Pagi yang sangat cerah ini cocok untuk suasana hati seorang pria berumur 27 tahun yang sedang bersiap untuk joging, setelah berpenat-penat bekerja akhirnya weekend pun tiba.
Lian Zhan, seorang pria tampan yang baru-baru ini dipercayai untuk mengurus perusahaan ayahnya mulai merasakan tanggung jawab yang berat. Sebagian besar waktunya dia habiskan di kantor untuk bekerja, meeting, mengurus pemasaran, ini dan itu di perusahaan besar milik sang ayah.
Alhasil hari Minggu menjadi hari yang paling menyenangkan untuk Lian, hingga dia bisa menghirup udara segar.
Dengan memakai topi, jaket, sepatu keren dan Kacamata. Dia pergi berlari-lari kecil di jalan raya yang menyuguhkan pemandangan pantai, dia sengaja datang ke tempat kesukaan almarhum ibunya karena merasa rindu pada wanita cantik yang sudah tiada wujudnya itu. Wanita yang Lian rindukan sedari lama.
Tenggelam dalam kenangan dan keinginan, Liam melangkahkan kakinya pada jalanan dengan hati yang sudah tegar.
Di sela langkah-langkah yang diambil, Lian tergugu dan diam sejenak. Sebagai seorang pria, dia masih normal ketika melihat wanita cantik dengan anggunnya duduk di kursi taman. Lian memperhatikan wanita itu dari rambut sampai ujung kakinya, kulit putih dengan jemari lentik itu membawa bunga di tasnya.
Masih terpana, Lian melihat wanita itu menyapa kucing dengan lembut. Mengusap dan membelai bulu-bulu tebal itu hingga si kucing merasa dimanja, seakan wanita itu adalah Tuannya.
Sesaat setelah Lian tersadar kalau dirinya mulai tersenyum, dia bergegas pergi dari tempatnya berdiri. Meninggalkan gadis cantik itu dengan kucing dan bunganya sendirian.
💋💋💋
Malam tiba dengan cepat, di sisi lain bumi yang kejam ini terdapat seorang wanita cantik tengah duduk di sofa ruang tamu kos-nya. Sedari tadi dia hanya bisa menonton teman satu kos bermesraan dengan pacar barunya yang dia bawa ke tempat ini, sungguh menjengkelkan.
Hanna tidak bisa fokus melihat tv yang menayangkan channel sinetron, dia terganggu dengan desahan-desahan yang lolos dari mulut temannya itu.
"Ahhh! Sayang, pelan sedikit," ujarnya saat tangan-tangan kekar milik sang pacar meremas kedua gundukan kenyal itu dengan sensual.
Tangan kekar itu menjalar mulus mengusap paha, perut dan punggung secara bergantian, membuat sang pacar yang ada di pangkuannya terus menggelinjang tidak bisa diam.
"Arghh!" desahnya lagi membuat Hanna kini merasa jengah.
Dia tahu kalau teman kosnya memiliki pacar, pasti setiap hari akan diajak kesini untuk bersuka ria dan bercocok tanam setiap hari. Namun dengan tidak tahu malunya, sekarang mereka bermesraan di hadapan Hanna yang sedari tadi berdiam diri sambil menonton tv.
"Jeje, kalian bisa main di kamar gak?" tanya Hanna akhirnya membuka suara. "Ganggu tau."
"Ahh! Iya, Han. Gak tau nih, pacarku nyebelin banget sih ... kamu sayang," balas perempuan berambut pendek itu sambil mengusap wajah pacarnya yang mulus seperti sering perawatan, ya wajar saja karena pacar barunya adalah seorang dokter kulit. Tentu akan menjaga kulitnya sendiri seperti bayi.
"Ah, ya sudahlah. Aku saja yang pergi," kata Hanna beranjak dari duduknya.
"Mau kemana?"
"Cari udara seger!"
"Hati-hati ya!"
Hanna menggeleng pelan, dia berjalan ke lantai atas menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Malam ini dia tidak bekerja, hanya ingin menikmati club tanpa gangguan apapun.
Ya, Hanna sudah bekerja menjadi perempuan malam sekitar 2 tahun semenjak dirinya lulus SMA dan menganggur selama 2 tahun pula. Karena mencari pekerjaan yang teramat sulit waktu itu, akhirnya dia memilih jalan paling dihindari. Jadi jalang penggoda lelaki.
Selesai mengganti pakaian, Hanna mengendarai mobilnya menuju club' malam. Ada tempat baru di sana yang ingin sekali Hanna kunjungi, sebagai cek ombak pasaran di sana Hanna berniat untuk main saja.
Tempat yang Hanna kunjungi kali ini cukup mewah, club' dengan nuansa elegan membuat Hanna merasa takjub saat masuk ke dalam. Dia melipir ke bar dan memesan minuman non alkohol, sambil melihat-lihat suasana di sana.
Ramai anak muda yang sedang menikmati musik keras yang berdentang memekakkan telinga, mereka terpengaruh minuman penghilang akal sehat hingga tidak peduli apapun lagi.
Gerakan mendayu ke sana dan kemari, tepukan bahu dari perempuan-perempuan penggoda, juga cakap-cakap tentang dalamnya romansa.
Hanna tersenyum kecil, dia menggerakkan kakinya mengikuti musik. Menarik napas panjang sambil sesekali menyugar rambutnya yang menjuntai ke depan.
"Ini minumannya, Nona," ujar bartender dengan ramah dan terdengar sungkan.
Dengan gerakan anggunnya, Hanna menerima minuman itu dan tersenyum kecil. "Terima kasih."
Bartender itu kembali membalas senyum Hanna yang terlihat sangat manis, aura elegan dari perempuan itu bukan main-main.
Hanna mencicipi cairan berwarna merah itu sedikit sebelum dia kembali menikmati musik dan melihat sekitarnya, tidak sadar sedari tadi dia dipandangi dari kejauhan.
Hanna merogoh tasnya dan mengeluarkan uang ratusan ribu, dia menyodorkannya kepada bartender yang sedang sibuk menatapnya tanpa berkedip.
"Tatapanmu itu seperti ingin memakanku," ujar Hanna dihiasi dengan smirk-nya.
"Eh, maaf Nona. Anda sangat cantik, saya baru melihat Anda di sini," katanya tergugup.
"No problem, aku memang baru ke sini," jawab Hanna santai.
"Permisi, Nona?" sapa seseorang yang baru menghampiri Hanna di bar.
"Ya, saya?"
"Tentu. Anda mau bekerja sama dengan saya selama 3 bulan? Saya bayar cash di muka, jika kerja samanya menguntungkan. Saya akan memberi bonus pada Anda, bagaimana?"
"Hm?" dehem Hanna pelan, ini adalah pertanyaan yang cukup frontal namun langsung membuat Hanna tersenyum. "How much?"
💋💋💋
Jangan lupa tinggalkan uang parkir dengan cara vote dan komen supaya author rajin up, thanks for reading my story.
🔞Diusahain tiap hari UP🔞
Buat yang gak suka, boleh skip.
KAMU SEDANG MEMBACA
🔞🍑KUPU-KUPU🍑🔞
Romance❣️WARNING, MENGANDUNG UNSUR DEWASA❣️ Mohon untuk perhatikan bacaan Anda, terkhusus anak balita silahkan tinggalkan lapak ini. Terima kasih! Real buatan sendiri dan sekadar imajinasi saja, mohon jangan terlalu baper. See you! All images from PIN