22. Break Up.

35 4 1
                                    

09.31

"Cepat, cepat, cepat!" gumam dari anak laki-laki yang sedang berlari di koridor sekolah untuk menghampiri kelas lain.

Langkah nya begitu terburu - buru, manik mata nya pula seakan mencari dimana keberadaan seseorang. ia memberhentikan langkah nya dikala dirinya sudah sampai di kelas yang dia tuju sejak tadi

"Eh, dek. liat Sheza?"

"Oh Sheza, dia hari ini gak sekolah kak Ju" jawab dari salah satu siswi yang diketahui sebagai, teman sekelas Sheza

"Faqih? Zaskia? dimana mereka?" tanya Juan bertubi tubi

"Maaf ya kak Juan, aku juga kurang tau tentang mereka.... ketiga nya sama-sama gak masuk sekolah kak, hari ini" ucap siswi tersebut

Juan mengusap wajah nya frustasi. "Oke, makasi ya"

Siswi itu pun mengangguk lalu melenggang pergi, untuk ke kantin.

"Ju, gimana?"

Juan menoleh. "Mereka gak masuk sekolah, jadi gimana ini Mot?? gue gak bisa berfikir lebih jauh lagi"

Ramot mengusap bahu Juan untuk menenangkan temannya. "Gapapa, pelan-pelan aja Ju. ada gue sama Rangga untuk bantu cari info, semalem gue udah jelasin juga ke tuh anak tentang lo. jadi tenang aja, oke?"

"Thanks"

--••--

Sepulang sekolah, Juan kembali pergi terlebih dulu dari yang lainnya. tentu saja hal itu membuat seisi kelas menjadi bingung, tak seperti biasanya Juan pergi duluan dari yang lainnya.

"Mot, gue khawatir ama tu anak. susulin ayo, dia keliatan kayak mau bunuh orang" desak Rangga

Tanpa berbasa basi, Ramot serta Rangga pun menyusuli Juan.

"Tuh kan, gue bilang juga apa" celetuk Rangga, lalu dia berlari untuk menghampiri Juan lebih dekat.

"Woi, Juan! Juan berhenti. udah, jangan ribut disini anjir" lerai Rangga yang menengahi antara Juan dan Natha

"APA!? GARA-GARA RENCANA GAK MASUK AKAL DAN DISERTAI GUE YANG BODOH INI, GUA SAMA SHEZA BENER-BENER HANCUR, RANGGA!!"

BUGH!

Satu pukulan keras mengenai rahang Juan. Siapa pelaku nya? tentu saja jawabannya adalah Rangga "Gua tau lo lagi gak baik-baik aja, tapi jangan bertambah bodoh lagi Juan!" bentak Rangga.

Juan mengepalkan tangan nya kuat lalu pergi dari sana.

"Wei, yang lain bubar." Ujar Ramot dengan dingin nya, para siswa dan siswi lain yang melihat kejadian itu pun kini membubarkan diri untuk kembali fokus pada tujuan awal mereka masing-masing

Mico menghampiri Natha lalu membantu nya untuk kembali berdiri.

"Nasib baik lo gak mati di tangan Juan yang kesetanan kayak tadi, tapi bagus juga sih, karya yang Juan buat di wajah lo" Sarkas Rangga, ia menampilkan smirk nya lalu pergi dari depan kelas XI IPS 1

"Dasar gila" timpal Ramot lalu dia pun menyusul Ramot

Natha menundukkan kepala nya, ini benar-benar di luar dugaan nya. dia fikir tak akan sampai separah ini, namun ternyata takdir berkata lain.

"Nath, ubah diri lo. jangan lakuin hal yang begini lagi. Ayo ke UKS dulu, obatin muka lo. muka lo jadi tambah parah lagi, lebam yang kemarin belum pudar ini malah ujung bibir lo berdarah"

Natha mengangguk kaku. dirinya tak tau harus berbuat apa sekarang, jujur. Natha juga sama hal nya seperti Juan.

Dia mencari Sheza kesana kemari, di rumah Zaskia ataupun Faqih sekaligus. namun mereka bertiga begitu kompak, bersembunyi di tempat yang sama sekali tidak diketahui oleh teman mana pun

My Crush! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang