Part 4

73 9 0
                                    

Mata Jennie perlahan terbuka dan yang pertama kali dia lihat adalah Jisoo yang sedang menatap dirinya.

" Kak Jisoo??"

Jisoo yang terciduk sedang menatapi pun langsung memalingkan wajah.

Jennie menyadari jika dia sedang berada di ruang UKS sekarang. Membuatnya seketika merasa nostalgia dengan apa yang dilihatnya bersama Rose, tepatnya waktu itu Jennie dan Rose sedang disuruh untuk mengambil peralatan kimia yang di simpan di UKS namun mereka malah mendapati Jisoo yang sedang mengobati kepala Seulgi yang membuat Jennie tentu saja langsung berbunga-bunga melihat adegan romantis itu sehingga Jennie mempasangkan Jisoo, dan Seulgi sebagai pasangan di sekolahnya.

" Aku kenapa, Kak?" Tanya Jennie dengan wajah bingungnya.

" Kamu pingsan. Moonbyul yang gendong kamu ke UKS." Jawab Jisoo.

" Moonbyul??!" Jennie terjingkrak kaget mendengar nama itu.

Jisoo yang mendengarnya tentu saja bingung dan merasa heran, kenapa Jennie harus merasa terkejut.

" Ada apa?"

" E-enggak, Kak.." Jennie tentu saja merasa salah tingkah. Dia pasti terlihat sangat bodoh sekarang.

' Ya tuhan... Tadi pagi gue ciuman ma Lisa di hadapan Seulgi, sekarang gue di gendong ma Moonbyul ke UKS yang kadernya Jisoo.. Astaga... Bodo, bodo, bodo.. --' Batin Jennie mengetok kepalanya sendiri dengan kuat.

" Eh, jangan-" Jisoo menghentikan tangan Jennie membuat mereka berdua saling saling pandang kini.

" Jangan sakitin diri kamu sendiri." Tukas Jisoo.

Jennie menggigit bibir bawahnya membuat Jisoo merasa gemas.

" Kak Jisoo enggak cemburukan?" Tanya Jennie karena hatinya yang merasa resah sekarang.

" Cemburu?" Jisoo lagi-lagi merasa bingung di buatnya.

" Ah, enggak Kak.." Jennie menjauhkan tangannya yang di genggam Jisoo segera.

Jisoo yang lagi-lagi merasa bingung tentu saja merasa gemas tanpa alasan jelas. Lucu saja melihat Jennie yang bertanya namun terdengar begitu aneh. Pertanyaan yang belum pernah ditanyakan orang lain kepadanya.

" Aku nggak ada pacar, aku jomblo. Kamu sendiri?" Tanya Jisoo balik.

" Aku... Aku apa Kak?"

" Kamu jomblo?" Tanya Jisoo.

" Iya, Kak."

" Sama kalo gitu." Jisoo langsung saja menjawab. Jarang bagi Jisoo berbicara dengan seseorang memakai nada sesantai ini.

Jennie terdiam. Hening.

" Jadi apa kamu pernah pacaran?" Tanya Jisoo sekarang.

" Um cuman sekali Kak.." Jawab Jennie.

" Gimana rasanya?"

Jennie sekilas masalalunya saat berpacaran dahulu, " Hehe.. Aneh Kak."

" Jadi itu perasaan yang asing buat kamu ya. Lain kali kamu harus coba kencan sama aku." Jisoo tanpa ragu langsung mengajak kencan.

" Kencan?"

" Gimana minggu depan? Kamu ada waktu kan?" Jisoo berharap.

" Kak Moonbyul ikutkan Kak?" Tanya Jennie bersemangat yang tentu tak ingin kehilangan moment Jisoo bersama Moonbyul yang sangat dicarinya. Tak masalah jika dia menjadi nyamuk nantinya.

" Moonbyul?"

" Iya. Nanti Kak Moonbyul ikut kan?" Tanya Jennie lagi.

" Kamu mau Moonbyul ikut ya?" Tanya Jisoo merasa keberatan sembari bersandar di kursi.

Jennie mengangguk cepat.

" Okee, itu bisa di pikirin hanya kalau dia mau, Oke?"

" Oke." Jennie memperlihatkan jempolnya.

' Tentu aja aku gak akan bertanya sama Moonbyul.' Batin Jisoo yang tentu tak ingin di ganggu nanti.

