Cinta

17 3 3
                                    

Assalamualaikum semua ...

Makasih ya udah mampir di cerita aku 🤍🌷

Sebelum baca yuk follow akun author ya.😊🫶
Jangan lupa vote n koment 🫶🌷

Next.

🌷🌷🌷

"Cinta tidak harus memiliki. Seseorang yang mencintai mu, jika dia paham, maka dia akan menjagamu dengan doa."

Muhammad Arham Al-Ghazy

"Hakikat mencintai adalah menjaga, jadi izinkan saya menjaganya dengan doa ya Allah."

Muhammad Wildan Faza


🌷🌷🌷

Waktu terus berjalan tanpa mengenal lelah. Menemani setiap insan menangis dan tertawa. Satu tahun sudah Hasanah tinggal di pesantren, tak menyangka dirinya bisa bertahan hingga kini. Banyak perubahan pada gadis itu selama tinggal di pesantren. Sikapnya yang dulunya bar-bar kini berubah sedikit kalem. Dia yang dulu selalu toxic, kini perlahan meninggalkan hal itu. Tapi semua itu tentu tidak mudah, banyak ujian dan cobaan melatih kesabarannya dalam satu tahun itu. Seperti dia yang terkadang masih sulit mengontrol emosi nya, sehingga sering kali masuk ruang OSIS.

"Gak kerasa ya, kita udah menjelang akhir perjalanan di pesantren" celetuk Zainab, menatap langit-langit masjid.

Saat ini Hasanah dan teman-temannya sedang menunggu waktu berbuka di masjid. Hari ini adalah hari Senin di mana para santri sedang menjalankan puasa Sunnah Senin Kamis.

"Aku malah gak nyangka sama pemilihan OSIS kemarin, Hasanah beneran dapet bagian keamanan? Yang bener aja?" Tutur A'la terkekeh, di ikuti oleh temannya kecuali Hasanah yang merotasikan mata malas.

"Itu karena gue teladan makanya jadi keamanan" Timpal Hasanah dengan pd nya.

"Bukan teladan, tapi karena kebanyakan pelanggaran biar gak melanggar" balas Naila pedas membuat teman-temannya tertawa. Sedang sang empu berdecak sebal.

Kemarin memang Pondok pesantren Al-Karomah telah menyerahkan jabatan OSIS pada angkatan Hasanah. Dan ya, sesuai yang A'la bilang, jika Hasanah menjadi bagian keamanan. OSIS tahun ini di ketua oleh Wildan.

"Udah, jangan ledekin gue, mending lo siapin aja jawaban dari lamarannya kak Harits" balas Hasanah membungkam Naila. Ia tersenyum kemenangan melihat Naila yang hanya diam tidak menjawab. Teman-temannya pun ikut diam mendengar ucapan Hasanah.

"Aku masih gak nyangka sih, ternyata selama ini Kak Harits diam-diam suka sama Naila" celetuk Zainab.

"Iya, mana setelah wisuda kemarin langsung ngelamar lagi." sambung A'la.

Naila diam, ia tidak menggubris perkataan teman-temannya. Kini pikirannya tertuju pada pria yang tiba-tiba melamarnya 2 Minggu yang lalu.

"Apakah kamu mengizinkan saya jika saya mau silaturahim ke rumah kamu?"

"Tidak ada alasan bagi saya melarang Kak Harits untuk bersilaturahim." Harits tersenyum dengan tanggapan Naila, yang tidak menaruh rasa curiga sedikitpun.

"Baiklah, kalau begitu Minggu depan saya akan datang ke rumah mu bersama orang tua saya" Naila mengangguk tanpa ragu.

"Tentu silahkan, tapi apa alasan kak Harits tiba-tiba mau datang kerumah? Apakah orang tua kakak ada urusan dengan Ayah dan Bunda?"

ARSA StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang