"Papa tiri kamu itu punya masalah apa, sih?" tanya Noufal dengan gusar.
Riani memijit keningnya yang terasa berdenyut. Dia sendiri juga tidak mengerti kenapa Dason bersikap seperti itu kepada Noufal. Siapapun yang melihat, pasti akan langsung bisa menyimpulkan bahwa Dason membenci Noufal. Yang jadi masalah adalah ... kenapa? apa Dason tidak menyukai Noufal karena tinggal seatap dengan Riani? alasan itu pun rasanya tidak cukup. Walaupun sudah menjadi ayah tiri Riani, sejatinya Noufal tetap tidak punya otoritas untuk menyelami kehidupan Riani lebih jauh.Terlebih Riani sudah dewasa, dia bukan anak-anak lagi.
Aneh.
Riani pun juga tak mengerti.
"Dasar sialan! kalau tidak mengingat keberadaan mama kamu... aku pasti sudah menghajarnya!" Noufal dirundung emosi.
Mereka berdua kini berada di sisi halaman samping hotel yang sepi. Lelaki itu mondar-mandir sambil berkacak pinggang dan terus meracau meluapkan emosinya.
"Apa dia marah karena kamu tidak jadi pulang?" tanya Noufal lagi.
Riani menggeleng. "Entahlah...."
"Cih! semakin terlihat jelas saja bahwa dia memang punya niat jahat sama kamu! Pokoknya kamu jangan kembali. Kamu tidak perlu mendengarkan perkataan dia. Lelaki itu memang sudah menjadi suami mama kamu, tapi dia bukan ayah kandung kamu! ingat itu! dia tidak berhak untuk mengatur hidup kamu, Riani,"
"Aku mengerti." Riani menjawab lirih. Dia tidak sepenuhnya menyetujui perkataan Noufal. Riani berkata demikian hanya untuk meredam emosi Noufal. Berharap agar lelaki itu kembali tenang dan berhenti mengomel.
"Aku jadi kasihan kepada mama kamu," ucap Noufal lagi.
Riani mengernyit. Dia menahan diri untuk berkomentar. Apalagi membantah.
"Mama kamu pasti akan mengalami hari-hari yang sulit ke depannya. Lelaki itu pasti punya motif jahat kepada mama kamu dan juga kamu. Aku yakin itu."
Riani mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Lidahnya sudah gatal ingin membantah, tapi Riani tahu
jika dia melakukannya ... Noufal akan lebih mengamuk lagi dan masalah baru pun akan tercipta.
Noufal terus meracau.
Lelaki itu bahkan tidak sadar bahwa sebagian besar ucapannya menyinggung perasaan Riani dan juga
mamanya.
Riani benar-benar bingung. Siapa yang harus dia percaya. Noufal akhir-akhir ini terasa seperti orang lain. Semakin hari Riani merasa bahwa Noufal semakin berubah.
Berubah? atau dia kembali ke sifat aslinya?
Di sisi lain dia juga tak tahu niatan Dason. Apa mungkin papa tirinya itu memiliki rencana buruk?
Siapa yang harus ia percaya? Riani merasa terombang ambing dalam lautan keraguan. susah.
"Kenapa kamu diam saja, ha? apa kamu membela papa tiri kamu yang sok itu?" bentak Noufal tiba-tiba.
Riani mendesah lemah. "Mungkin memang tipikalnya cuek seperti itu."
"Halah ... kamu membela dia. Iya, kan?"
"Aku juga tidak mengenal dia. Dan sekarang kenapa kamu malah meluapkan semua kekesalan sama aku?" tanya Riani.
Noufal menunjuk Riani. "Jelas semua ini gara-gara kamu, Riani. Kamu yang memaksa aku untuk tetap datang."
Hening.
Riani memutuskan untuk diam. Dia terlalu lelah untuk berdebat.
"Aku tidak mau lagi berlama-lama di sini. Aku akan pergi sekarang," tukas Noufal lagi.