01 - Golden Wall

69 10 6
                                    

Langkah kaki terketuk secara teratur di lantai marmer yang berkilau. Seorang pria berambut navy blue seleher tersenyum tipis dengan tangan kanannya yang sibuk menggoyang-goyangkan highball glass berisi jus stroberi yang tinggal sisa setengah. Mawar-mawar di tamannya hari ini merekah indah secara bersamaan. Namun, entah dari mana datangnya, angin yang cukup kencang tampaknya berminat untuk memainkan jubah putih berlambang sekuntum mawar di tengah-tengah punggungnya dengan serampangan.

"Seseorang akan segera datang."

Begitu jus stroberi terteguk seluruhnya, langkah kaki yang dihentak-hentakkan di lantai marmer terdengar semakin dekat. Pria itu sepertinya tahu siapa yang akan datang menghampirinya. "Elzha...."

"GERALD!!"

Sang pria reflek berbalik dan tersenyum lebar begitu mendapati wanita berambut scarlet panjang menghampirinya sambil mengangkat gaun tinggi-tinggi. Walau menggunakan gaun indah nan elegan, hal itu seperti tidak dapat menutupi rasa tergesa-gesa yang menguar darinya. Wanitanya tidak bisa tenang seperti sebelumnya.

"Selamat datang, love. Ada apa?"

Elzha lantas menurunkan gaun dan menatap pria di hadapannya dengan tajam. "Apa kau yang sudah merusak Golden Wall di pantai dekat istana kita? Aku menemukan kalung mawar milikmu. Ini...."

Senyum lebar Gerald pun segera lenyap setelah dirinya menerima kalung dari tangan Elzha. Secara reflek highball glass di tangan kanannya merosot jatuh di lantai marmer. Ekspresi senang karena Elzha datang langsung terganti dengan kemarahan yang terbalut oleh ketakutan. "A-apa? Golden Wall dirusak?! Itu tidak mungkin! B-ba-bagaimana bisa?! Tidak. Elzha, itu tidak mungkin terjadi! Jangan lagi...." Wajahnya yang cerah bersinar bahkan langsung memerah padam. Keringat menetes dari pelipisnya dan suara Gerald terdengar bergetar di telinga Elzha. Pria itu sontak terduduk dengan ekspresi syok yang muncul ke permukaan.

Elzha lantas memeluk tubuh Gerald yang sudah terduduk dengan pecahan highball glass di sisi kanan tubuh pria itu. Dia menghela napas panjang dan mengeratkan pelukan karena merasa sesak ketika melihat prianya tumbang lagi.

Sudah tujuh tahun sejak Prince Alba hidup kembali, hampir semua wilayah di Pulau Elluna berubah menjadi Nineteen Area, terutama wilayah Kerajaan Lavenrose.

Nineteen Area adalah julukan khusus dari rakyat Kerajaan Lavenrose yang memiliki arti 'hidup dan mati rakyat Kerajaan Lavenrose tergantung kepada angka sembilan belas.'

"Elzha, ada satu mantra untuk menghancurkan Golden Wall di Nineteen Area yang memiliki sembilan belas kata dalam satu kalimat. Mantra itu tertulis jelas di buku karya seorang penyihir hitam bernama Max Thunder. Bisa dirapal dengan cepat, tetapi tidak semua orang bisa mengingat mantra itu setelah sembilan belas jam. Untuk bisa merapal mantra dengan benar, dibutuhkan setidaknya sembilan belas pembaca mantra yang fokus. Jika tidak, walau mantra berhasil dirapal, efeknya tidak akan merusak sampai parah. Namun, walau begitu ini artinya mantra penghancur Golden Wall sudah mulai bisa dibaca. Aku sempat memiliki buku itu, hanya saja... buku itu menghilang ketika kubawa bepergian keluar dari istana. Hari itu aku lengah dan kehilangan kesadaran setelah masuk ke dalam wilayah Stormhigh Guild. M-maafkan aku...."

Elzha langsung melepaskan pelukan, "Apa kau sudah kehilangan akal, hah?! Untuk apa kau pergi ke sana sendiri? Untuk apa, Gerald? Untuk apa!" Air mata Elzha turun disaat ia menguncang-guncangkan tubuh Gerald yang bergetar karena ketakutan.

Stormhigh Guild adalah sebuah serikat sihir baru yang didirikan oleh Jane Myria dengan persetujuan dari Luke Thunder setelah Thunderlow Guild dinyatakan bubar tepat setelah Nineteen Area muncul. Serikat sihir ini didirikan demi tujuan mengumpulkan sembilan belas buku sihir yang bisa digunakan untuk membuka gerbang dunia lain menuju Nineteen Area yang tersebar di seluruh wilayah Pulau Elluna.

Nineteen Area (THE END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang