BAB 8 MAKAN DENGAN TENANG (?)

6.7K 977 30
                                    

Double up ya... Hm... Mau double up atau dipanjangin aja episodenya? Kalo yang sekarang itu kisaran 1000-1500 kata. Kalo mau dipanjangin mungkin sekitar 2500-3000 kata?

Vote, comment, follow!

Typo tandai!

.

.

"Apa?! Langsung saja katakan apa tujuanmu! Jangan buang-buang waktu kami!"

Kenapa pula orang yang seharusnya ada di samping ayahnya datang ke tempat ini. Mengganggu saja.

Elfreda kesal, namun ia jauh lebih kesal ketika tahu bahwa kata-kata tajamnya sama sekali tak berpengaruh dan malah dibalas senyuman oleh James. Apa orang itu sedang mengejeknya?! Awas saja dia!

"Yang Mulia memanggil tuan dan nona muda untuk sarapan bersama. Beliau memerintahkan Anda berdua untuk segera bersiap."

Elfreda tersentak. Untuk apa ayahnya memanggil kakaknya? Dan lagi... sarapan bersama? Orang tua itu, haruskan Elfreda memanggilkan dokter? Atau dia bisa memanggil seseorang dari kuil, barangkali ayahnya kerasukan?

Elfreda mendekati Casius yang sibuk dalam pikirannya dan berbisik, "Kakak, perasaanku tidak enak. Orang tua itu mungkin-"

"... Baiklah."

"APAAA?!"

Elfreda tercengang dengan jawaban kakaknya. Apakah dia membalas tanpa berpikir? Yah, maksudnya tidak masalah jika itu undangan dari orang lain. Tapi ini AYAHNYA loh! Si bajingan tua nggak inget umur yang suka pelihara ketololan itu!

"Kakak, kau tidak bisa menerimanya! Apa kau lupa dengan perbuatan mereka saat makan malam terakhir?!" bisik Elfreda frustasi.

Yang dimaksud Elfreda 'makan malam terakhir' adalah makan malam yang diikuti Casius –karena paksaan tentunya- hampir setahun yang lalu. Itu adalah terakhir kalinya 'keluarga' itu makan bersama di meja makan. Tepatnya, Casius dilarang untuk datang ke ruang makan sejak saat itu.

"Kakak bahkan sampai sekarat karena hukuman ayah dan Kak Eric!"

Saat itu entah bagaimana, Casius dihukum oleh Arsland dan Maveric, kakak pertamanya. Kalau tidak salah, itu karena ia memukul Veronica?

"Itu kejadian lama, tidak perlu diingat," ujar Casius santai.

"Hah?! Tunggu- KAKAK!"

Elfreda mengekor di belakang Casius yang pergi lebih dulu. Lilian yang melihat itupun berniat untuk mengikuti nonanya. Sebelum pergi, ia menunduk hormat ke arah James yang hanya dibalas senyum formal olehnya.

***

Setelah mengganti pakaiannya, Casius pun berjalan ke ruang makan. Sendiri tentunya, karena ia meminta Elfreda pergi lebih dulu.

Casius tidak buru-buru dalam perjalanannya. Sebaliknya, ia menikmati hal-hal yang ia lihat saat ini.

Bagaimana para maid dan butler bekerja. Para penjaga yang berdiri kaku di beberapa tempat. Dan administrator yang buru-buru dengan berkas di tangan.

Itu membuat Casius nostalgia. Ia merindukan kehidupannya yang dulu. Memang ia harus bekerja keras untuk menghidupi dirinya. Namun setidaknya ia tak perlu menghadapi konflik keluarga yang rumit seperti sekarang.

Terlalu fokus mengamati orang-orang membuat Casius tidak menyadari bahwa ia sudah sampai di depan ruang makan.

Penjaga membukakan pintu untuk Casius. Manik merah darah Casius langsung dihadapkan dengan pemandangan 'keluarga harmonis' yang tengah menikmati sarapan mereka. Padahal mereka yang mengundangnya makan, tapi mereka juga tidak ingin menunggunya.

Putra Bajingan Duke Adalah Seorang PsikologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang