Hanna memainkan ponselnya di dalam kamar, ya, tentu saja bukan kamar rumahnya. Dia sedang berada di kamar tamu rumah Lian, setelah perdebatan panjang dan melelahkan.
"Hah ...," desah Hanna melepas risaunya. Hari ini lumayan melelahkan sekalipun kebanyakan Hanna menunggu tidak jelas di kantor Lian.
Tentang Lian sendiri, dia terpaksa membawa Hanna ke rumahnya karena desakan Kay, sang adik yang kelakuannya tidak habis pikir.
Ini pukul 21.00, Hanna masih memikirkan cara untuk menggoda Lian dan membuat lelaki itu luluh. Akibat dari terlalu banyak berpikir, alhasil Hanna keluar dari kamar menuju dapur, dia menggunakan piyama tidur berwarna coklat. So, lebih mengacu pada lingerie seksi yang menerawang.
Hanna berjalan dengan anggun ke arah dapur, membuka kulkas dan mengambil sebotol air mineral dari sana. Tadi sore Hanna sempat diberitahukan denah rumah oleh pembantu sebelum beliau pulang, jadi sedikitnya Hanna tahu tentang rumah yang tidak terlalu besar milik Lian.
"Sedang apa kamu di sini?" tanya Lian yang baru datang ke dapur.
Hanna mengintip sebentar di balik pintu kulkas, perlahan dia menutupnya dan menunjukkan sebotol air minum. "Mencari sesuatu yang segar, Tuan," kata Hanna tergugup.
Lian lebih tergugup lagi setelah melihat pakaian Hanna yang cukup menerawang itu, meski terlihat sangat seksi Lian masih bisa menahan diri.
"Kenapa keluar menggunakan pakaian itu?" kata Lian menunjuk dengan dagu.
"Eh, eum ... ini kan mau tidur, lagian gak ada siapa-siapa juga 'kan, Tuan?" tanya Hanna gelagapan. Dia juga belum terbiasa dengan ini, pasalnya dia selalu berhadapan dengan pelanggan saat memakai topeng saja. "Oh iya, Anda butuh sesuatu? Biar saya siapkan."
"Buatkan saya kopi," ujar Lian kemudian.
"Baik."
Hanna bergegas mencari kopi, dia menyeduh air ke dalam panci kecil. Namun, dia tidak menemukan gula di tempatnya. "Tuan, kopinya pakai gula?"
"Iya."
"Gulanya habis," kata Hanna menunjukkan wadahnya.
"Ada yang baru di atas," ujar Lian sambil menghampiri Hanna. Gadis itu sedang mencoba untuk mencari di rak bagian atas, namun tidak sampai.
"Sini," ujar Lian mengambil alih. Dia berdiri di belakang Hanna dan mengambil gula di lemari atas.
Tapi secara tidak sengaja Lian menyenggol sikut Hanna yang menyebabkan tangan Hanna terkena panci panas.
"Ahh!" kaget Hanna merasa jemarinya terbakar.
"Maaf, saya gak sengaja. Kenapa?" tanya Lian menurunkan gula, dia membalikkan tubuh Hanna yang membelakanginya.
Gadis itu sedang memegangi jemari tangannya yang me-merah akibat luka bakar. "Maaf, saya gak sengaja," kata Lian sambil mematikan kompor dan membawa tangan Hanna ke wastafel untuk dicuci air dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
🔞🍑KUPU-KUPU🍑🔞
Romance❣️WARNING, MENGANDUNG UNSUR DEWASA❣️ Mohon untuk perhatikan bacaan Anda, terkhusus anak balita silahkan tinggalkan lapak ini. Terima kasih! Real buatan sendiri dan sekadar imajinasi saja, mohon jangan terlalu baper. See you! All images from PIN