"kalo jujur gua traktir baso bu darmi" Haechan menatap Jaemin "ketemu di line gegara gua masang fitur near me, apa mau apa lu?!" Jaemin hanya tertawa
"pasti yang binal dan centil serta ngechat duluan lu" Haechan memajukan bibirnya "ya emang napa si?" Jaemin semakin tertawa.
Akhir akhir ini Jaemin melakukan berbagai cara agar sedikit membuang pikirannya terhadap jeno. Ya walau beberapa hantu disekitar rumahnya sering kali menannyakan tentang Jeno. Atau bahkan berdesah desis menanyakan Jeno.
"nyokap lu masih di depan rumah? kenapa ga di cabut aja portalnya?" Jaemin terdiam dan memukul kepala Haechan. "lu mau gua kesurupan 7 hari 7 malem?" tanya Jaemin.
"y-ya engga" ujar Haechan.
Haechan melihat buku sketsa milik Jaemin. Tapi kali ini beda. Buku yang biasa Jaemin bawa untuk melukis makhluk tak kasat mana bersampul hitam. Tapi ini bersampul biru. "buku sketch book baru?" tanya Haechan.
"kenapa emangnya?"
"ya gapapa"
********
"jeno... tante mau titip jaemin bisa? tolong jaga jaemin"
"maksud tante? tante siapa? tante mau kemana?"
"tante minta tolong jaga jaemin dimana pun ya... tante izin pamit sama kamu... tolong sampaikan rasa rindu tante sama jaemin"
"HUH!" nafas jeno terengah engah setelah ia bangun dari tidurnya. "sialan tiga hari gua mimpi itu terus? dia siapa? dan apa hubungannya sama si jaemin? "
Jeno mengusap wajahnya gusar, ia turun kebawah setelah mempersiapkan semuanya. Sungchan sudah berangkat pagi sekali bersama Jaehyun. kini hanya Yoona dan juga Jeno yang berada di meja makan.
"mah"
"hm kenapa sayang?" Jeno terdiam sejenak untuk menanyakan siapa itu Jaemin.
"jaemin siapa? kenapa dia kemarin ke sini?"Yoona terdiam, ia sudah memiliki janji dengan Jaemin agar tidak menceritakan dirinya dihadapan Jeno. Itulah keinginan Jaemin agar Jeno bisa menjalani hidupnya sendiri.
"oh itu gurunya sungchan waktu dia ada les matematika kemarin? kenapa?"
"kenapa liontin dia ada dikamar jeno?" tanya Jeno lagi.
