09

168 19 3
                                    

“dimalam yang indah ini Alvian tengah duduk dibalkon sambil menatap indahnya bintang yang menyinari kegelapan langit”

“Dimas yang melihat Alvian duduk sendirian pun lalu menghampiri nya dan mulai duduk di sebelah Alvian”

"mas Alvian kenapa jam segini belum tidur".tanya Dimas pada Alvian yang lalu menoleh kearahnya

"entahlah mas juga ngk tau kenapa mas jam segini belum tidur dan malah duduk dibalkon sambil ngeliat bintang".sahut Alvian yang kembali melihat bintang

"coba deh liat bintang yang disebelah bulan itu warnanya lebih terang yah dari bintang yang lainnya".ucap Alvian yang lalu menunjukan jarinya kelangit

“Dimas lalu menatap bintang yang ditunjuk oleh Alvian dan ia juga kagum dengan keindahan Bintang itu”

"cantik banget yah mas bintang nya Dimas jadi pengen jadi bintang biar indah".ucap Dimas yang masih menatap Bintang tersebut

"Jangan jadi bintang yah soalnya bintang itu suka pergi dan ngk bisa bertahan".ucap Alvian yang lalu membuat Dimas menatap nya

"Jangan pernah jadi bintang yah soalnya mas belum siap kalau kamu harus pergi".ucap Alvian yang kembali membuat hati Dimas hancur berkeping-keping

“sesak bagi Dimas mendengar perkataan dari sang kakak yang dimana permintaan sang kakak benar-benar sulit untuk dikabulkan bagi dirinya sendiri”

“Hati Dimas terasa begitu sesak dan dia mencoba untuk menahan air mata nya agar tidak jatuh”

"Iy-ah mas, Dimas ngk akan pergi".ucap Dimas yang hampir tak mampu berbicara karna hatinya yang begitu sesak dan menahan untuk tidak menangis

“karna tak mampu menahan tangis Dimas pun beralasan untuk segera pergi menuju kamarnya tanpa satu kata pun dan itu membuat Alvian kebingungan dengan sikap Dimas yang secara tiba-tiba seperti itu”

"Dia kenapa tiba-tiba kayak gitu yah apa aku salah ngomong".ucap Alvian pada dirinya sendiri

“didalam kamar Dimas kini mulai mengunci pintu kamarnya dan ia mulai berjalan dan mengambil sebuah kertas yang ia tarus di bawah buku tulisnya dan ia pun mulai melihat kertas putih tersebut”




















"Penyebab rambut kamu rontok dan menimbulkan benjolan berwarna merah dikepala kamu bukan karna kamu infeksi terhadap shampoo melainkan kamu menderita kanker kulit.............









“Dimas mulai meneteskan air matanya sehingga membasahi kertas yang ia pegang”


"Tuhan apakah aku tidak ditakdirkan untuk bahagia kenapa dunia begitu kejam padaku kenapa semuanya tidak ingin aku bahagia".ucap Dimas yang menangis tersedu-sedu

"Tuhan tolong biarkan aku hidup lebih lama lagi".ucap Dimas yang hampir tak mampu berbicara karna menangis

"Tolong  aku ingin hidup lebih lama lagi".ucap Dimas yang kini ia mulai menutup matanya







“disisi lain kini Vandra sedang menatap Raka yang sedang belajar”

"Ra aku boleh cerita ngk".tanya Vandra dengan ragu-ragu

"Boleh kok mas emangnya mau cerita apa".tanya Raka yang kebingungan

"Kamu kan dekat sama Dimas aku mau nanya dong Dimas disekolah punya banyak temen ngk".tanya Vandra

"Temen? Ouh dia ngk begitu punya banyak temen sih paling cuma Nayla sama aku aja".jawab Raka sambil menulis

"ohh gitu eum temen kamu yang namanya Nayla itu suka sakit yah?".tanya Vandra yang kini membuat Raka berhenti menulis

"Sakit? Nayla mah jarang sakit anaknya, soalnya kan mama papa nya dokter jadi yah pola makan dia di jaga banget jadinya dia jarang sakit".jawab Raka yang lanjut menulis lagi

"Ouh gitu tapi sekarang apakah dia sakit?".tanya Vandra yang kembali membuat Raka jadi merasa aneh dengan sikap kakaknya yang sedari tadi banyak tanya

"Dia sehat kok Mas tapi kenapa mas nanyain hal ini? Apa mas suka sama Nayla".tanya Raka dengan wajah curiga

"Ngawur kamu masa Iyah mas naksir sama bocah sma".ucap Vandra yang langsung menoyor kepala Raka

"Aduhh sakit loh mas lagian kan aneh aja tiba-tiba mas banyak tanya biasanya juga diam sambil baca novel".ucap Raka yang mengelus kepala nya karna ditoyor oleh Vandra

"yah kan cuma nanya doang jangan sampe kepikiran ke sana au ahhh males ngomong sama kamu lagi kebanyakan otak cinta-cintaan".ucap Vandra yang lalu merebahkan tubuh nya diatas kasur

"Lah aku lagi yang disalahin emang kayaknya kalau ngk nyalahin aku ngk afdhol hidup mas Vandra".ucap Raka yang lalu melanjutkan belajarnya

“Vandra sebenarnya belum tidur melainkan ia memikir kejadian tadi dan memikirkan tentang obat yang ia temui diatas meja Dimas”

"Apa itu obat Dimas? Apa Dimas nyembunyiin sesuatu dari aku sama yang lainnya"  .Batin Vandra






























































































































































































































TO BE CONTINUED



aku tau saat ini kalian mau gebukin aku karna Dimas dari awal ampe sekarang ada aja cobaa nya

Justru dengan banyak nya cobaan cerita ini jadi punya adrenalin kayak naik rollercoaster

dan aku juga ngk ngangka weh nih cerita rame juga padahal aku jarang promosi ini di medsos ku

wihh kalau kayak gini apakah akan ada season 2 nya

aku pun ngk tau karna nih cerita belum tamat soalnya dia tamat nya yah pas puasa juga berakhir

ouh aku juga baca komen kalian jujur seneng sih soalnya komennya positif semua ehehehehe


bentar aku mau nanya kalau misalnya Appa Sion kita buatin dia cerita Romance mau ngk?

Udah dehh aku capek ngetik nya dahlah

WOIII YANG BACA VOTE JANGAN CUMA BISA BACA DOANG TAPI NGK VOTE


YANG NGK VOTE DITOYOR VANDRA AMPE KEPALA NYA JADI LAMPU DJ



BTW RAMEIN
CERITA BABANG JAEMIN
YANG INI YAHH

TEMPAT BERTEDUH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang