Masuk Pesantren

58 9 2
                                    

Assalamualaikum semua....apa kabar nih...
Lanjut terus ya bacanya...
Ingat kalo baca jangan lupa vote n koment!🫶

. . .

"Takdir. Siapa yg tau apa yang akan terjadi kedepannya. Kita hanya bisa berharap semoga ada hal baik di sana."

🌷🌷🌷

"Hasanah gk mau Abi...gk mau..."
Gadis berusia 17 thn itu menolak mentah-mentah keputusan Abinya.

"Ini sudah keputusan Abi Hasanah, Abi nggk terima penolakan"

"Dua hari lagi kamu berangkat, bersiaplah!" Tegas sang Abi.

Gadis bernama Hasanah itu menghela nafas kasar. Ia tak lagi bisa membantah Abinya jika sdh seperti ini.

"Kenapa harus ke pesantren sih Abi... ? klo mau ngirim Hasanah ke Turki aja, sekalian nyusul Bang Adnan" jika ia tdk bisa membantah, setidaknya ia tau alasan dirinya di kirim ke pesantren.

Abi Hasanah yg bernama Muhammad Munir Al-Aftar itu menghela nafas lelah. "Kamu masih bertanya alasan Abi masukin kamu ke pesantren Hasanah Islamy AlAftar?"

Bukannya menjawab, Munir kini malah bertanya balik.
"Kalau kamu gk nakal dan malas sekolah kayak gini, kamu masih Abi izinin sekolah biasa, tp Krn kamu tdk mendengar ucapan Abi, Abi terpaksa masukin km ke pesantren"
Munir menjelaskan alasannya.

Hasanah menghela nafas kasar.

"Aku nakal biar gk ada yg ganggu, rajin sekolah juga apa gunanya? klo punya teman tp cuma manfaatin harta orang tua gue"

Sayangnya kalimat panjangnya itu hanya bisa ia ungkapkan dalam hati. Ia yakin Abinya tdk akan mendengar alasan nya.

Mengangguk saja ia menuruti perintah Abinya. Menolak tdk akan ada gunanya. Kalau pun ia tdk betah, ia tinggal cari masalah dan keluar dr pesantren.

"Baiklah" putusnya pasrah.

Mungkin ia akan benar benar melakukan opsi terakhir jika tdk betah.

"Gue bakal buat ulah kalau gk betah, salah Abi maksa buat masuk pesantren" batinnya.

Tapi, sepertinya Hasanah lupa jika ada yg memegang kendali atas segalanya.

🌷🌷🌷

Waktu berjalan begitu cepat. Dua hari berlalu sudah. Hasanah sedari tadi sdh menggerutu kesal tak jelas. Kini ia dalam perjalanan menuju pesantren bersama Abi dan Uminya.

"Nanti jaga perilaku kamu di pesantren Hasanah! Jangan buat Abi malu!" Munir memperingati.

Hasanah mengangguk saja "insyaallah " jawabannya tak serius.

"Hasanah!" Tegur Munir saat melihat putrinya itu tak serius menjawab.
"Kamu putri Abi satu²nya, jangan buat Abi gagal didik kamu" vokal Munir sendu. Sedang wanita yg sedari tadi diam disampingnya mengulas senyum. Ia usap lembut lengan Munir yg tengah menyetir.

Wanita itu tersenyum menatap Hasanah dr spion. " Anak Umi insyaallah bisa jaga perilaku Abi, iya kan Hasanah?" vokalnya penuh kelembutan.

Hasanah tersenyum balik menatap sang Umi. Memang Uminya ini selalu bersikap lembut, membuat anak²nya begitu sayang padanya.

Hasanah menunduk, ia tak bisa menjawab iya. Ia cukup sadar diri dengan perilakunya yg sulit di atur.
Namun, karena tdk ingin mengecewakan Uminya ia pun menjawab...

"Insyaallah Umi"

🌷🌷🌷

Hasanah kini sdh tiba di pesantren yg bernama AL-KAROMAH. Langsung saja ia di bawa oleh Abi dan Umi menuju rumah pemilik pesantren yg berada di depan pesantren.

ARSA StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang