"Dari semua orang yang ada di Stormhigh Guild, mengapa kau hanya membuat mereka berempat saja yang masuk ke dalam labirin ilusi milikmu?"
Artemis tersenyum kecil, kemudian menatap Ichi yang terlihat penasaran.
"Mereka punya keterikatan satu sama lain. Mungkin kau tidak akan bertanya jika orang yang masuk ke dalam labirin itu hanyalah Arion, Vyache, dan Justin. Namun, ketika kau melihat Luke, tiba-tiba ada pertanyaan muncul di benakmu. Aku benar?"
Ichi mengangguk pelan. "Jadi, atas alasan apa Anda membuat Luke masuk ke dalam sana? Awalnya Anda bilang hanya akan membuat tiga 'pendatang' itu yang masuk, kenapa sekarang Luke juga ikut?"
Ya, pada rencana awal, Artemis tidak punya niatan sama sekali untuk mengikutkan Luke dalam jebakan itu, tetapi setelah melihat semua kekacauan yang sudah telanjur terjadi, ia jadi tertarik untuk mengikutkan Luke dalam permainannya.
Luke punya satu alasan bagus yang membuat Artemis 'melihatnya'.
"Bisakah kau mengembalikan semua sihirku seperti semula? Kau sudah kelewat batas, putri Leto. Jika kau membalaskan dendammu seperti ini, kau sama saja seperti Hera di masa lalumu."
Ah, ya, setelah Lyvia mendapatkan penolakan dari Guren untuk bergabung dengannya, dewi pemburu itu kemudian menarik semua sihir Guren menggunakan kekuatan sucinya. Tidak hanya itu, dia juga mengikat Guren menggunakan sulur tanaman yang sudah diberi mantra agar tidak bisa dilepas tanpa persetujuan dari Artemis.
"Jika saja kau tidak menolak keinginan Lyvia, kau tidak perlu kuikat seperti ini."
Guren berdecih, lantas terkekeh pelan. "Hanya karena aku menolak tawarannya, kau sampai turun tangan untuk menghukumku? Wah! Luar biasa! Apakah masih pantas bagimu untuk mendapatkan julukan sebagai salah satu dari duabelas dewa-dewi penting di Olympus itu? Kau kekanak-kanakan sekali. Jika seandainya Dewi Leto tahu anaknya berlaku seperti ini, mungkin dia akan kecewa padamu."
Artemis mendelik karena merasa cemoohan Guren mengusik harga dirinya. Setelahnya, tanpa kata dan hanya merapal mantra sambil menunjuk ke arah sulur yang mengikat Guren, detik berikutnya terdengarlah teriakan Guren yang 'cukup keras' di telinganya.
"Peraturan pertama, jangan sakiti ibuku. Peraturan kedua, jangan permainkan Foebus. Peraturan ketiga, jangan hina Florios. Peraturan keempat, dendam harus dibalaskan. Jika ada yang melanggarnya, tinggal tunggu saja diriku untuk turun tangan memberi hukuman."
Ichi menatap ngeri kemarahan Artemis yang membuat dewi itu menorehkan luka di tubuh Guren. Bukan hanya kehilangan sihir, sekarang pria itu juga mendapatkan siksaan mengingat sulur tanaman yang mengikatnya adalah jenis sulur tanaman yang berduri.
"Ekhem, aku ingin mengganggu kegiatan kalian. Apa boleh?"
Ichi dan Artemis sontak menoleh ke arah suara, mereka mendapati Jayden dan Akira dengan Elzha yang menatap tajam ke arah Artemis.
Elzha dengan kemarahan yang menguasai dirinya sontak menampik telunjuk Artemis yang mengarah ke Guren, lalu menatap dewi itu dengan tajam. "Jangan sakiti temanku!"
Dengan tangan kosong, Elzha menarik paksa sulur di tubuh Guren. Walau kedua tangannya berdarah, dia tidak peduli sama sekali.
"Kau ada di sini bersama dengannya, Ichi. Kenapa kau diam saja saat melihat teman satu serikatmu disiksa? Jika teman Serikat yang lain melihat Guren seperti ini, mereka pasti akan langsung bertindak tegas."
Ichi menunduk hingga rambut hitam pendeknya menutupi wajah. Gadis tampan itu tidak bisa berkata apa-apa. Satu sisi Artemis adalah dewi yang dia puja, sisi lainnya adalah teman-teman yang selama ini ada untuknya. Dia tidak tahu harus apa sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nineteen Area (THE END) ✔️
Fantasi🥉Juara 3 First MWC Navi Publisher ........ Nineteen Area adalah sebuah wilayah terkutuk di Pulau Elluna. Semua hal tentang tempat itu aneh dan tidak masuk akal. Namun, ketika tanggal sembilan belas tiba, keadaan Nineteen Area kembali normal sepert...