" Aku akan tanya sama dia nanti."

Jennie lagi-lagi menggangguk.

" Kalau gitu... Aku minta nomor kamu." Jisoo segera memberikan hp-nya kepada Jennie yang tentu saja langsung memasukkan nomornya.

Setelahnya pun Jennie merasa lebih bersemangat karena itu artinya dia akan mendapatkan lebih banyak hal seperti foto-foto, atau mungkin lebih banyak lagi nantinya. Bisa sajakan Jisoo banyak memposting tentang Moonbyul di WA, begitu pun sebaliknya? Jennie akan mencoba mencari tahu nomor WA Moonbyul namun tidak dari Jisoo agar tidak terjadi salah paham nantinya.

Ddrrtttt...!!

" Itu nomor WA aku. Tolong simpan.." Jisoo tersenyum dengan ramah kepada Jennie yang juga balas senyum.

" Namanya dikasih siapa?" Tanya Jennie tersenyum senang.

" Sayang juga boleh." Jawab Jisoo.

*

Jam pulang berbunyi sekarang, piket hari ini adalah Seulgi, Jennie, Rusli, dan Bara,yang membuat mereka berlima harus tertahan di kelas.

" Gue udah hapus papan tulis. Kerjaan gue selesai ya.." Bara dengan sifatnya yang malas pun kabur dari kelas begitu juga dengan Rusli, mereka berdua terdengar tertawa.

" WOIII...!!" Teriak Seulgi namun mereka berdua sudah keburu kabur.

" Mending lo pulang duluan, lagian Lo pingsan tadi pagikan? Gue bisa sendiri." Ujar Seulgi.

" Enggak.." Jennie dengan nada lemahnya membuat Seulgi tentu saja menoleh memperhatikan wajah Jennie yang terlihat pucat.

Seulgi mendekat, dan menjauhkan sapu dari tangan Jennie.

" Lo enggak apa-apa?"

" Gue enggak ada makan tadi pagi. Waktu istirahat juga enggak.."

" Lo enggak ada sarapan dari rumah? Nyokap lo gak bikin lo sarapan?" Tanya Seulgi sedikit khawatir karna Jennie yang terlihat begitu lemas.

Jennie menggeleng pelan.

Seulgi mencari sesuatu di dalam saku roknya dan mendapatkan coklat.

" Duduk dulu.."

Jennie pun duduk di salah satu kursi.

Seulgi membukakan bungkus coklat itu dan menyuapkannya pada Jennie yang langsung mendongak padanya.

Seulgi terpaku pada pandangan kucing Jennie yang menurutnya begitu manis memandangnya.

Jennie membuka mulutnya besar dan menghabiskan coklat dari tangan Seulgi setengah dalam sekali suap karena perutnya yang memang merasa sangatlah lapar.

Pupil mata Seulgi melebar.

' Tatapan mata terseksi yang pernah gue lihat.. Oh tuhan.. Kenapa jantung gue jadi kayak gini? N-nyokap..'

Dag!Dag!Dug!

" Boleh gue habisin?"

" Apa? Boleh... Boleh.." Jawab Seulgi segera memberikan sisa coklat pada Jennie yang menerima, dan segera memakannya habis.

" Makasih ya... Orang yang deket sama lo pasti beruntung banget." Puji Jennie yang sebenarnya mengkode pada Lisa. Karna satu-satunya yang dekat dengan Seulgi ya Lisa.

Seulgi tertawa sembari menggaruk tengkuk belakangnya, " Hah, emang?"

Jennie tersenyum manis.

' Baru kali ini ada yang muji gue sehebat itu. Ah gila..!! Gue harus tanya sama Nyokap gue apa artinya perasaan aneh ini..' Batin Seulgi berbunga-bunga sembari menatap wajah Jennie yang membuatnya merasa bersemangat tiba-tiba.

" Makan di warteg yuk, gue yang traktir." Ajak Seulgi.

" Boleh." Balas Jennie yang memang sudah merasa sangat lapar sekalian dia ingin mencari tahu tentang hubungan antara Lisa, dan Seulgi.

Pembicaraan akan mengalir begitu saja dan Seulgi akan mengungkapkan kebenaran yang telah dicari-cari oleh Jennie, yaitu kebenaran hubungan Seulgi dengan Lisa.

Crush On You|| LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang