Win meregangkan otot-ototnya dengan lelah dan berteriak untuk membuatnya legah "Bagaimana cara mendapatkan uang dengan cepat?! Aku tidak mau lagi hidup bergantung pada bajingan itu seperti ini"
Win berguling dan bermonolog "Hidup sebatang kara itu sungguh melelahkan"
Ia terkekeh dan mendramatis "Win Malvelino yang malang..."
Ia bangkit kembali namun hanya untuk menarik laci dan mengambil sebuah bingkai foto dengan corak coklat dan hitam di pinggirnya berisi foto keluarga bahagia antara Ayah, Ibu, dan putra kesayangan mereka
Ada senyuman yang begitu tulus di antara wajah dua orang dewasa di dalam foto juga senyuman bahagia seorang anak laki-laki yang begitu nyata dan alami
Berbeda seperti sekarang. Win tersenyum hanya untuk membuktikan bahwa ia baik-baik saja
Win mengusap foto itu "Kalian meninggalkanku begitu cepat"
Merenung sekali lagi... Win tidak sadar sudah berapa lama air mata itu menyentuh kelembaban pipinya namun sekarang, ia memeluk bingkai foto itu
"Jika saja kalian masih ada di sini, aku tidak akan berada dalam kesulitan. Aku tidak akan bergantung pada Bright sialan itu"
"Ayah, aku masih membutuhkan perhatian dan perlindunganmu, ibu aku merindukan kasih sayangmu... Apakah kalian tidak mengasihaniku? Aku sendirian di sini"
Win menangis dengan suara yang dibuat-buat, nadanya terdengar lucu lalu ia tertawa untuk menghibur diri sendiri
Ia bangkit berdiri lantas mengusap air matanya "Ah, tidak... Aku masih memiliki Noeul di sisiku!"
..×..
"Hai sayang. Ada apa kemari?"
Win menatap sahabatnya dengan jenuh oleh sambutan menjijikkan itu "Aku bosan di rumah"
"Ya. Datanglah kapanpun kamu mau, karna terasa begitu membosankan berada sendirian di rumah. Aku memiliki keluarga yang begitu sibuk"
Win meneliti wajah Noeul, sahabatnya. Walaupun ia mengeluh keluarganya sibuk namun tatapannya terlihat ringan tanpa beban apapun. Sepertinya anak ini memang menikmati kesendiriannya
"Kamu memiliki rumah yang begitu luas" Win menyandarkan tubuhnya pada sofa "Padahal ini bukan rumah utamamu, kan?"
"Um..."
"Kamu benar-benar kaya"
"Bukan aku. Tapi keluargaku yang telah bekerja keras selama ini" Kata Noeul mencoba merendah diri
"Sama saja"
"Jadi, apa tujuanmu kemari? kamu sungguh jarang menemuiku langsung"
"Mungkin sekarang aku akan lebih sering menemuimu"
"Kenapa?"
"Aku benar-benar kesepian"
Noeul tertawa meledeknya "Keluargamu juga sibuk, yah?"
Win terdiam selama beberapa saat...
Keluarga apa?
Bright? Pria bajingan itu, keluarganya?
Namun saat pikiran Win kembali ribut, ia tetap menjawab dengan nada rendah "Um"
"Kita memiliki nasib yang sama"
Win mengangguk lemah
"Tapi aku benar-benar tidak habis pikir kita bisa sedekat ini setelah lulus. kamu tau, pada masa SMA dulu aku ingin berkenalan denganmu tapi aku ragu"
"Ragu kenapa?" Win menatap aneh
"Kamu memiliki aura yang begitu positif, penuh kasih sayang dan ceria. Dulu aku merasa kita tidak sefrekuensi"
Komentar dari Noeul hanya dibalas kekehan lemah dari Win. Noeul tidak salah sama sekali tentang sudut pandangnya
Win benar-benar memiliki kepribadian itu, sebelum orang tuanya meninggalkannya tepat setelah kelulusannya di SMA
Ya, Win benar-benar ditinggalkan...
Hingga ia merasa menemukan sosok yang membawakannya cahaya kebahagiaan selama tiga tahun. Seorang pria dengan penuh kasih sayang yang telah berbaik hati mengajaknya tinggal bersama, dan berjanji untuk terus menjaga Win sampai akhir hayatnya
Hanya bertahan selama 3 tahun, setelah itu kata-kata yang telah dilontarkan pria itu hanya tinggal menjadi sampah dan omong kosong
Mungkin bosan, dan ditambah lagi dengan kehadiran orang baru yang lebih menarik
Win tau Bright bajingan. Pria yang dibawanya kerumah terganti hampir setiap hari. Tidak ada yang menetap kecuali satu orang yang telah mendampingi Bright sekitar tiga bulan terakhir, Earl
Win ingin pindah dari rumah itu, namun ia tidak berdaya. Apalagi Bright sialan yang menyuruhnya menetap
"Andai saja aku memiliki banyak uang" Win bergumam tanpa sadar
"Kamu baru saja berbicara tentang uang?"
Win tidak menyangkal meskipun ia tidak sengaja membongkarnya "Ya. Aku benar-benar membutuhkan uang. Aku menginginkan uang yang banyak!"
"Berhenti mengeluh dan cari sugar daddy"
"Itu sulit"
"Anak tunggal dari pemilik Z entertainment"
Mendengar nama agensi besar yang tengah meledak itu, Win tertarik untuk memperpanjangnya. Ia bertanya "Siapa?"
"Zee Pruk Panich. Tapi sekarang dia sedang menempuh pendidikannya di Amerika"
"Wow..." Win jadi menghayal
"Sebentar!"
Noeul menghentikan Win dari lamunannya
"Kenapa?""Zee adalah incaran semua orang, lagipula sangat mustahil untuk menggapainya"
Win menghela nafas "Lalu kenapa merekomendasikannya padaku?"
"Karna aku tidak memiliki rekomendasi lain"
"Lupakan untuk mencari sugar daddy. Aku tidak gampang jatuh cinta pada seseorang"
"Kamu tidak harus jatuh cinta padanya"
Win menggeleng dan mengibaskan tangannya "No. Aku tidak tertarik dengan idemu itu"
"Bekerja?"
"Ya. Itu maksudku. Tapi pekerjaan yang bisa menghasilkan uang dengan instan"
Noeul menggaruk kepalanya dengan kesal, ia tidak memiliki ide sedikitpun "Kamu harus bekerja keras. Tidak ada yang instan untuk uang yang banyak"
"Setidaknya untuk tempat tinggal dan cukup untuk makanku sehari-hari..." Win mendesah dengan nada pasrah
"Sabar, aku akan mencoba meminta informasi dari saudaraku"
Win mengangguk "Tolong dapatkan informasi secepat mungkin"
"Kamu benar-benar membutuhkan uang? Aku bisa meminjamkan beberapa kepadamu" tawaran dari Noeul segera dibalas dengan gelengan oleh Win
"Tidak untuk meminjam. Aku ingin mendapatkannya dengan usaha terlebih dahulu"
"Kamu begitu berprinsip" Noeul Menepuk-nepuk pundak Win dengan bangga, cukup dibuat kagum dengan sikap sahabatnya ini
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic X-SEGERA TERBIT
أدب الهواة"Tidak ada 'mantan' yang tinggal bersama seperti itu!" "Ada, buktinya kami berdua" Bright mengabaikan bagaimana temannya-Jeff bereaksi begitu berlebihan. Ekspresi santainya tetap terjaga Jadi, mari buktikan seberapa benar rasa percaya diri Bright ya...