16. Keluarga.

30 4 0
                                    

Typo bertebaran...

.
.
.
.
.
.

"Kak, ngapain kesini sih?"

"Bosen di rumah, mending ke taman ini aja. duduk Ju, nanti kaki kamu bisa pegal loh, kalo berdiri terus"

Juan menuruti perkataan kaka nya, ia duduk bersebelahan dengan Tasya yang sekarang sedang menikmati bintang yang bertebaran dan mengkilau di atas lagit sana.

Suana malam adalah kesukaan Tasya. tentu saja di tempat yang luas, udara sejuk, ketenangan dan sinar rembulan juga. sebagai pelengkapnya

Juan juga menyukai hal yang sama, namun dirinya lebih tertarik pada buku nya. dulu, saat usia nya masih 7 tahun. Juan serta anggota keluarga inti, sering sekali untuk pergi ke taman ini.

Mereka kesini dengan alasan bosan di rumah atau hanya ingin menghabiskan waktu untuk keluarga. Family time.

"Ju, kalau di fikir-fikir... kangen juga ya, sama suasana dulu. kumpul bareng mama dan papa, foto-foto gak jelas, nonton bareng dan lain sebagainya" Ucap Tasya secara tiba-tiba

"Hm, iya. mama papa lagi sibuk, jadi kita gak bisa ganggu mereka. serindu-rindu nya kita tentang suatu hal, kita gak boleh memaksakan keadaan-nya kak" Balas Juan

Tasya mengangguk, ia mengusap mata nya yang terasa panas. jujur, dirinya sangatlah rindu akan moment ber-harga yang sebenarnya sangat ia harapkan untuk terjadi kembali

"Kakak nangis?" Tanya Juan yang melihat Tasya terus menerus mengusap mata nya sejak tadi

"Nggak kok Ju"

"Dih alay lu kak, bilang aja nangis. sok kuat lo di depan gue. udah jangan nangis, nanti aku ke-ikut nangis" Cetus Juan lalu memeluk kakak nya dari samping

"Maaf ya"

"Untuk?"

"Kakak belum bisa jadi kakak yang baik buat kamu Ju, maaf--"

"--shht, jangan di terusin. kakak itu kakak yang terbaik untuk aku, kakak yang ngerti aku, selalu ada buat aku, orang yang termasuk ngurusin aku dan sayang sama aku, yakan? malahan harus nya aku yang minta maaf ke kak Tasya. karena malah jadi beban kakak"

Tasya tersenyum haru pada adik nya "Mau gimana pun kan kamu adek aku, jadi walau beban.... gak bakalan ku anggep betul-betul beban aku, lagi pula aku jadi tambah semangat dan belajar banyak dari kamu, Juan" Tasya mengelus kepala bagian belakang Juan dengan lembut

Juan menampilkan senyum lucu miliknya, dirinya tersenyum lebar selayak nya anak kecil yang merasa senang karena mendapatkan sesuatu yang ia sukai

"Untung kamu gak Fobia gelap ya Ju"

"Iya, kalo aku Fobia. udah pingsan dari tadi kak, lagian ni taman tumben-tumben nya minim cahaya"

Tasya mengangguk setuju, "Tapi walau minim cahaya, kamu tetep keliatan ganteng kok dek"

"Bisa ae lo kak"

Dan terjadilah keheningan dalam sekejap. mereka fokus menatap langit malam yang terlihat sangat indah di malam ini.

"Ju, kalau dari apa yang kakak liat. Sheza itu kayak nya suka deh sama kamu"

"Kok gitu?"

Tasya menghela nafas nya perlahan dan berfikir sejenak. "Gak tau, pancaran mata dia sih nunjukin nya begitu"

"Perasaan kakak aja kali, Sheza biasa aja tuh kalau ada aku. kalau kata Rangga, Sheza sama Zaskia tuh cewek aneh"

"Lah? kenapa bisa aneh?"

My Crush! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang