BAB 11 YUSHE (2)

6K 983 24
                                    

Hm, pengennya up sore, tapi kesampeannya malah abis buka. Ya udah lah, Pokoknya ini bonusnya ya~ Selamat membaca~

Vote, comment, follow!

Typo tandai!

.

.

"Tunggu!" Xander menatap Casius bingung.

"Apa yang akan terjadi pada budak pedagang itu?" tanya Casius.

Xander berkedip bingung, namun ia tetap menjawab pertanyaan tuan mudanya.

"Hmm, biasanya mereka akan langsung dibunuh sebagai peringatan untuk pedagang budak lainnya, tapi... situasi di perbatasan akhir-akhir ini tidak bagus. Saya pikir mereka akan dikirim ke sana nanti," jelas Xander.

Casius menatapnya sesaat. Tak ada reaksi setelah mendengar jawaban itu. Entah apa yang dipikirkan Casius sekarang.

"Pergilah!" pintanya pada Xander.

Casius juga akan kembali ke keretanya. Tidak mungkin mereka lanjut jalan-jalan saat situasi kacau begini. Elfreda bahkan sudah menunggunya di dalam kereta.

"... Oh."

Seolah teringat sesuatu, Casius berhenti. Pemuda itu mendekati serigala hitam yang tak kunjung sadar. Dahinya mengernyit. Kenapa dia belum bangun juga? Apakah dia menendangnya terlalu kuat? Tapi Casius tidak ingat jika tubuhnya 'dulu' sekuat ini?

'Ya kan emang lo yang sekarang jauh lebih kuat dari sebelumnya,' celetuk Alter yang sejak tadi diam.

Casius semakin bingung. 'Maksudnya?'

'Ya gitu deh.'

'Tapi saya tidak berlatih begitu keras?'

'Yup! Karena tubuh lo lemah!'

Gimana sih? Tadi bilang kuat, sekarang bilang lemah.

"... Hahhh."

'Intinya ini bukan masalah serius, kan? Ya sudahlah.'

Casius menekuk kakinya. Tangannya terulur ke leher serigala itu, tepatnya pada choker yang terpasang di lehernya.

Ketika telapak tangan Casius menyentuh permukaan choker, sengatan panas merambat ke tangannya. Ini adalah konsekuensi Kutukan Naga.

Meski ia tahu akan sakit, Casius masih terkejut. Bukan karena sengatan panas dari sisa mana choker sihir, melainkan karena Casius tidak merasakan panas dari rambut serigala itu.

'Bukankah ini magic beast?' batinnya heran.

Seekor hewan buas dikatakan sebagai magic beast bukan hanya karena pertumbuhan dan kekuatan mereka yang abnormal. Melainkan juga karena hampir seluruh tubuh binatang itu diselimuti oleh mana. Karena itu Casius yang sudah mempersiapkan diri kalau-kalau tangannya terbakarpun heran. Tangannya memang sakit, namun tak ada luka bakar di sana.

Kraakkk-

Casius merobek choker kulit yang memang sudah sedikit terkoyak.

Setelah mengambil keputusan, Casius berdiri. Ia mengangkat serigala yang nyaris lebih besar dari tubuhnya dengan mudah.

"Tuan Muda? Apa yang-"

"Gilbert, bisakah kita membawanya ke kediaman?" tanya Casius memotong kata-kata Gilbert.

Gilbert yang ditanyai semacam itu menunjukkan ekspresi bingung.

"Anda ingin membawanya, Tuan?" Casius mengangguk.

Putra Bajingan Duke Adalah Seorang PsikologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang