Fakta

24 4 6
                                    

Assalamualaikum semua.. apa kabar kalian?

Aku lanjut up ya, tapi tolong banget, tolong kalian vote dan koment ya🙏

Ambil baiknya aja ya, yang gak baik jangan di ambil. Maaf kalo banyak kata yang salah, dan penulisan nya salah.

Maaf kalau ada kata-kata yang kasar ya🙏

Next Reading 🤗❤️


🌷🌷🌷

Melupakan seseorang yang pernah menetap di hati memang sesulit itu, namun menangisi kepergiannya akan membuat dia sedih. Sedih boleh namun jangan berlebihan. Ingatlah pada dasarnya kita adalah milik Allah dan akan kembali kepada_Nya.

Muhammad Arham Al-Ghazy


🌷🌷🌷

Hasanah menangis sesenggukan di depan makam seseorang. Tertera nama..

Revan Algaendra Maheswa
Bin
Deondra Maheswa
Lahir : 25 November 2006
Wafat : 24 April 2024

Hasanah benar-benar tidak menyangka jika Revan akan pergi secepat itu. Ia terus teringat pesan pria itu tadi sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya.

"Bahagia terus Ratunya Evan. Belajarlah untuk menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain."

Kini seseorang yang mengucapkan kalimat itu telah meninggalkannya. Akankah ia bahagia? Tidak ia harus tersenyum, ia tak ingin Revan sedih melihatnya menangis.

Ia tersenyum getir, hatinya benar-benar sesak. Namun ia harus ikhlas, ini semua sudah jalan takdir Revan.

Jika di tanya apakah Revzan salah satu alasan Revan pergi? Jawabannya tentu, ya. Selain karena penyakit yang Revan derita, terkurasnya tenaga akibat Revzan menjadi salah satu alasan.

"Maaf aku buat kamu nangis atas kepergian Revan, aku sayang kamu"

Kalimat itu sempat Revzan lontarkan sebelum Revan pergi. Ia benar-benar tak berniat membuat gadis itu menangis. Namun inilah takdirnya. Tak ada siapapun orang yang bisa melihat takdirnya di kemudian hari, namun ia bisa mengusahakan agar takdirnya menjadi lebih indah dari catatan takdir.

Para inti dan anggota ZIONS hanya diam membisu menatap makam ketua mereka. Mereka tidak tau apa yang akan terjadi setelah kepergian sang ketua yang hebat.

Deon? Kemana pria tua itu disaat anak satu-satunya berpulang kepada ilahi? Hal ini benar-benar membuat mereka tertawa sinis, pria itu menyesal telah memperlakukan putranya layaknya hewan dulu. Ia sudah pulang lebih dulu, menangisi penyesalan nya. Namun sayangnya penyesalan di akhir tak ada gunanya. Kini ia sendiri. Istrinya meninggalkannya dan kini putranya menyusul. Ia benar-benar menyesal.

"Rev, kamu yang tenang, ya di sana, aku baik-baik aja kok. Aku bakal dengerin nasehat kamu. Sekarang aku pamit ya, aku harus balik ke pondok" meski bibirnya mengatakan bahwa ia baik-baik saja, namun hatinya tak bisa berbohong. Air matanya kembali mengalir, menetes diatas tanah yang masih basah.

Ia usap nisan Revan lalu beranjak meninggalkan makam, menyisakan anggota ZIONS yang berduka karena di tinggalkan oleh ketua yang hebat.

ARSA StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang