12. Cafe

23 4 0
                                    

Typo? Maklumin yaw. semoga kalian suka :>

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hari pun berganti suasana, matahari sudah berganti tugas dengan bulan.

Begitu pula dengan dua teman yang saling bekerja di shift malam mereka berdua di Cafe tersebut, Cafe ini terbilang cukup besar dan luas juga

Banyak nya orang yang datang dan pergi melalui pintu Cafe, melayani meja sana dan sini. sungguh banyak.

mereka berdua sudah mulai terbiasa dengan pekerjaan itu. Jika bukan karena bekerja, mereka mendapatkan uang dari mana? yakan. dan jangan lupakan, mereka berdua juga adalah pelayan yang paling termuda diantara orang-orang yang bekerja juga disini--Cafe--

"Sheza, antarkan pesanan ini di meja nomor 17"

"Baik" Sheza pun melaksanakan perintah dengan cepat dan benar. berhati-hati dalam membawa makanan dan minuman yang berada di atas nampan yang sedang ia pegang ini

"Permisi kak, ini pesanan nya" ucap Sheza dengan tutur kata yang sopan dan disertai oleh senyuman nya

"Iya, terimakasih"

Sheza mengangguk dan kembali ketempat nya, ia menyempatkan untuk duduk di kursi sejenak. Cafe begitu ramai sehingga waktu istirahat hanya sebentar bagi pelayan yang ada disana

"Minum dulu"

"Thanks" Sheza pun meminum air putih yang diberikan oleh teman kerjanya sekaligus teman sekelasnya, dia adalah Faqih.

"Sebentar lagi kayak nya Cafe udah mau tutup. Sudah hampir jam sembilan malam, dan kita pulang jam sembilan lebih tiga puluh menit"

Sheza mengangguk faham "iya, tapi kita perlu melayani anak dari sang pemilik Cafe,  dengar-dengar sih begitu"

"Bukannya datang besok?"

"Tak tau, yasudah. kita kerja lagi, nanti kalau santai-santai terus, kena marah pula kita"

"Iya, semangat Za"

"You too"

••⏳••

(Di sisi lain)


"JUAN!! JADI PERGI GAK SIH!? LAMA BANGET" pekik Tasya yang sudah menunggu Juan begitu lama, sudah dari tadi dirinya menunggu di depan rumah bersama mobil kesayangannya. Namun adik nya malah lambat.

Mereka berdua akan pergi kesuatu tempat yang sudah di janjikan, namun karena Juan yang lama bersiap. Alhasil mereka berdua belum berangkat sejak tadi

"Sabar sih, bawel amat kak" ujar Juan yang sembari menghampiri kaka nya

"Sabar sibir sabar sibir, dah 20 menit tau gak?"

"Udah ayo"

"Yang nyetir siapa Ju?"

"Ya kaka lah, masa aku? mau ku ajak untuk jemput ajal?"

"Ya nggak lah, gila aja lo" Tasya masuk ke dalam mobil terlebih dulu dan barulah Juan yang ikut masuk kedalam mobil.

Terjadi keheningan diantara mereka berdua dan hanya suara mesin mobil saja yang terdengar

"Ju" panggil Tasya untuk memecahkan keheningan

"Hm"

"Muka nya kusut banget, ada masalah?"

"Gak ada"

"Halah, gak usah bohong lo. Lo tu adek gue, yang manja, nyebelin, dan masyaallah banget pinternya."

Juan menghela nafas nya berat, ia tak tau harus berbuat apa. haruskah dirinya cerita tantang kejadian tadi pagi? atau jangan?

My Crush! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang