BAB 5 RAHASIA CASIUS (2)

7.2K 1K 30
                                    

Uhuuk!! Sorry kemaleman! Gw ketiduran, heheh :)

Vote and comment, please! Kalo boleh, follow juga kiw~

Typo tandai!

.

.

Jauh sebelum Casius disebut sebagai 'bajingan', ia telah terkenal dengan satu panggilan.

Anak Terkutuk.

Casius memejamkan matanya.

"Juga, Anda benar, Duke... Saya memang Anak Terkutuk."

Arsland terbelalak. Iris biru gelap miliknya bergetar. Ia tak ingin melihat, namun tatapannya tak bisa berpaling dari tubuh Casius.

Siluet ular itu, ia mengetahuinya dengan baik. Seluruh penduduk kekaisaran pasti mengetahuinya.

"Kutukan... Naga..."

Casius tersenyum tipis.

"Ya."

Kutukan Naga.

Bukan seperti kutukan ini berasal dari naga. Sebaliknya, tidak ada yang tahu siapa yang merapalkan ataupun yang menciptakan kutukan ini.

Satu yang pasti, target yang menerimanya tidak akan bisa menggunakan mana maupun aura. Bahkan sedikit saja mereka menyentuh hal-hal yang mengandung dua unsur itu, tubuh mereka akan merasakan sensasi terbakar layaknya mencelupkan tanganmu ke air mendidih. Dan tergantung intensitas mana atau aura yang disentuh, orang yang dikutuk bisa saja mati meleleh.

Mana dan aura adalah unsur yang dibutuhkan untuk menjadi penyihir dan sword master. Itulah mengapa mereka yang memiliki kutukan naga di tubuhnya mustahil bisa mengambil pekerjaan ini.

Ular hitam yang menggigit ekornya. Itu adalah simbol dari kutukan ini.

"Seperti yang Anda tahu, Yang Mulia. Kutukan ini membuat seseorang tidak dapat menggunakan kekuatan alam, baik aura ataupun mana. Saya juga tidak bisa menyentuh perangkat atau orang-orang yang memiliki kekuatan alam di tubuh mereka, apalagi iblis yang dipenuhi oleh mana gelap. Jadi bagaimana bisa saya menjadi 'pencuri' seperti yang Anda katakan, Yang Mulia? Bagaimana bisa saya yang tak memiliki kekuatan apapun ini berani memprovokasi Anda secara langsung, Yang Mulia?"

"Tolong ingat ini, Yang Mulia! Saya itu lemah, bukan bodoh!"

"..."

Tidak ada jawaban dari Arsland. Pria itu termenung. Berbanding terbalik dengan Veronica yang saat ini menggertakkan giginya di balik kipas. Tangannya menggenggam kipas dengan erat.

"Heh! Omong kosong! Yang Mulia, akan lebih baik kalau kita langsung menggeledah kamar anak sialan ini. Kita akan lihat, siapa yang berbohong sebenarnya," sinis Veronica.

Arsland tentu saja menyetujuinya. Toh, cara ini lebih cepat untuk memastikan kebenaran. Sementara Casius? Oh, ia tak ingin berkomentar. Pendapatnya juga tidak pernah dianggap selama ini, bukan? Karenanya Casius hanya ikut saja di belakang orang-orang itu.

'Mereka bakal nemuin segelnya di kamar lo.'

Casius tersentak. 'Heheh, akhirnya kamu bicara lagi, ya.'

'Ap-?! Bajingan ini! Gue bilang mereka bakal nemuin segelnya di kamar lo! Lo bakal dihukum cambuk setelah ini, lo denger nggak sih?!'

'Iya iya. Dengar kok~'

Casius sangat santai dalam membalas kata-kata Alter di kepalanya.

'Ck! Kalo lo jadi sesantai ini karena percaya sama tuh bocil kematian, mending nyerah aja. Dia nggak mungkin bisa ngebantah perintah si kunti merah!'

Putra Bajingan Duke Adalah Seorang PsikologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang