"Ouuch enak sekali, Sayang. Enak sekali." Dason meracau dengan mata merem melek karena kenikmatan.
Liliana merasakan ujung penis Dason sudah seikit basah. Mengeluarkan cairan yang terasa asin dan gurih.
"Hisap... aku mau kamu menghisapnya!" perintah Dason.
Liliana menyeka bibirnya yang basah karena ail liur terlebih dahulu. Perlahan dia mengarahkan penis Dason ke dalam mulutnya. Cukup besar untuk ukuran mulut Liliana yang kecil. Kepala Liliana mulai naik turun.
Dason tersenyum menikmatinya. Liliana kewalahan. Dia coba menyepong kontol Dason hingga ke pangkal, tapi sangat sulit dilakukan. Menyadari hal itu, Dason mendorong kepala Liliana. Benar-benar menekannya hingga seluruh batang kenikmatan itu masuk menembus kerongkongannya.
"Uhuk... uhuk...."
Liliana terbatuk. Matanya langsung berair. Air liurnya tumpah ketika dia melepaskan kontol Dason dari mulutnya. Liliana tersedak hebat hingga wajahnya memerah, tapi Dason malah menyukainya.
"Ayo teruskan, Sayang!"
Liliana tersiksa, tapi dia tidak bisa menolak perintah itu. Alhasil Liliana lanjut menyepong batang milik Dason. Sesekali Dason juga menggoyangkan pinggulnya dengan mata terpejam dan bibir tersenyum.
"AAahh... oaaaah .... huuuaaah..." Dason meracau nikmat.
Cukup lama Liliana memainkan penis itu di mulutnya, hingga kemudian Dason mendorong tubuh Liliana untuk bengun, mendorongnya ke kasur dan membuat Liliana terduduk di sana.
Sekarang giliran Dason yang berada di selangkangan Liliana. Dason tersenyum menatap Liliana sebentar, tatapan matanya lalu beralih pada sebuah bekas luka di perut bagian bawah Liliana.
"Bekas luka apa ini?" tanya Dason."Bekas luka operasi cesar ketika aku melahirkan," jawab Liliana.
Dason menyeringai. "Berarti masih sempit, ya?"
"Kamu bisa mencobanya."
"Oaaaaah ....!"
Liliana melenguh kencang tatkala Dason membenamkan wajah di selangkangannya. Dia meremas rambut lelaki itu. Tubuh Liliana menegang. Puting susunya pun juga mengeras dengan sendirinya.
Dason menjilat celana dalam itu hingga basah. Dia menelusupkan lidahnya, lalu menggantinya dengan
jari yang besar itu. Satu tangannya menjalar ke atas meraih susu Liliana dan meremasnya.Liliana mengentak-entak seperti cacing kepanasan. Dason menelusupkan lidahnya dari sisi lubang celana dalam. Membuat celana dalam itu kini terjepit oleh dinding vagina Liliana yang semok dan bersih.
Dason akhirnya menarik Celana dalam itu hingga tergulung ke bawah kaki Liliana dan membuangnya sembarangan.
"Wangi sekali, Sayang. Aku menyukainya," ucap Dason manja.
Liliana tersenyum malu.
Dason mengelus-elus kedua paha Liliana dengan tatapan mesra, lalu kembali melebarkan kaki itu. Dia menyusup lagi ke selangkangan Liliana. Dason menjilat vagina Liliana dengan brutal. Gerakan lidahnya seperti seseorang yang memang sudah sangat ahli. Sesekali dia juga melirik Liliana yang kini sudah melenguh nikmat.
Cara Dason menatap Liliana sambil menjilati vagina perempuan itu terlihat sangat seksi dan panas. Bahkan lidah yang tak bertulang itu terasa sangat kuat saat menghentak ke dalam liang kenikmatan milik Liliana. Rasanya jadi tak sia-sia saat Liliana harus menyepong batang Dason hingga susah payah. Dason langsung membalasnya dengan kenikmatan yang luar biasa. Bola mata Liliana sampai terbalik-balik saking enaknya.Sampai kemudian Dason menjauhkan wajahnya.
Dia menatap Liliana penuh arti. Dason bersiap dengan dua buah jarinya yang tampak gempal-gempal dan kuat.
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Liliana.
Dason tersenyum. Dengan cepat dia menusuk dengan jarinya dan mengguncangnya sekuat tenaga. Gerakan tangan Dason sangat cepat hingga otot tangannya mengeras.
"Yesss ... do you like it, ha?" tanya Dason dengan wajah penuh nafsu.
Liliana bahkan tidak sanggup menjawab.
"Oooh aaaah ... oooh aaah."
Mulutnya menganga lebar dengan bola mata yang melotot.Liliana tidak pernah menikmati permainan seperti ini sebelumnya.
Gerakan tangan Dason semakin kencang seiring dengan suara jeritan Liliana yang mengumpat saking enaknya.
"Oh holly shiiiit.... gilaaaaa.... !" pekik Liliana dengan napas sesak.
Suara kocokan tangan Dason itu terdengar jelas. Gerakan tangannya semakin cepat. Lebih cepat lagi. Sangat cepat. Sampai pada akhirnya ...
"AAAAAAAAAAAAHHH ....!"
Liliana menjerit kencang bersamaan dengan pancuran air yang muncrat seperti air mancur dari lubang vaginanya. Semburan itu membasahi karpet hotel. Setelahnya Liliana masih melenguh.