbangun karna tidak bisa menahan rasa sakit dan nyilu diluka nya itu”

“Alvian mulai bangkit dari kasurnya dan mulai berjalan menuju pintu kamar dan saat dia membuka pintu kamarnya ia melihat kotak P3K dan sebuah surat yang ditaruh didepan kamarnya”

“Alvian pun lalu mengambil kertas itu dan kotak P3K, dan Alvian lalu membaca isi surat itu”

“Alvian lalu terdiam dan mulai merenungi”

"kenapa aku sejahat itu sama anak yang jelas-jelas ngk berdosa dan ngk bersalah".ucap Alvian pada dirinya sendiri

“Alvian lalu mulai membawa Kotak itu masuk kedalam kamarnya”

“disisi lain kini Dimas sedang menatap foto sang bunda didalam kamarnya”

"bunda tau ngk kalau sekarang mas Alvian udah peduli sama Dimas dan Dimas seneng banget sama hal itu, ouh iyah bunda disana baik-baik aja kan kalau disini Dimas baikk banget".ucap Dimas sambil memandangi foto bunda nya yang sudah lama telah tiada sejak ia masih berusia 4 tahun

"bunda Dimas kangen sama bunda, Dimas berharap Dimas bisa ketemu bunda walau itu hanya didalam mimpi".ucap Dimas yang mulai mencium foto bundanya

"bunda Dimas ngantuk Dimas tidur dulu yah selamat malam bunda".ucap Dimas yang lalu menetup matanya sambil memeluk foto sang bunda



















































































































































































































































































TO BE CONTINUED


“Tempat Berteduh”











VOTE
COMMENT
SHARE







THANK YOU




AND SEE YOU

TEMPAT BERTEDUH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang