06

252 29 4
                                        

"Dimas...

"Dimas....

“Dimas pun berjalan dan mencari tahu siapa orang yang memanggil dirinya”

“ia melihat seorang perempuan menggenakan pakai berwarna putih sambil berjalan mendekati nya dan mengelus kepala nya”

"Dimas sekarang gimana kabarnya dimas disini baik-baik aja kan?".tanya perempuan itu sambil mengelus-elus kepala Dimas

"kamu siapa?kenapa kamu tau kalau nama ku Dimas".tanya Dimas yang kebingungan

“perempuan itu lalu memeluk Dimas dengan erat dan tiba-tiba saja Perempuan itu meneteskan air matanya”

"Dimas maafin bunda yah karna bunda Dimas harus menerima semua ini".ucap perempuan itu yang membuat Dimas sontak kaget

“perempuan itu lalu melepaskan pelukan nya dan menatap Dimas”

"Dimas yang dulu bunda timang-timang sekarang udah jadi anak yang kuat".ucap perempuan itu yang ternyata adalah bunda Dimas

“Dimas lalu meneteskan air matanya dan memeluk sang Bunda”

"Hiks hiks Dimas juga kangen sama bunda".ucap Dimas yang memeluk bunda nya dengan erat

"Bunda jangan pergi lagi yahh Dimas ngk mau sendirian lagi, Dimas cuma pengen sama bunda aja".ucap Dimas yang terus memeluk sang bunda

“Sang Bunda lalu mengelus-elus kepala Dimas dan melepaskan pelukan Dimas”

"Dimas ngk sendirian karna sekarang Dimas punya saudara-saudara yang bakal jagain Dimas".ucap sang bunda yang lalu menghilang bagaikan debu

"bunda.....

"bunda....

"bunda....

"BUNDA....

“Dimas terbangun dari mimpinya dalam keadaan penuh keringat”

"ternyata itu cuma mimpi".ucap Dimas sambil menatap kearah jendela

“Dimas pun mulai bangkit dari kasurnya dan mulai membersihkan diri dan bersiap-siap untuk ke sekolah”

“setelah bersiap-siap Dimas pun keluar dari kamarnya dan mulai berjalan menuju lantai bawah”

“dan seperti biasa ia melihat saudara-saudara tirinya sedang menikmati sarapan mereka dengan penuh kebahagiaan”

“Dimas menghela nafasnya sambil mencoba untuk mengabaikan mereka namun saat dia ingin berjalan melewati mereka tiba-tiba saja Alvian memanggilnya”

"kamu ngk mau sarapan sama kita".tanya Alvian yang membuat yang lainnya tercengang begitu pula dengan Dimas ia lalu menghentikan langkah nya dan menatap Alvian

"Mending kamu sarapan sama kita-kita aja kalau kamu makan diluar entar kamu bisa jatuh sakit soalnya makanan diluar itu belum tentu sehat".ucap Alvian yang kembali membuat yang lainnya tercengang

"em-ang nya boleh mas".tanya Dimas dengan sedikit gugup

"iyah boleh".ucap Alvian dengan nada lembut

“Dimas lalu tersenyum dan mulai  duduk disebelah Raka”

“tentu hal itu membuat yang lainnya nampak aneh dengan sikap Alvian yang berubah drastis”

“Raka dan Rio kini saling bertatapan dan mereka tiba-tiba saja tersenyum karna merasa puas dengan perubahan sikap Alvian”

TEMPAT BERTEDUH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang