Anggapan Bright bahwa Win telah menjadi orang yang berbeda, terbukti nyata di depannya kali ini. Dulu, Win akan mengeluh saat kepanasan dan berusaha menjaga dirinya sendiri dari serangan cahaya matahari yang membakar kulitnya. Namun sekarang, ia lebih mementingkan Zayden yang berada di gendongan Bright. Berusaha menutupinya jaket dan terus bertanya padanya "Zayden apa kamu baik-baik saja?"
Zayden tidak menjawab. Namun wajahnya yang terlihat tenang, membantu kedua orang dewasa itu untuk menarik kesimpulan
"Ini gara-gara kamu yang mengajak kami keluar. Lihatlah, cuaca di luar seburuk ini!" Win mulai mengoceh
Bright memilih diam, dan membiarkan Win mengoceh lebih banyak
"Zayden, pasti kamu sangat kepanasan, bukan?"
"Titak"
"Zay... mana bisa seperti itu? Jangan berbohong. pipimu sampai memerah" Win mengusap pipi Zayden, menatapnya dengan cemas
"Zayden sudah bilang tidak, kenapa kamu berusaha mendengar jawaban yang akan membuatku terlihat salah?" Suara Bright memang tidak meninggi ketika ia mengucapkan protes, namun wajahnya yang penuh ketidaksetujuan membuat perdebatan antara dua orang ini terlihat sangat jelas
"Kamu memang salah. Zayden sengaja tidak menjawabmu dengan jujur"
Bright meletakkan tangan bebasnya ke atas kepala Win "Berhenti mencari bahan pertengkaran"
"Apa-apaan tanganmu ini?" Win melepaskan tangan besar Bright dari kepalanya, namun tidak diterima begitu saja oleh sang pelaku yang tetap mempertahankan tangannya di atas kepala Win
"Gunakan semua tanganmu untuk menggendong Zayden!"
Bright menatap anak dua tahun di gendongannya "Dia baik-baik saja"
"Tapi aku tidak baik-baik saja" rengek Win, dibalas kekehan oleh Bright sebelum ia menjawab
"Tanganku ini akan membantu menghalau sinar matahari"
Win mendengus,
"Terserah kamu saja" ujarnya dengan nada masih penuh gengsi, meski sudah tak mampu menutupi sedikit senyum yang mulai muncul di sudut bibirnya
Melihat Win yang berusaha menahan senyumannya membuat Bright terkekeh pelan
"Ada apa?"
"Kamu lucu"
Win berdecak, mengambil langkah lebih cepat dari Bright di depan sana "Berhenti mengoceh dan ayo cari tempat berteduh!"
"Sebenarnya, siapa yang mengoceh lebih banyak?" tanya Bright gemas sambil mengekornya
"Tentu saja, kamu!"
..×..
Keduanya memilih duduk di depan sebuah minimarket yang tengah sepi, mencari sedikit keteduhan dari terik matahari. Bright dengan tenang menggendong Zayden yang tampak mulai mengantuk, sementara Win sibuk memeriksa kulit sang keponakan
"Aku lupa mengoleskan sunscreen, dan salah memilih baju lengan pendek untuk membawa Zayden keluar hari ini. Zayden, Mama juga lupa membawa botol susumu. Maafkan Mama yang ceroboh ini, yah?" Win merutuki diri sendiri
"Kamu selalu membuat segalanya terdengar rumit. Itu bukan masalah serius"
Win mendesah, ucapan Bright sama sekali tidak berhasil membuat rasa bersalahnya pergi begitu saja
"Zayden baik-baik saja, aku sudah melindunginya dengan cukup baik dari paparan sinar matahari"
Win mengangguk ringan
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic X-SEGERA TERBIT
Fanfiction"Tidak ada 'mantan' yang tinggal bersama seperti itu!" "Ada, buktinya kami berdua" Bright mengabaikan bagaimana temannya-Jeff bereaksi begitu berlebihan. Ekspresi santainya tetap terjaga Jadi, mari buktikan seberapa benar rasa percaya diri Bright ya...