12°᭄⁀➷

931 117 22
                                    

Tengah malam yang damai, dihiasi dengan keheningan yang biasanya menenangkan. Namun, kedamaian itu terusik oleh tangisan kecil yang menusuk telinga. Tangisan Zayden memecah keheningan, memaksa Bright untuk bangun dari tidurnya yang nyenyak, meskipun dengan perasaan frustasi yang tak bisa dibantah.

Tatapan Bright bertemu dengan mata Zayden yang berbaring di sebelahnya, lebih tepatnya di tengah tengah Bright dan Win. Tangisan anak satu setengah tahun itu terasa meresap hingga ke sudut kamar yang gelap

Meskipun terganggu, Bright segera bangkit dari tempat tidurnya dengan gerakan gesit. Ia menjangkau ke samping untuk menyalakan lampu meja, menerangi ruangan yang tadinya gelap

Sementara tangisan Zayden terus mengisi kamar, Win tetap terlelap dalam tidurnya, seolah-olah tidak terpengaruh oleh keadaan sekitarnya.

Kemarahan itu meluap-luap di dada Bright

"Kamu benar-benar tidak becus menjaga seorang anak" Bright mendesis sebelum mengambil Zayden untuk menggendongnya

"Papa..." Zayden meneriakkan panggilan itu dalam tangisannya sambil meremas kain baju Bright

"Husssh, tenanglah..." Bright mencoba menenangkannya dengan hati-hati

Akhirnya, setelah lelah pura-pura tertidur, Win membuka matanya dan berucap "Berhenti panggil dia Papa"

Tangisan Zayden langsung berhenti saat ia melakukan kontak mata dengan Win "Mama?"

"Berhenti panggil dia Mama. Kamu mau punya Mama seperti dia?" Tanya Bright

"Papa"

Bright mencoba mengabaikannya

"Papa"

Bright menghela nafas lelah

"Papa"

Akhirnya, Bright menyerah dan merespon "Um?"

"Lapal"

Bright menatap Win dan memerintahkan "Buatkan dia sesuatu"

"Kamu saja! Aku mengantuk"

"Siapa yang membawanya kemari, hah?"

Win membuang tatapannya ke sembarang arah dan berakting "Entahlah... Siapa, yah? Aku juga tidak ingat"

"Cepatlah" Titah Bright yang mulai geram

"Aku malas"

Bright yang tengah menggendong Zayden segera beranjak dan melalui Win begitu saja

"Simpan Zay di sini saja!" Teriak Win, namun Bright terlanjur marah hingga mengabaikannya, membuat Win harus mengumpulkan nyawa untuk mengikuti dua manusia itu

..×..

Win bersandar di sekat dapur dengan tangan terlipat, memandangi Bright yang tengah memasak sesuatu sementara Zayden tampak anteng duduk di atas kursi yang telah diberi penyangga di kedua sisinya

Bright boleh juga menjaga anak kecil

"Zay, apa yang dilakukan pria gila itu?" Tanya Win yang mendekat pada Zayden dan duduk di sebelahnya

Zayden menatap Win dengan serius sambil memukul kecil perutnya "Lapal"

"Ah, jadi dia sedang memasak untukmu?"

Zayden membalasnya dengan senyuman cerah, dan Win menjailinya dengan menggelitik perutnya

"Jadi perut kecil ini membutuhkan makanan"

Tawa khas bayi menggema di ruang dapur, sehingga menarik perhatian Bright untuk melihat keduanya

"Bagaimana bisa mata berkilau ini bersinar terang di tengah malam" Win mencubit hidung Zayden "Zay, lihatlah jam saat ini. Kita harusnya tidur"

Toxic X-SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang