6. Jalur Ordal?

45 4 0
                                    

Hari kembali berganti dan waktu terus berjalan.

Terdapat anak laki-laki yang sedang tekun membaca buku di kelas nya. Jam menunjukkan pukul 07.05

Terlalu pagi untuk berangkat sekolah bagi para anak laki-laki lainnya. namun yang satu ini berbeda, dirinya berangkat pagi dan mengawali pagi dengan belajar

Setelah selang beberapa lama ia sendirian di kelas, akhir nya ada 1 teman nya yang datang untuk menemani

"Anjay, pagi banget lo dateng nya Ju"

"Memang nya gak boleh?, lagi pula hari ini ada ulangan harian jadi harus belajar. oh ya, tugas Seni Budaya udah di kerjain belum Mot?"

"Lah!? baru inget gua... ada pr Seni Budaya, duh. Gimana ini Ju!?" Ramot mulai sedikit panik, ia baru ingat kalau dirinya belum mengerjakan pr

"Ya mana ku tau. kerjain aja sekarang. makanya, kalau ada pr itu sore nya langsung di kerjain. Supaya waktu luang nya jadi tambah banyak"

Ramot segera membuka bukunya lalu mulai mengerjakan tugas "Ju, liat buku lo sih. Please"

"Gak, gak ada! enak aja. gua ngerjain nya aja aga susah"

"Yaudah, ada di halaman berapa aja pak Juan?"

"Di sekitaran 126 atau 128" jawab Juan lalu kembali membaca buku nya

"Tengkyu Juwan"

"Hm"

"Ju, menurut lo. Sheza itu gimana?" Ramot memulai pembicaraan lagi, namun kali ini dirinya sembari mengerjakan tugas

"Gimana apanya?"

"Ya gitu deh, baik atau apakah gitu"

"Gak jelas lo"

"Serius jir!"

Juan menutup buku nya lalu berdiam diri sejenak "gue belum terlalu deket sama dia, yang gue tau baru beberapa aja. Lagi pula gue gak mau seberapa deketin juga"

Ramot menatap Juan dengan spontan "maksud lo?"

"I don't know"

"Lo gimana si, kok gak tau"

Juan berdecak sebal sebab ucapan temannya itu "Basing gua lah."

"HALO GES!" pekik Rangga yang tiba-tiba sudah berada di antara mereka berdua

"Berisik"

"Lagi bahas apaan sih?"

"Bahas Sheza" bisik Ramot

"Oh, ikut dong. dan gua mau ajak kalian juga mikir" ujar Rangga

"Apaan?" tanya Ramot dan Juan bersamaan

"Kok bisa ya? mereka kelihatan biasa aja waktu kita ada di hadapan mereka? mereka gak suka dengan salah satu dari kita kah? hm, itu buat gue jadi makin penasaran sama tuh dua cewe"

Juan dan Ramot saling bertatapan sejenak lalu mengidikkan bahu nya

"Tapi gua dah tau, siapa sumber informasi yang paling ampuh bagi kita kalo mau deketin mereka" jawab Juan

--oo0oo--

"Za"

"Oit"

"Kita keliatan banget gak sih, muka-muka orang demen kak Juan sama kak Rangga" bisik Zaskia

"Gak tau, mungkin iya. harus lebih biasa aja" balas Sheza, lalu dibalas dengan anggukan oleh Zaskia

"Kia, kamu beneran masih suka sama kak Rangga?"

"Za, kita udah temenan lama loh. masa kamu gak percaya?"

"Aku percaya, tapi... aku takut. Takut sakit hati sama perlakuan kak Rangga. suatu saat." lirih Sheza dan menatap Zaskia dengan tatapan yang penuh akan rasa takut yang ia miliki

Zaskia mengelus pundak Sheza, guna untuk menenangkan Sheza "Aku tau, tapi. semua orang bisa berubah kan? kak Rangga juga bisa berubah kok Za, percaya deh"

"Iya, semoga aja. kak Rangga bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik"

Kriiing kriiing

Bel masuk telah terdengar ke seluruh bagian sekolah. Mereka akan memulai pelajaran sesuai jadwal yang tertera di depan kelas.

"Selamat pagi anak-anak" sapa sang guru yang baru saja memasuki kelas XI IPA 3

"Selamat pagi bu!"

"Mari kita mulai pelajaran kita, lanjutkan materi minggu kemarin ya. Bab 4" Guru itu pun mulai menerangkan tentang isi bab tersebut di depan murid lainnya.

"Sampai sini faham?" tanya sang Guru

"Faham!"

"Oke, kerjakan soal-soal yang ada di halaman sebelah nya ya. saya ada urusan dengan guru-guru yang lain, kalian jangan ribut"

"Baik bu!" Guru itu pun melenggang pergi meninggalkan kelas

Sepeninggalannya sang guru, kelas pun sedikit riuh. Ntah apa saja yang mereka bahas, yang jelas. Ada banyak

"Kia"

"Iya?"

"Ada rencana untuk fotbar sama crush sendiri gak?






















-☆-

TBC

My Crush! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang