Hm, maap kemarin nggak up. Entah kenapa hawanya pengen tidur mulu... TT
Vote, comment, and follow!
Typo tandai!
.
.
"Hm, hm hm~ hm hm~ hm hm~"
"... Anda sepertinya sedang senang, nona?" celetuk seorang maid yang menyisir rambut Elfreda. Tidak tahu saja dia bahwa Elfreda menunggu pertanyaan itu darinya.
"Benarkaahhh~?"
Maid, Lilian, mengangguk mantab.
"Anda bahkan memanggil saya untuk mendandani Anda pagi-pagi sekali. Apa ada seseorang yang akan Anda temui?" tanya Lilian.
"Hihi. Jangan bilang siapa-siapa yaaa!" Elfreda melambaikan tangannya, meminta Lilian untuk mendekatkan telinga. Ketika Lilian menunduk, Elfreda membisikkan sesuatu dengan semangat.
"Sebenarnya~ aku berencana untuk mengejutkan kakak!"
Lilian yang mendengar itu mengangguk dengan mata penasaran.
"Apakah itu Tuan Muda Ferron?" Hanya dia yang saat ini ada di kediaman karena tuan muda pertama sedang menjalanlan tugas di wilayah Barat.
Tentu saja jawaban Lilian membuat Elfreda kesal. Kenapa pula dia harus repot-repot menemui si kutil cerewet itu?
"Lili, kau sudah tahu kan? Aku tidak suka bersama Kak Ferron!" rengek Elfreda tidak terima.
Lilian pun bingung. Jika bukan tuan muda keduanya, lalu siapa?
Seolah bisa membaca pikiran Lilian, Elfreda berteriak dengan kesal.
"Iiiiihhhh! Lili kok bingung sih?! Yang mau aku kagetin itu Kak Casius!!" Elfreda menyedekapkan tangannya dan memalingkan muka dari Lilian. Ia marah sekarang.
"Hah?"
Lilian bingung. Bukankah itu nama tuan muda ketiganya yang dipanggil 'bajingan'? Kenapa nonanya malah ingin menemui orang itu?
"Udah, jangan banyak tanya! Kakak sekarang pasti ada di aula latihan pada prajurit. Kita harus cepat sebelum kakak pergi dari sana!"
Elfreda bangun dari tempat riasnya dengan buru-buru. Tepat ketika tangannya menyentuh gagang pintu, Elfreda menoleh lagi.
"Oh iya! Lili, jangan lupa siapkan handuk dan air minum untuk kakak ya! Cepatt!" burunya sebelum keluar dari kamar.
***
Berlari kecil, lalu lompat. Lari lagi, lalu lompat. Elfreda terus melakukan itu sambil bersenandung, sementara Lilian mengikuti dari belakang.
"Hm~ hm~ Hihihi-"
Lilian memperhatikan nona mudanya yang tampak bahagia dengan seksama. Padahal nonanya itu sangat jarang tersenyum. Elfreda yang ia tahu adalah anak yang hanya tersenyum pada keluarganya, itupun tidak pernah secerah sekarang. Selain keluarganya, Elfreda hanya akan menunjukkan wajah cemberut, sinis, dan dingin.
Itulah mengapa Lilian, sebagai pelayan pribadi Elfreda, penasaran.
"Nona, bisakah saya bertanya?"
"Hm? Apa?" balas Elfreda tanpa menoleh.
"Kenapa... Anda sangat senang ketika akan bertemu Tuan Muda Ketiga? Bukankah Anda membencinya selama ini?"
Pertanyaan Lilian membuat langkah Elfreda terhenti. Gadis kecil itu berbalik, menatap dayangnya dingin.
"Lilian. Ingat ini baik-baik!"
Lilian meneguk ludahnya. Saat itu, ia baru saja menyadari...
"Tak pernah sekalipun aku membenci Kak Casius."
KAMU SEDANG MEMBACA
Putra Bajingan Duke Adalah Seorang Psikolog
FantasyKetika ia datang ke desa, seorang penduduk memujinya, "Bagaimana bisa Anda tahu apa yang dipikirkan para kriminal itu?! Anda sangat luar biasa! Mungkinkah Anda seorang peramal?" Ketika ia datang ke gereja, seorang pastor mendatanginya dan berkata, "...