Awal bulan kedua Hanna di rumah Lian berujung kecanggungan gara-gara kejadian kemarin, bahkan sekarang mereka sarapan sambil berdiam-diam hingga membuat pembantu heran.
"Nona mau ke mana hari ini, sudah rapih?" tanya Bibi memecah keheningan suasana pagi ini.
"Aku mau ikut ke kantor Lian, Bi," jawab Hanna sambil menyiapkan roti isi daging ke mulutnya.
"Siapa yang memperbolehkan kamu ikut?" ujar Lian dengan wajah datar.
"Emang siapa yang minta izin? Aku gak perlu izin ya buat ikut kamu ke kantor!" ketus Hanna membuat Lian melihatnya dengan intens.
"Apa liat-liat?!"
"Ya sudahlah, terserah kamu."
Hanna mendengus sebal menanggapinya sambil komat-kamit tidak jelas. Haduh, kalau kaya gini terus uang 1M melayang gak ya? Ah, bodo deh. Gimana nanti aja.
💋💋💋
Hanna dan Lian baru saja turun dari mobil di parkiran kantor, mereka berjalan beriringan dalam diam dan tidak ada percakapan sama sekali semenjak berangkat dari rumah.
Mereka tercengang ketika memasuki lobi kantor, di sana ada nenek dan wanita yang dia bawa tempo hari ke rumah Lian. Sesaat mereka terdiam dan saling pandang, seakan menanyakan tentang apa yang akan terjadi satu sama lain.
Hanna menghela napas berat, ini adalah pertemuan perdananya setelah nenek mengetahui Hanna pacarnya Lian tempo hari. Dia merasa tidak tenang dengan jantung yang berdegup cepat.
Gadis itu lantas melihat Lian yang masih berdiri dengan wajah datar. Hanna kemudian meraih tangan Lian dan menggenggamnya erat, membuat sang empu sedikit terkejut namun tidak kentara.
"Ayo, Sayang. Kalo ada masalah tuh, hadapi dengan berani, iya kan?" tanya Hanna dengan senyum yang sangat lebar membuat Lian mendelik malas.
"Lian?!" panggil seseorang yang membuat mereka mengalihkan pandangan.
Di depan sana sang nenek sudah melambai-lambaikan tangannya menyuruh Lian menghampiri ke area tunggu.
Hanna tersenyum membujuk, dia kemudian membawa Lian untuk menghampiri nenek.
"Selamat pagi, Nenek," sapa Hanna dengan senyum manis.
Nenek tersenyum sinis menanggapinya, melihat Hanna dari bawah sampai atas dengan penampilan yang cukup terbuka.
"Lian, kemarin Nenek belum sempat memperkenalkan Saski. Saski, ini cucu Nenek, Lian," ujar Nenek tidak memperdulikan sapaan Hanna.
Hanna langsung tersenyum kecut karena dianggap angin lalu, dia mengalihkan pandangannya ke arah Lian yang masih saja terdiam.
"Halo, Lian. Namaku Saski," ujar perempuan itu mengulurkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
🔞🍑KUPU-KUPU🍑🔞
Romance❣️WARNING, MENGANDUNG UNSUR DEWASA❣️ Mohon untuk perhatikan bacaan Anda, terkhusus anak balita silahkan tinggalkan lapak ini. Terima kasih! Real buatan sendiri dan sekadar imajinasi saja, mohon jangan terlalu baper. See you! All images from PIN