06 - Pengalaman Pertama

3.5K 8 0
                                    


Pertanyaan itu sukses membuat celana Ari jadi terasa sempit. Liliana pun tergelak saat melihat gundukan di dalam celana Ari yang kini sedikit berontak.

"Ayo sayang. Sentuh saja!" Liliana membelakangkan rambutnya yang tergerai di depan agar Ari bisa lebih leluasa.

"Ayo pegang!" suruh Liliana lagi.

Kedua tangan Ari mulai terangkat. Tangannya bergetar saat hampir menyentuh payudara Liliana.

Deg.

Ari melotot saat Liliana menarik tangannya hingga kini ia menyentuh dua gunung yang kenyal itu.

"Bagaimana?" tanya Liliana.

Helaan napas Ari terdengar sesak. Awalnya kedua telapak tangan itu hanya diam di atas payudara Liliana, tapi kemudian jari-jari itu mulai bergerak.

Ari meremasnya.

Liliana pun menatapnya dengan sorot mata yang sudah berubah. Sementara Ari tak henti-hentinya menghela napas sesak.

"Lebih kuat lagi. Remas lebih keras lagi!" ucap Liliana.

Ari mulai kehilangan akal sehatnya. Dia meremas kedua gundukan kenyal itu. Liliana pun membuka jubah tidurnya. Sekarang ia hanya mengenakan bra dan celana dalamnya saja.

Birahi Ari semakin naik melihat Liliana yang sexy. Tap tiba-tiba saja Liliana melangkah mundur.

"Cukup!" tukas Liliana.

Ari menatap bingung.

"Lepas dulu pakaian kamu! sekarang kamu sudah mau melepasnya, kan?" tanya Liliana.

Ari langsung melepas baju kaosnya, lalu juga melepaskan celananya. Otot-otot tubuhnya kini terlihat jelas. Liliana menggigit bibir saat melihat bulu ketiak Ari yang cukup lebat. Bulu-bulu halus yang ada di bawah pusar lelaki itu pun tampak sangat menggoda.

"Buka semuanya!"

Ari menatap ragu.

Liliana akhirnya kembali mendekat dan menurunkan celana dalam Ari yang berwarna putih itu dengan pelan. Dan sebuah batang yang panjang dan juga keras pun langsung mengacung menunjuk ke arahnya.

Liliana tersenyum. Dia tidak menyangka bahwa milik Ari akan sebesar itu. Liliana memerhatikannya sebentar. Batang yang panjang dan berurat itu terlihat berdenyut-denyut.

"Kenapa dia mengangguk-angguk seperti ini?" tanya Liliana usil.

Ari menggeleng. "A-aku juga tidak tahu."

Liliana beralih menatap Ari. Sementara itu tangannya menyentuh batang itu dan memutar-mutarnya pelan. Membuat Ari yang belum berpengalaman itu merasakan sensasi yang cukup lua biasa. Sentuhan Liliana cukup membuat matanya terpejam, lalu membelalak menahan nikmat.

"Kamu suka?" tanya Liliana.

"Suka Tante."

Liliana masih betah memainkan batang Ari dengan tangannya. Wajah lelaki yang berkulit putih itu kini sudah memerah.

"Apa kamu mau melihat punya, Tante?" tanya Liliana kemudian.

Ari mengangguk.

"Kalau begitu kamu sendiri yang melepaskannya. Mulai dari sini dulu." Liliana menyentuh kutangnya.

Liliana membelakangi Ari, agar lelaki itu lebih mudah membukanya. Ari pun tak buang-buang waktu. Ia langsung membuka bra itu. Bra berwarna hitam itu jatuh ke lantai.

Liliana pun menuntun tangan Ari untuk kembali meremas susunya.

Ari merasakan sensasi yang sangat luar biasa. Baru kali ini ia merasakan nikmat yang seperti itu. Rasanya lebih dahsyat karena kini tak ada lagi kain yang menghalanginya.

"Aaaaah." Liliana melenguh pelan.

Ari pun terus meremasnya. Batang miliknya tampak semakin berdenyut-denyut.

Ari mendekatkan batang itu ke pantat Liliana dan refleks menggesek-gesekkannya.

Liliana tersenyum dan langsung berbalik. "Terlalu cepat sayang."

Ari berhenti. "M-maaf."

"Sekarang lihatlah menu utamanya. Kamu sudah boleh membukanya." Liliana berbisik mesra. Membuat bulu kuduk Ari merinding.

Liliana mendorong kedua pundak Ari agar turun ke bawah. Membuat lelaki itu duduk bersimpuh di bawahnya.

.

.

.

Pesona Ayah Tiriku (Oh My Daddy) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang