BAB 13 DEEP TALK

6.7K 1K 36
                                    

Karena vote semua episode udah naik diatas 150, mulai sekarang gw panjangin tiap chapternya jadi 2k word. Entar kalo vote per eps naik ke 400, gw panjangin lagi chapternya. Selamat membaca~

Vote, comment, follow!

Typo tandai!

.

.

Casius melepaskan tusuk ikan yang ia gunakan untuk membakar ikan dan meletakkannya di atas daun lebar yang ia tata di depan serigala hitam, Yushe. Sementara itu, Yushe memperhatikan pergerakan tangan Casius dengan cermat. Ekornya yang panjang dan berbulu lebat akan berkibas sedikit ketika satu demi satu ikan ditumpuk di depannya.

Dari delapan ikan yang dibakar Casius, tujuh diantaranya ia berikan untuk Yushe untuk dimakan. Namun Yushe sama sekali tidak bergerak dan malah menatap Casius.

Casius bingung, lalu berpikir sejenak. Mungkinkah anak ini menunggunya?

"Makan, Yushe," pinta Casius, lalu melahap ikannya sendiri.

Yushe yang mendengar itupun mengangkat ekor dan telinganya. Serigala hitam itu mendekati ikan-ikannya yang menumpuk dan memakannya dengan penuh semangat.

Kejadian itu tak lepas dari pengawasan Casius. Pemuda itu melihat betapa lahapnya serigala hitam memakan makanannya, seolah dia belum memakan apapun beberapa waktu terakhir.

"Kamu berperilaku baik ya," gumam Casius ketika mengingat bahwa Yushe tidak menyentuh makanannya sebelum Casius memintanya untuk makan.

Dalam hati, Casius tersenyum. Namun ia juga miris. Perilaku patuh itu mungkin tumbuh karena rasa takut. Takut akan disiksa. Takut tidak akan diberi makan. Takut akan sendirian. Casius tak tahu pasti. Namun yang jelas di mata Casius, Yushe tampak seperti anak-anak seusia Elfreda yang memiliki banyak luka. Luka fisik, dan pastinya juga... luka hati.

Casius berdiri setelah menyelesaikan makannya. Sebenarnya Casius ingin bersama Yushe lebih lama, namun sebelum itu ada 'sesuatu' yang harus ia selesaikan lebih dulu.

"Yushe," panggil Casius.

Yushe langsung mendongak dengan ikan di mulutnya. Mata emas Yushe menatap Casius, menanti pemuda itu untuk melanjutkan kata-katanya.

Casius menepuk kepala Yushe beberapa kali, lalu bekata, "Kamu..." Casius memegang kedua sisi kepala Yushe, membuat mata Yuse berhadapan langsung dengannya.

"... tunggu disini, ya?" sambungnya sembari menunjuk tanah tempat mereka berpijak.

Saat ini, keduanya berada di lereng gunung belakang mansion utama, tempat Casius biasa mencari bahan makanan.

Setelah mengatakan, itu Casius menepuk kepala Yushe sekali lagi dan beranjak.

Kuung?!

Yushe mulanya bingung, ia tak mengerti apa yang dikatakan Casius. Namun ketika ia melihat Casius akan meninggalkannya, serigala itu langsung meletakkan ikan dimulutnya dan menggigit lengan pakaian Casius.

Sang empu yang merasakan sedikit tarikan itupun menoleh ke belakang. Sepasang mata emas menatap sedih Casius seolah bertanya, 'Mau kemana?'

Casius balas melatap mata Yushe. Pemuda itu mengangkat kepala Yushe, lalu mengelusnya perlahan.

"Saya akan kesana..." Casius menunjuk sebuah paviliun di dekat mansion utama Vanca.

"Kamu disini dulu," sambungnya sambil menunjuk tempatnya berdiri.

Tapi percuma, Yushe sama sekali tak paham apa yang ia katakan.

"Bersikap baik dan tunggu saya, oke?"

Putra Bajingan Duke Adalah Seorang PsikologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang