B^b-4 √AWAL mula kedekatan

14.4K 86 0
                                    

Hanna duduk di sofa empuk dalam ruangan Lian, sedari tadi dia hanya berdiam diri tanpa bersuara sedikit pun karena permintaan dari pria itu.

Sedangkan Lian sendiri masih sibuk dengan laptop yang berisikan pekerjaan non stop seorang pimpinan, namun sesekali dia juga melirik ke arah Hanna yang tidak melakukan apapun sama sekali. Bahkan tidak memainkan ponselnya.

Lian menghela napas panjang sebelum akhirnya berjalan ke arah sofa, menghampiri Hanna yang tentu saja sudah memperhatikan sedari tadi.

"Saya ada meeting di luar bersama klien, kamu boleh pergi kalau bosan. Jangan ke sini lagi," kata Lian hanya mengatakan itu saja, dia langsung berbalik hendak pergi.

"Tuan, tunggu," cegah Hanna ikut berdiri.

"Apa?"

"Hati-hati di jalan, saya akan menunggu Anda," kata Hanna dengan lemah lembut.

"Terserah."

Lian pun pergi meninggalkan Hanna yang masih berdiam diri di tempat, dia langsung pergi dengan asisten dan sekretarisnya menemui klien.

💋💋💋

Jam menunjukkan waktu makan siang, Lian beserta orang-orang yang mengikuti meeting baru saja selesai makan dan hendak kembali ke kantor.

"Kita lanjut rapat di ruangan saya," kata Lian sambil membuka pintu besar itu.

Namun tidak di sangka-sangka Hanna masih ada di sana, gadis itu nampak tertidur di sofa, membuat Lian cukup terkejut dengan itu.

"Eum--Tuan ...."

"Kita lanjut di ruang rapat aja, kalian duluan. Nanti saya menyusul," ujar Lian yang langsung dipatuhi oleh pekerjanya.

Lian berjalan ke arah Hanna, berdiri tepat di samping sofa. Pria itu memperhatikan Hanna dari rambut hingga kaki jenjangnya yang sekarang menggantung begitu saja, meski bukan posisi yang nyaman untuk tidur, Hanna terlihat sangat tenang sekarang.

"Kamu ...," gumam Lian pelan, dia ingin memastikan sesuatu namun diurungkan.

Lian melihat rot pendek yang dikenakan Hanna agak menyingkap, dengan gentleman dia melepas jasnya dan menutupi bagian paha gadis itu.

"Tuan," ujar Hanna pelan, dia membuka matanya saat merasakan ada sesuatu yang menyelimuti. Tepat saat Lian masih di posisi agak merunduk di depan wajah Hanna. "Sudah selesai?"

Lian terdiam dengan wajah datar, dia berusaha menyembunyikan keterkejutannya dan secara perlahan dia menegakkan lagi tubuh kekar itu. "Jadi, kamu ke sini untuk menumpang tidur?" tanya Lian ketus.

"Eh, maaf. Saya benar-benar bosan sampai mengantuk, Tuan," kata Hanna mulai merubah posisinya jadi duduk sambil memegangi jas yang tersampir di badannya agar tidak jatuh.

"Ya sudahlah, kembali tidur saja. Saya ada rapat," kata Lian hendak mengambil lagi jasnya, namun dicegah oleh Hanna dengan memegang jas itu erat.

"Saya meminjamnya, boleh?" Tanya Hanna dengan senyum manis.

Lian menautkan alisnya, tidak ingin ambil pusing dia pun langsung melenggang pergi ke luar ruangan.

Sepeninggal Lian, Hanna tersenyum kecil. Merasa kalau dia bertemu dengan laki-laki yang baik juga manis, sangat menggemaskan. Tapi masalahnya, apa bisa selama 3 bulan dia membuktikan kecurigaan Kay tentang kakaknya? Apa misinya akan berhasil dengan mulus?

Hanna berdiri mengambil napas dalam-dalam, dia menyampirkan jas Lian di pundaknya. Gadis itu berjalan menuju jendela besar di sisi ruangan, memperlihatkan pemandangan kota yang sangat indah. Dia kemudian mengangkat tangannya guna melihat jam yang ternyata menunjukkan pukul 14.00.

Hanna merasa dirinya sangat lapar dan juga sedikit haus, Lian sama sekali tidak membelikannya makan atau memberi minum.

"Tampan tapi menyebalkan," gerutu Hanna sambil bersandar ke dinding, melihat pemandangan di luar sana dengan mata sayu.

💋💋💋

Tepat pukul 15.30, jam kerja di kantor telah selesai kecuali bagi pekerja yang kebagian lembur. Lian masih berkutat dengan laptopnya tanpa menghiraukan Hanna.

"Tuan, Anda tidak pulang?" tanya Hanna angkat bicara.

"Kenapa, kamu mau pulang? Pulang saja," kata Lian acuh tak acuh.

Hanna menghela napas panjang, perutnya sangat lapar sekali sekarang. Dia bahkan tidak kuat berdiri, sedari pagi dia belum makan apapun sebelum berangkat ke kantor Lian. Ditambah dia tidak diberi makan.

"Ya sudah, saya izin keluar sebentar ya. Saya mau cari makan," kata Hanna dengan lemah mulai berdiri dari duduknya.

Dia berjalan menuju pintu dengan langkah gontai, memaksakan untuk berjalan.

Di sisi lain Lian tersadar kalau Hanna sedari tadi berada di sini tidak memakan apapun, bahkan tidak disediakan minum.

Tangan Hanna sudah membuka pintu ruangan Lian pelan, alih-alih pintu itu terbuka dan Hanna langsung keluar, gadis itu malah berdiri mematung di ambangnya.

"Ada apa?" tanya Lian ikut berdiri dan menghampiri Hanna.

Di depan Hanna nampak sesosok perempuan yang Lian kenal dan sangat dia hindari. Namanya Bella, seorang model yang bekerja di perusahaannya. Bella sendiri adalah anak dari teman ibunya, oleh karena itu dia agak berani mendekati Lian secara terang-terangan. Namun tentu saja Lian akan menolak, Bella bukan type Lian sama sekali. Apalagi saat Lian tahu kalau gadis itu ikut main dalam film biru secara diam-diam, info yang didapat dari asisten pribadinya.

"Lian, apa kabar? Aku baru pulang dari Australia, aku bawain kamu oleh-oleh," katanya sambil menggeser tubuh Hanna yang sudah lemas ke pinggir.

Hampir saja oleng, Lian dengan sigap menangkap tubuh Hanna dari belakang.

"Dia siapa, Lian?" tanya Bella dengan tatapan tidak suka kepada Hanna.

Hanna yang belum mencerna semuanya dengan baik pun mengerutkan alisnya, dia berbalik ke arah Lian dan bersandar di dada bilang lelaki itu. "Lapar ...."

"Ya sudah, ayo kita makan. Bella, maaf saya pergi dulu," kata Lian sambil menggendong Hanna ala bridal style, pergi dari ruangannya dengan tatapan orang-orang di sepanjang jalan.

"Kenapa tidak makan dari tadi?" tanya Lian di tengah perjalanan.

"Anda tidak memberikan saya makan," jawab Hanna lemah.

"Maksudnya?"

"Di perjanjiannya seperti itu, semua kebutuhan saya seperti jajan, makan, minum itu ditanggung Anda, Tuan," jujur Hanna membuat Lian terkejut bukan main.

"Apa? Perjanjian? Siapa yang membuat perjanjian, apa itu Kay?"

Hanna mengangguk manja, dia masih bergelayut di ceruk leher Lian. Mengusap-usapnya dengan hidung.

"Astaga, Kay benar-benar keterlaluan."

"Saya juga akan tinggal dengan Tuan, itu yang dikatakan Kay."

"WHAT?!"

🍑🍑🍑

Jangan lupa tinggalkan uang parkir dengan cara vote dan comen, bye!

🔞Diusahain tiap hari UP🔞
Buat yang gak suka, boleh skip.

🔞🍑KUPU-KUPU🍑🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang