Chapter 25

944 119 16
                                    

Jimin mengelus lembut kepala Taehyung yang kini sedang berbaring di pangkuannya. Anak itu hanya menatap kosong langit-langit ruang tamu rumahnya. Kedua sudut matanya masih tersisa air matanya saat dia menangis tadi.

"Kau sudah tenang, Taehyung-ah?" tanya Jimin.

"Setelah delapan tahun, mungkinkah aku sudah bisa tenang, Jimin-ah? Delapan tahun aku jalani tanpa ada dia di sekitarku. Delapan tahun aku merindukan sosok yang terakhir kali mengatakan kalau dia membenciku. Lalu setelah delapan tahun, kami bertemu lagi. Dan dia semakin menekankan kebenciannya padaku. Hari ini.. hari ini aku melihatnya begitu lemah, begitu putus asa. Kenapa ini terjadi disaat kami tidak akan bisa bersama, Jimin-ah?"

"Taehyung-ah, kau tidak bertanya dari mana dia mengetahui tentang kecelakaan Yeonjun? Dan kau bilang dia bahkan mengetahui kalau akhirnya Yeonjun ikut denganmu ke Busan. Apakah dia menyewa seseorang untuk mencari tahu tentangmu?"

"Jika itu benar, apakah aku harus bersyukur atau tidak? Bahkan saat ini aku tidak bisa menerjemahkan apa yang aku rasakan setelah dia mengetahui tentang kecelakaan Yeonjun. Apakah aku lega karena dia perlahan menghilangkan kebenciannya? Atau justru aku akan semakin sedih karena situasi ini? Kau tahu, Jim. Apapun keadaannya saat ini, itu tidak akan menguntungkan untukku. Itu tidak akan mengubah apapun. Jungkook hyung... Dia akan tetap menikah dengan Nona Eunha. Aku tidak bisa melawannya, Jimin-ah. Nona Eunha adalah obat dari luka yang terjadi delapan tahun yang lalu. Nona Eunha yang membuat Jungkook hyung semangat untuk melanjutkan hidup."

"Jika Eunha memang sebaik itu, haruskah aku datang menemuinya, Taehyung-ah? Aku akan mempengaruhi hati dan pikiran baiknya agar dia bisa melepaskan Jungkook untukmu."

Taehyung menggeleng pelan. "Jika itu kau lakukan, aku sendiri bahkan yakin kalau Nona Eunha akan melepaskan Jungkook hyung. Tapi... Bukankah itu tidak adil baginya, Jimin-ah? Dia yang sudah menemani Jungkook hyung selama ini. Ini yang membuatku dan bahkan Jungkook hyung berat melangkah, Jim. Nona Eunha terlalu baik. Dia tidak pantas untuk disakiti."

"Situasi ini semakin rumit setelah Jungkook mengetahui tentang kecelakaan Yeonjun. Aku harap ada akhir yang bahagia untuk kalian bertiga, Taehyung-ah."












.
.
.
.
.








"OPPA!!!"


Somi berteriak saat Jungkook oleng dan menyenggol guci hingga jatuh dan pecah. Jungkook hanya melihat pecahan guci yang sudah berserakan di lantai itu dan melanjutkan jalannya yang sudah sempoyongan ke sofa. Somi menggapai tubuh Jungkook dan dibantunya untuk duduk di atas sofa, dan Jungkook memilih bersandar di sandaran sofa.

Tuan dan Nyonya Jeon keluar dari kamar dan kaget melihat pecahan guci yang berserakan di lantai, ditambah kondisi Jungkook yang terlihat sangat kacau sekali. Tercium aroma alkohol yang pekat sekali.

"Jungkook, apa yang terjadi padamu, Nak? Kenapa kau pulang dengan keadaan kacau begini?" tanya Nyonya Jeon dengan mendudukkan dirinya di samping kiri Jungkook.

Jungkook tidak menghiraukan pertanyaan Nyonya Jeon. Dia hanya memijat kepalanya yang benar-benar pusing.

"Pak Han, apa yang terjadi? Kau menjemput Jungkook?" tanya Tuan Jeon pada Pak Han, sopir pribadi Nyonya Jeon.

"Tadi Tuan Muda menghubungiku, Tuan. Dia bilang dia sedang berada di bar dan sepertinya dia akan mabuk dan tidak akan bisa mengendarai mobil. Lalu aku datang untuk menjemputnya."

"Apa yang sebenarnya terjadi padamu, Jungkook? Appa tau bagaimana tingginya toleransimu terhadap alkohol. Bahkan biasanya kau mampu meminum alkohol langka dengan kadar yang tinggi sekalipun. Lalu kenapa kau mabuk sampai kacau begini?"

HATE YOU [KOOKV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang