34°᭄⁀➷

518 47 7
                                    

[Sebagian part tidak dipublish demi kepentingan penerbitan]

Tatapan tak ramah dikirim Win ke arah seorang pemuda jangkung yang tengah asik bermain bersama Zayden di ruang tengah. Dew benar-benar berusaha menarik perhatian Zayden. Sebenarnya, bukan hanya pada Zayden. Tapi juga kepada kedua orang tua Win!

Tiap kali datang dan bertemu dengan orang tua Win, Dew seringkali bercerita begitu banyak, bersikap hangat dan santai namun tetap sopan.

"Sebenarnya, apa tujuanmu hingga bersikap seperti ini?"

"Tujuanku? Kamu"

Win tertawa frustasi "Aku tidak layak dijadikan tujuan"

"Jangan melucu"

"Ayolah, kamu membuatku merasa seperti aku ini benar-benar layak untuk diperjuangkan"

Dew menghela nafas, mendekati Win dan duduk di sebelahnya "Zay... Lihatlah Mama. Dia sangat suka membicarakan hal-hal tidak masuk akal"

"Mama?" Tanya Zayden

"Iya. Dia sesempurna itu, tapi masih mengatakan dirinya tidak layak. Benar-benar tidak bisa dipercaya, bukan?"

"Mama ucuuu"

Pujian Zayden yang mengatakan bahwa Win lucu membuatnya hampir terjungkal. Dia dipuji lucu oleh sosok yang paling lucu di matanya

"Benda kecil bernafasku memang yang terbaik!" Pekik Win

Dew terkekeh "Zayden benar. Memang selucu ini. Sampai-sampai aku merasa harus memberinya kecupan"

"Dasar! Jangan mentang-mentang Phi Zee dan orang tuaku tidak berada di sini, kamu jadi tidak sopan"

Dew mengangkat sebelah alisnya sambil tersenyum, menjadikan peringatan Win sebagai candaan

"Berhenti mengambil keuntungan dariku"

Dirasa kalimat yang digunakan Win sedikit agak berlebihan, Dew mengernyit hebat "Aku pernah mengambil keuntungan, darimu?"

"Mencium seseorang saat mabuk itu namanya 'mengambil keuntungan'" Sinis Win, dan Dew menanggapi dengan wajah yang semakin bingung

"Aku tau, aku yang memintanya... tapi malam itu, kamu yang memulainya!" Win tetap membela dirinya sendiri, meskipun letak kesalahan ini terlalu jelas

"Cium?"

"Iya! Malam ketika kita berciuman" Teriak Win lagi,mencoba meminimalisir rasa malunya

"Kapan kita berciuman?" Tanya Dew dengan bingung

Wajah malu Win seketika lenyap, digantikan dengan wajah yang tiba-tiba berubah menjadi gelap. 'Kapan kita berciuman?'

Pertanyaan itu membuat satu fakta menghantam kepalanya. Berarti, malam itu bukan Dew.

Lalu siapa?!

Win berusaha untuk tetap mempertahankan asumsi ini, dan terus mencari celah agar Dew mengakuinya

"Tapi, kamu juga mengakuinya di pagi hari saat aku membahasnya"

Dew mencoba mengingat ingat potongan pembicaraan yang membuat Win salah paham

Flashback

Win mengusap wajahnya "Astaga, aku pasti benar-benar sudah kehilangan akal!"

Eskpresi di wajah Dew tetap santai namun dia tetap menjawab dengan ringan "Tidak apa-apa"

"Itu hal yang tidak sopan! Bagaimana bisa kamu mengatakannya seperti itu?!" Jawab Win frustasi

Toxic X-SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang