Part 1

134 16 0
                                    

3 hari telah berlalu.

Tepat hari ini adalah hari dimana perban di wajah Jennie akan di buka. 3 hari yang lalu dimana dia mengalami kecelakaan yang menghancurkan wajahnya yang tergores oleh aspal, membuatnya mau tak mau harus melakukan operasi plastik untuk memperbaiki struktur wajahnya yang mungkin saja akan cacat jika tidak melakukan oplas.

Abangnya yang bernama Tetet tampak terlihat begitu cemas melihat dokter yang melepaskan perban di wajah adiknya.

Perban itu jatuh.

Jennie menerima sebuah kaca yang di berikan oleh seorang perawat.

Melihat wajah barunya.

Jennie membelalakkan mata, merasa begitu terkejut melihat wajahnya yang hampir berubah total. Tangan Jennie gemetar hebat.

" Jen... Jen... Lo enggak apa-apa??" Tetet mendekat pada adiknya.

" Y-ya... I-itu... Wajah g-gue..??"

" Iya, itu wajah lo." Jawab Tetet tegas.

" K-kok... G-ue jadi c-cakep?" Jennie yang benar-benar panik.

Tetet yang mendengar itu hanya dapat menghela nafasnya padahal dia sudah merasa sangat cemas tadinya.

" Lo itu sebenarnya dah cakep Jen... Cuman lo aja yang gak skincarean jadi wajah lo kusam, pipi lo tembem karna lo suka makan rendang, nafas lo bau karna suka makan jengkol, ketiak lo asem karna lo males pake deodorant, lo itu sebenarnya cakep.. Alright dik." Tetet dengan jiwa Abang dan juga lengkap dengan ejekannya lengkap pada Jennie yang langsung saja menatapnya tajam.

" Gue kan bener." Jawab Tetet yang sama sekali tak peduli.

" Iya... Iya... Gue emang males.." Jennie pada akhirnya menerima kalah.

" Noh kan... Gue juga bilang apa. Kalo punya uang meskipun dikit tuh di tabung kek buat beli skincare.. Ini kagak, malah sibuk kredit mesin cetak sama koleksi-koleksi majalah-majalah cwe cakep di kamarnya." Sindir Tetet.

" Lo kan juga minjam." Ketus Jennie.

" Itu karna gue cwo, lah elu?"

" Ya gue suka liat cwe cakep." Balas Jennie meletakkan cermin di atas meja.

" Wahh, dik.. Lo harus coba deh berkencan sama cwo."

" Bodo amat! Siapa yang bawa gue ke sini?" Tanya Jennie pada abangnya.

" Ada sih tadi 1 orang yang gue ketemu terus dia kenal lo. Dia cwe. Katanya satu sekolah sama lo tapi beda jurusan." Jawab Tetet.

" Siapa?"

" Dia cakep. Tapi gue gak inget namanya, siapa ya??" Tetet mencoba mengingat-ingat sekarang namun sama sekali tidak ingat siapa gadis yang bertemu dengannya di lobi.

" Dasar mata cewek cakep." Ejek Jennie.

" Daripada lu.. Rasain dah... Karma gara-gara ngambil duit gue itu.." Balas Tetet membuat Jennie merasa semakin marah pada abangnya.

*

Keesokan harinya tepat di hari Rabu.

Jennie berlari di koridor melewati para murid-murid yang nampak memandanginya, dan berbisik. Jennie menggigit bibir bawahnya, kedua tangannya terkepal, tak pernah dia menjadi pusat perhatian seperti ini.

" Eh.. Cwe cakep itu siapa?!"

Terdengar suara seseorang yang cukup kencang membuat Jennie reflek menoleh ke samping.

Puk!

" Aaaa...!!"

Jennie berteriak namun dengan cepat punggungnya di tahan oleh telapak tangan seseorang.

Dag ! Dig! Dug!

Jennie membuka matanya, dan terbelalak melihat Moonbyul yang menatap lurus dirinya.

" K-kak.. Kak Moonbyul.." Jennie segera berdiri, dan sedikit menjauh dari Moonbyul yang merasa bingung.

" Lo tau nama gue..??" Moonbyul tentu saja merasa aneh karena dia belum pernah melihat gadis cantik ini sebelumnya di sekolah.

" Aku... Aku Jennie Kak..!!"

" J-jennie??" Kedua mata Moonbyul terbelalak lebar.

" U-umm... Permisi Kak." Jennie kembali berlari meninggalkan Moonbyul yang sekarang malah merasakan sesuatu yang aneh di dalam hatinya. Apakah benar gadis cantik itu adalah gadis cupu yang sering dia lihat di koridor bersama seorang temannya yang berambut pirang?

' Wahh... Cwe cupu itu jadi cantik banget njir.' Batin Moonbyul yang biasanya meledek fisik Jennie bersama teman-temannya.

*

" Hei Lis... Tadi pagikan gue di kasih sarapan bubur sama nyokap, tapi tiba-tiba buburnya jadi gede.."

" Hah?" Lisa yang mendengar Seulgi yang duduk di sebelahnya sebagai teman sebangku tentu saja merasa bingung sekaligus heran.

" Jangan hah heh hah hoh, lo tau enggak kenapa?" Tanya Seulgi dengan wajah sumringahnya yang sudah menahan tawa sekarang.

" Mana gue tau, tapi emang kenapa? Kok bisa bubur tiba-tiba jadi gede?" Tanya Lisa yang sebenarnya merasa penasaran meski sudah beberapa kali Seulgi menanyakan hal-hal bodoh semacam teka-teki padanya, sudah satu minggu lamanya, membuat Lisa yang mendengar pertanyaan teka-tekinya tentu merasa kesal namun juga penasaran.

" Soalnya itu..."

" Itu..?" Lisa menaikkan sebelah alis matanya menunggu jawaban.

" BUBUR ZOOM-ZOOM!! HAHAHAHA..." Seulgi tertawa kencang tiba-tiba tepat setelah mengatakan leluconnya membuat semua yang ada di kelas tentu saja perhatian mereka tertuju padanya.

" Enggak lawak." Ketus Lisa yang memalingkan wajahnya.

" Tuh kan, lo ucul banget.." Gemas Seulgi mencubit pipi Lisa yang langsung saja menepis.

Rose yang duduk di bangku belakang nampak tersenyum-senyum menonton mereka berdua.

" Gue bacok mati lo." Tukas Lisa berdiri menjauhi Seulgi yang malah berlari mengejarnya di kelas. Mereka berdua pun berlari-lari.

Rose tertawa gemas tanpa sadar.

" LIS.. AWAS!!"

PUK!

" Aaaaaa...!!!" Teriak Lisa begitu tubuhnya jatuh bersamaan dengan tubuh seseorang yang di tindih olehnya.

" Aahhh...!!" Jennie merasakan kepalanya yang terasa sangat sakit.

Lisa membelalakkan matanya melihat wajah seorang cewe cantik yang nampak meringis. Wajah mereka terlihat begitu dekat sekarang.

Seulgi yang juga berhenti tentu saja ikut terpaku. Siapa gadis cantik itu?

" Arhhh.." Jennie yang masih meringis kesakitan menaikkan kepalanya untuk bangkit...

Cup!

" HAAAAA...!!!" Seluruh isi kelas tercengang begitu melihat ciuman yang tepat terjadi di depan mereka begitu juga dengan Rose yang tentu saja langsung berdiri sekarang.

Jantung Lisa terasa berhenti berdetak dalam waktu beberapa detik.

Jennie yang merasakan benda padat empuk yang tepat mengenai bibirnya membuka mata. Pandangan mereka bertemu untuk sepersekian detik.

Crush On You|| LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang