Sudah sekitar setengah menit paperbag hitam yang terkesan elegan itu tergantung di tangan Nat dan tak kunjung diterima oleh orang yang dituju, sehingga Nat mengulang kembali "Aku mohon, terima saja"
"Kenapa sangat tiba-tiba?" Tanya Nunew bingung
"Karna... sepertinya hari ini anniversary persahabatan kita?" Tanya Nat ragu-ragu, menekankan kegugupannya sehingga Nunew yang cukup peka, kini melipat tangannya dan menatap Nat dengan penuh rasa curiga
"Ini bukan darimu, kan?"
Nat tergagap, mencoba berfikir sejenak sebelum menjawab kembali "Ini... da-dariku!"
Nunew terkejut bagaimana nada anak itu berubah menjadi lebih tinggi dalam sekejap, hingga Nunew harus menghela nafas
"Berbohong padaku bukanlah keputusan yang baik" Ucap Nunew. Suaranya tenang, namun dingin
Nat akhirnya menyerah, merasa tidak akan memiliki celah untuk melarikan diri dari kecurigaan Nunew lagi. Dengan ragu, ia mengaku "Aku ini bukan seorang pembohong. Tapi, untuk kasus ini sangat berbeda. Tuan Zee melarangku memberitahumu"
Tatapan Nat berpindah dari paperbag hitam di genggamannya ke arah sahabatnya, berharap Nunew dapat memahami situasinya
Nunew mengangkat sebelah alisnya, terlihat ekspresi skeptis yang begitu jelas setelah mendengar nama itu "Phi Zee?"
"Langsung ambil saja!" Nat langsung menyodorkan paperbagnya secara paksa "Kamu harus tau bahwa dia itu sangat mencintaimu!"
Nunew berdecak "Nat, diam!"
Nat menggoyang-goyangkan lengan Nunew dan memelas "Aku sangat kasihan pada Tua Zee... aku mohon, kembalilah padanya. Dia dan Zayden sangat membutuhkanmu"
Nunew terdiam sejenak, berusaha agar kata-kata Nat tidak mempengaruhinya. Ia sudah berusaha tegar selama ini, dan semua akan sia-sia jika Nunew memilih menjadi 'tidak tau diri'
"Bagaimana kabarnya?"
"Dia semakin menggemaskan seiring pertumbuhannya. Terkadang, dia menyebutkan 'Bubu' berkali-kali hingga Tuan Zee kebingungan apa maksudnya"
Nunew menunduk, tersenyum dan mengangguk. Ia rasa, dirinya bisa membayangkannya berdasarkan referensi foto dan video yang dikirim Nat padanya selama ini.
Meskipun bayangan itu terputar dengan sangat indah di kepala Nunew, ia memilih untuk mengakhirinya. Takut tenggelam sangat dalam, dan meragukan keputusannya sekali lagi. Nunew membuang angan itu, dan kebahagiaan yang harusnya mereka bertiga rasakan saat ini
"Oh, iya... Win adalah saudara sambung Phi Zee, bukan?"
Nat mengangguk dan mendekatkan kepalanya ke arah Nunew, berbisik "Tolong jangan beritahu siapapun. Karna jika ini tersebar, matilah aku"
Nunew memberikan senyuman kecil ketika menjawab "Tidak akan tersebar. Aku juga akan menghargai privasi Win. Dia adalah anak yang baik"
"Tentu. Zayden begitu menyukainya"
Nunew terkekeh "Aku legah akhirnya Zayden memiliki teman selain kamu"
Sementara di sisi lain, seseorang mendekat ke arah pintu ruangan yang sedikit terbuka. Jam istirahat dan kondisi ruangan yang terlihat kosong, membuat Bright berfikir bahwa tak ada siapapun di sini selain dirinya
Cukup mengejutkan ketika ia berhasil menangkap sepenggal pembicaraan yang ia ketahui ada pembahasan tentang Win di dalamnya
'Aku legah akhirnya Zayden memiliki teman selain kamu'
Maksudnya, pasti Win. Tapi, apa?
Bright masih berdiri di luar, mencoba menangkap lebih banyak informasi dari percakapan di dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic X-SEGERA TERBIT
Fanfiction"Tidak ada 'mantan' yang tinggal bersama seperti itu!" "Ada, buktinya kami berdua" Bright mengabaikan bagaimana temannya-Jeff bereaksi begitu berlebihan. Ekspresi santainya tetap terjaga Jadi, mari buktikan seberapa benar rasa percaya diri Bright ya...