4. Sama-Sama Di tinggal

61 5 0
                                    

Sheza masih mengemasi buku-buku nya yang terbilang masih cukup berantakan di meja nya. ia juga tak henti untuk menghitung ulang buku-buku miliknya. takut tertinggal.

"Za, aku duluan ya? Ayah ku udah jemput. Bye Za!" Zaskia pergi meninggalkan Sheza sendirian di kelas, terlihat sangat buru-buru sekali temannya itu. Mungkin ada urusan atau hal lain semacam nya.

Setelah dirasa tidak ada yang tertinggal, Sheza pun keluar dari kelas nya.

Tetapi, belum sempat ia berjalan jauh  terdapat suara teriakan yang memanggil nama nya. Lantas, Sheza pun membalikkan tubuh nya agar bisa melihat siapa yang meneriaki nama nya

"Gak usah teriak-teriak Nath, disini bukan hutan." tegur Sheza

Natha hanya senyum setelah mendengar teguran dari temannya itu "Za, bareng yuk. sekalian supaya aku tau rumah baru kamu"

"Gak! Sheza bareng gua"

"Kak Juan?"

"Sheza sama gua aja pulang nya."

"Apaan sih bang, gua duluan yang ajak Sheza bareng. Lo jangan main rebut aja dong!" kesal Natha

"Udah, gak usah beradu argumen disini" Sheza menoba untuk melerai perdebatan kedua pria yang ada di hadapannya ini

"Tentukan dengan suit, deal!?" tantang Natha yang masih melanjutkan pembahasannya bersama Juan

Juan menampilkan smirk nya lalu mengangguk "bocah, oke deal!"

"Ya ampun" lelah sudah, Sheza sudah lelah dengan perdebatan ini. dirinya pun pergi dengan perlahan tanpa sepengetahun kedua orang yang tengah adu suit itu tentu nya

"Bisa lain kali, pr ku lebih penting" batin Sheza 

"YEY! GUE MENANG!" seru Juan yang membanggakan kemenangannya

Natha menghela nafas nya berat, pasrah akan nasib nya "Aku pamit duluan ya Za, LOH!? ZA? Sheza!?"

"Ck! Gara - gara lo sih bang!" sebal Natha

"Kok gua!?"

"Aturannya tadi Sheza udah balik bareng gue, tapi lo malah jadi penghalang"

"Lagian, lo siapa nya Sheza sih Nath?. gue liat, tadi pagi juga lo deket banget ke Sheza"

"Aku teman masa kecil nya Sheza, dulu aku sama dia sempat pisah karena Sheza nya pindah rumah. aduh, panjang deh cerita nya, lain kali ku ceritain."

"Oke, ku pegang ucapan mu barusan. Yaudah, pulang sana. hati-hati di jalan, maaf karena udah buat keributan kaya tadi."

Natha mengangguk faham "santai aja bang."

"Nath, Sheza itu mudah berbaur dengan orang-orang di sekitar nya gak?"

Natha mengangguk dengan antusias "Sheza gampang berbaur bang, mudah banget untuk siapa aja bisa berteman sama dia"

"Kamu suka sama Sheza? kok senyum-senyum begitu, pas jelasin tentang Sheza"

"Ngga, tapi bang Juan harus tau. 1 hal yang bikin Sheza marah dan burunjung perang dingin adalah...."

"Apa?"

"Ciee kepo ya?"

Plak!

"Aw! Ssst, sakit tau bang. duh" rintih Natha yang merasa kesakitan, ia mengusap lengan nya yang terkena pukul oleh Juan tadi.

"Salah sendiri, buruan yang bener. reflek ku emang kadang begitu, susah di atur"

"Iya iyaa. Sheza gak suka sama orang yang gak tepatin janji nya. dalam hal sekedar ketemuan atau hal apapun itu, yang masih berkaitan dengan kata janji. dia pernah bilang ke aku, kalau dia juga lumayan benci dengan yang nama nya janji. Aku pun tak tau, hal apa yang membuat Sheza bisa benci dengan hal itu"

"Oh, oke deh. Thanks info nya, gue balik duluan, ada pr biologi" Juan meninggalkan Natha begitu saja

"Yeu, giliran pas udah dapet jawabannya. gue ditinggal" sungut Natha

Tak lama, Natha pun melanjutkan langkah nya menuju parkiran lalu pergi meninggalkan pekarangan sekolah dengan motornya


































"Gue harus dapetin tu cewe"

--oo0oo--

TBC

My Crush! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang