Assalamualaikum semua...
Alhamdulillah aku Update lagi 😊
Ikutin terus cerita aku ya. Jangan sampai ketiggalan info.😊
Jangan lupa vote dan koment juga ya, biar aku semangat nulisnya 😃
Selamat Hari raya idul Fitri ya... mohon maaf lahir dan batin 🥰😊🫶🫶🙏🙏🙏Happy Reading...😊🫶🫶
🌷🌷🌷
Jika takdir mengatakan untuk bersatu. Maka sejauh apapun dia pergi, akan tetap kembali pada takdir nya.
🌷🌷🌷
Satu bulan sudah berlalu sejak kepindahan Hasanah di pesantren. Ia mulai terbiasa dengan kehidupan di pesantren ini. Sepertinya opsi pertama saat ia dalam perjalanan sebelum masuk pesantren tak jadi ia lakukan. Dan pasal pertemanan? Sepertinya ia lupa akan prinsipnya. Tidak. Bukan karena lupa. Tapi mungkin karena sifat temannya sekarang berbeda dengan yang sebelumnya.
Jangan lupakan, selama sebulan ini juga, Hasanah harus di uji oleh Zia yg tdk suka akan keberadaannya. Dan beberapa kali, ia pun harus menemui Ketua OSIS menyebalkan itu. Akibat berkelahi dengan Zia.
Omong-omong tentang ketua OSIS. Hasanah jadi teringat dengan kejadian sebulan lalu di depan Ruang ketua OSIS. Saat dirinya memekik mengumpati Arham dan Arham yg tiba-tiba sudah ada di belakangnya.
Aisshhh. Ia jadi malu sendiri mengingat kejadian itu. Kenapa pula ia bisa sampai kedengaran. Dan entah kebetulan apa, di saat ia mengingat kejadian itu di hadapannya kini ada orang yg beberapa menit lalu ada dalam pikirannya. Yaps, ia saat ini sedang bersama Arham. Tidak berdua, di sampingnya ada juga Zia. Jangan tanyakan mereka ada di mana. Sebab sudah pasti, setiap santri yang melanggar peraturan, atau membuat keributan akan berakhir di ruang OSIS. Mau itu berhadapan dengan OSIS yg lain atau langsung ketua OSIS. Dan entah nasib sial apa, setiap Hasanah pelanggaran, pasti ketos menyebalkan itu ada di sana. Hingga ia berakhir dengan tatapan tajam dari Ketos menyebalkan itu.
Arham menghela nafas lelah. Pun dengan Harits yg ada di sampingnya. Mereka tatap tajam dua santriwati yg selama sebulan ini, keluar masuk ruang ketua OSIS.
"Kalian tidak lelah keluar masuk ruangan saya?" Arham bertanya malas.
"Maaf kak, tapi Hasanah selalu mencari masalah sama aku, padahal aku gk ngapa-ngapain" tutur Zia menunduk. Seakan merasa bersalah.
Hasanah merotasikan mata malas. Sepertinya gadis di sampingnya ini bisa jadi aktris terbaik jika ikut teater. Sangat pandai membuat drama dan memutar balikkan fakta. Hm, Kira-kira peran apa yg cocok untuk gadis itu? Antagonis? atau Protagonis? Hasanah terkekeh sinis membayangkannya.
"Lo kayaknya cocok jadi aktris deh, pinter banget mutar balik fakta"
Kekeh Hasanah dengan tatapan meremehkan.
"Maksud kamu apa sih Hasanah, emang kamu yg mulai duluan kan? Kamu sengaja numpahin jus kamu di seragam aku"
"Klo gak ada yg ngehadang kaki gw, itu jus gk mungkin tumpah kali" balas Hasanah.
"Kamu nuduh aku yg ngehadang kaki kamu?"
"Gw gak bilang gitu, tapi kalo Lo ngerasa, syukur Alhamdulillah, gw jadi gak perlu repot-repot ngomong ke kak Arham"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSA Story
Teen FictionSejauh apapun mereka berpisah, selama apapun waktunya, sejahat apapun orang yg ingin memisahkan, jika Takdir ingin mereka bersatu, maka kita hanya bisa diam.