B^b-13 √The Real First Kiss

6.3K 63 0
                                    

💋💋💋

Sudah hampir 4 hari Lian demam dan Hanna yang mengurusnya siang dan malam, dari mulai membantu makan, minum obat, menyeka badan, membawa ke kamar mandi, dan lain-lain.

Pagi ini Lian sudah bersiap dengan setelan rapih, bukan untuk kerja, tapi untuk menemani Kay pergi ke acara kampus karena semalam gadis itu menelpon.

Lian melihat ke ambang pintu, dari kemarin sore Hanna tidak muncul dihadapannya. Entah kemana gadis itu, sekalipun sering kali Lian mengusirnya, dia tidak akan pergi. Tapi, sekarang dia tidak muncul batang hidungnya.

"Bi, Hanna kemana? Dari semalam saya tidak melihat dia," tanya Lian setelah sampai di lantai bawah, duduk di meja makan.

"Nona Hanna tadi malem bilang pusing, Tuan. Jadi Nona Hanna nitipin Tuan sama bibi, kemungkinan Nona sedang ada di kamar," jawab pembantu rumah Lian.

Lian menganggukkan kepalanya, memulai sarapan yang dihidangkan sang bibi.

Setelah selesai sarapan, dia berniat untuk melihat Hanna sebentar sebelum berangkat ke acara kampus Kay.

Lian membuka pintu kamar bawah, hening dan tidak ada suara yang berasal dari ruangan cukup besar itu. Kemudian Lian berjalan ke arah kasur Hanna yang dibalut dengan sprei berwarna peach.

"Han?" tanya Lian sambil memeriksa Hanna yang tertutupi selimut hampir seluruh tubuhnya.

Perlahan Hanna membuka selimut, melihat Lian dengan tatapan sayu. "Lian?"

Dengan suara serak Hanna berusaha untuk menjawab, dia kejadian berusaha untuk mengubah posisinya jadi duduk.

"Kamu udah sembuh?"

"Ya, sudah." Lian menjawab singkat.

"Bagus kalo gitu dan kayanya aku sakit, deh," ujar Hanna lemah.

Lian yang masih berdiri di samping kasur hanya terdiam, memperhatikan Hanna yang tengah memeriksa dirinya sendiri.

"Anter aku ke dokter, Lian. Aku--"

"Saya mau pergi, ada urusan di luar. Saya panggil Cana ke sini saja, saya gak bisa nemenin kamu," potong Lian langsung merogoh sakunya dan hendak meninggalkan kamar.

"Kamu gak akan di sini?"

Tidak ada jawaban dari Lian.

"Lian, tunggu! Jangan panggil dokter Cana ... aku bisa pergi sendiri, pergilah kalau ada urusan," kata Hanna dengan sekuat tenaganya dan memang berhasil membuat Lian berhenti dan tidak jadi menelpon.

"Ya sudah. Kalau begitu saya pergi dulu."

Punggung Lian menghilang di balik pintu, membuat Hanna menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang dengan pasrah. "Dia memang sulit untuk didapatkan."

Hanna kembali merebahkan dirinya di kasur, tubuhnya panas dan terasa ngilu. Dia benar-benar merasa tidak enak badan sekarang.

🍑

Disepanjang perjalanan Lian merasa terganggu dengan keadaan Hanna yang tidak baik-baik saja, padahal tidak peduli jauh lebih baik daripada harus menahan Hanna selamanya ada di rumah.

🔞🍑KUPU-KUPU🍑🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang