Bab-11

514 60 20
                                    

N : Sedang di revisi. Untuk alur cerita tetap sama, yang berbeda hanya bertambah jumlah kata dan beberapa penempatan titik dan koma.

Walau sudah tamat, tetap jangan lupa di vote.


Happy Reading





"Makanya, adek.. Jadi orang jangan terlalu jahil. Liat? Ulah kamu sendiri jadi, kamu sendiri yang sakit, kan. Makanya jangan jahil jadi orang, nurun siapa sih?" Dari tadi Kaizo tak henti-hentinya mengomel pada Fang. Saat selesai memandikan adiknya, panas di tubuh adiknya semakin meningkat.

Itu membuatnya khawatir dan memanggil dokter pribadi keluarga mereka. Dokter mengatakan bahwa Fang kelelahan dan tak makan satu harian. Mag nya juga kambuh, itu yang membuat dirinya menjadi demam seperti ini.

Fang tak membalas karena tubuhnya menggigil, menutup matanya dengan bibir pucat yang bergetar.

"Abang gak ngelarang kamu kalo mau jahil, tapi ingat sikonnya ya, sayang.. Abang hanya gak mau kejadian ini terulang lagi. Kamu itu masih kecil tapi bisa-bisanya buat abang pengen buang, kamu!" omelan Kaizo tak ada henti-hentinya, sudah sekitar 10 menit dia mengomel.

Fang mendengus pada abang nya. Dia menatap dengan pandangan memelas pada Kaizo dan berkata, "udah sih bang.. Adek nya sakit bukannya disayang-sayang, malah di omelin terus.." Rengek Fang pada Kaizo. Sungguh, dia sudah lelah dan telinganya panas karena omelan abangnya. Memang suaranya lembut namun, di akhir kalimat pasti intonasi nya penuh penekanan. Percis seperti emak-emak.

Satu hal yang harus di ketahui, Kaizo itu gak selalu manja dan bersikap seperti anak kecil pada Fang. Ada kalanya dia akan berubah, mengeluarkan aura dominan ke abangnya. Seperti ini contohnya. Kaizo juga menggunakan bahasa kamu ketika dia lagi mode ke abangan.

Kaizo berdecak kesal, mengambil bubur diatas meja samping ranjang Fang. Menyuapi adiknya dengan telaten agar ada makanan yang masuk ke dalam perutnya.

Fang menghabiskan satu mangkok bubur itu dengan lahap. Jika Fang sakit, nafsu makannya bukannya berkurang malah bertambah, apa saja dimakan sama dia, kecuali batu.

Fang tersenyum senang saat abangnya menyodorkan minuman padanya, tentunya di suapi. Kaizo bernafas lega saat melihat adiknya sudah kenyang dan meminum obatnya.

Fang berbaring dan dibantu oleh Kaizo, membuat posisi bantal yang nyaman.

"Tidur. Besok pasti udah sembuh," titah Kaizo yang di angguki oleh Fang. Saat Kaizo ingin beranjak menyimpan peralatan ke dapur, Fang memanggil, "Abang!"

"Hm?" Tanya nya dan menoleh pada adik kecilnya. Fang menggigit bibir dalamnya, ragu ingin mengatakan niatnya.

"Ada apa, dek?" Tanya nya lagi.

"Abang.. Pang mau tidur di peluk sama abang!" cerocos Fang, tanpa ada jeda di kalimatnya.

"Hah?" Kaizo tak mengerti apa yang adiknya katakan, karena tak ada jeda dan titik koma.

"Pang, mau tidur di peluk, Abang." Cicit Fang. Dia itu sangat gengsi untuk menyampaikan apa yang dia mau.

Kaizo menggigit pipi dalamnya, berusaha menahan gemas pada adiknya. Tak lama, dia tersenyum lebar, jarang-jarang adiknya begini. Dia berjalan mendekat dan menaruh piring itu di meja.

Naik ke atas kasur dengan pelan, berbaring tepat disamping adiknya. "Sini," perintah Kaizo. Fang dengan senang langsung mendekat dan memeluk erat abangnya.

"Bilang gitu doang pakai dadak ulang, segala. Gengsi itu dibuang sayangnya, abang.." Ucap Kaizo yang gemas pada Fang. Dia mengecup berkali-kali lipat surai dan pelipis Fang.

Fang tak menjawab dan terdengar suara dengkuran halus, memang adiknya ini sudah sangat lelah makanya cepat sekali tertidur. Kaizo tersenyum teduh menatap wajah damai adiknya.

Ting!

Suara notifikasi terdengar dari HP Kaizo. Dia bergerak pelan meraih HP nya yang ada di meja samping, melihat namanya membuat dia menatap malas pada layar.

+62xxx

Kai, maaf ya.
Aku gak jadi datang
soalnya, ada
kendala disini.||
15.07

Kaizo mengucap syukur berkali-kali saat mendapat pesan dari Kinara. Dia tidak jadi datang dan itu membuat Kaizo sangat bahagia. Dia melemparkan HP nya dengan asal di pinggir kasur, tak peduli itu jatuh atau tidak. Dia terlalu senang dan wajah Fang menjadi sasaran empuk baginya. Mengecup brutal seluruh inti wajah Fang, kecuali bibir.

"Astaga, dek! Abang senang banget, dia gak jadi datang!" pekikan Kaizo tertahan karena adiknya sedang tidur dengan nyenyak. Kembali, Kaizo memeluk erat tubuh mungil Fang yang sedikit mengurus karena tak makan sehari penuh.

"Tidur nyenyak sayangnya, Abang.." lirih Kaizo dan ikut tertidur.


TBC.

Akhirnya, konflik antar mereka selesai. Tapi.. Jangan harap tidak ada konflik selanjutnya. Pasti nya akan ada cuma, itu rahasia!^

Jadi ngebayangin kaizo bilang lembut tp penuh tekanan di akhir katanya.. Percis seperti dua saudaranya kawan aku😆

Jangan lupa vote dan komen. Kalian bisa juga request jalan cerita, soalnya agak buntu nih otak😩

KaiFang [𝙺𝚊𝚒𝚣𝚘 𝚍𝚊𝚗 𝙵𝚊𝚗𝚐] || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang