9

80 15 5
                                    



˚‧。⋆🌻⋆。‧˚



'Sen... i'm sorry i went far'

'... Lo pasti marah sama gue'

Dua bubble chat terakhir dari Keira tidak terbaca selama satu malam penuh. Keira mulai waswas. Mungkin kemarin ia terlalu kasar pada sahabatnya itu. Emosi sesaat telah membuatnya mengatakan hal-hal menyebalkan yang tidak perlu.

Duh... Seno pasti marah besar! batinnya. Ia terus berfikir bagaimana caranya membahas lagi hal ini besok dengan Seno dan meluruskan semuanya. Tapi sebelum itu, ia juga harus memikirkan sogokan yang kira-kira pas dan dapat membantu lancarnya proses rekonsiliasi mereka.

Oh! Keira punya ide.

Maka setelah satu jam bergulat di dapur, menghabiskan bahan-bahan di kulkas, pagi ini Keira datang 15 menit lebih awal di kantor dengan dua kotak bekal. Keira jarang sekali membawa bekal. Ia lebih suka mengandalkan katering dari firm mereka, atau makan di kantin gedung saat jam istirahat tiba.

Keira waswas menunggu hadirnya Seno, tapi cowok itu tak kunjung datang. Detik-detik menuju briefing pagi, barulah Seno datang dari lobby resepsionis dengan tergopoh-gopoh. Ia telat, dan langsung masuk ke barisan.

Ah sial! batin Keira. Ia datang 15 menit lebih awal dengan harapan ada sedikit waktu untuk berbicara empat mata dengan Seno di pagi hari, sebelum pekerjaan dimulai. Tapi orang itu malah telat!

Briefing selesai. Keira pun dengan langkah takut-takut menghampiri meja Seno.

"Sen-"

"Seno, coba denah basement yang ini musholanya lo pikirin lagi layoutnya. Itu kayaknya si Vinny gak merhatiin kiblat." Latief tiba-tiba datang mendahului Keira dengan sebuah kertas besar berukuran A2.

Ah tidak, Seno sibuk. Ia melanjutkan diskusinya dengan Latief tanpa memberi celah Keira untuk berbicara.

Akhirnya dengan berat hati, Keira memutuskan untuk menunda obrolan mereka dan fokus dengan pekerjaannya. Ia punya lima opsi fasad berbeda yang harus diolah dan dipresentasikan ke manajer divisi sore ini.

Waktu istirahat siang pun tiba. Keira melirik Seno di mejanya. Seno terlihat meregangkan punggungnya sejenak, lalu mulai membuka ponsel.

Tring! Keira dikejutkan notifikasi ponselnya sendiri. Keira pun membuka pesan, dan mendapati pesan dari Seno baru saja masuk.

'Marah? Enggak kok'

Begitu ketik Seno.

'Bohong'

'Ngobrol yuk Sen. Gue tunggu di pantry'

Seno memandang Keira dengan tatapan heran. Namun Keira tak acuh, ia membawa bungkusan bekalnya sambil berjalan menuju ruang pantry.

"Peace offering." kata Keira sambil berbalik badan, menyodorkan kotak bekal itu pada Seno begitu Seno masuk kedalam ruangan.

"Peace...?"

Seno perlahan membuka kotak itu. Terpampanglah beberapa tusuk yakitori, yang disusun berselang-seling dengan sayuran dan bumbu glazed soy sauce yang terlihat lezat.

Hey Stupid, I Love You! | Kim SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang