02 - Pelampiasan Hati Yang Gusar

4K 25 0
                                    

"Ya sudahlah... Mungkin itu memang yang terbaik untuk mama kamu." Seorang pria yang berbaring di belakang Riani mencoba menenangkan sang kekasih.

Namanya Noufal Juliano. Merupakan senior Riani dikampus satu tahun diatasnya. Noufal sudah lulus dan saat ini bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manifaktur.

"Aku cuma nggak habis pikir aja." Riani masih merengek.

Noufal yang tidak memakai baju itu pun bangun. Berjalan ke meja dan meneguk segelas air putih yang ada di sana. Lelaki berbadan atletis itu hanya mengenakan kolor hitam dengan garis-garis putih di pinggirnya. Noufal memiliki darah Amerika Latin, tepatnya Venezuela yang didapat dari ayahnya.

"Daripada gusar... Lebih baik kita bersenang-senang." Noufal menatap Riani penuh arti.

Riani hanya diam.

Noufal mendekat. Mengambil tangan Riani dan memasukkannya ke dalam celana.

"Adik kecil aku ini sudah sangat merindukan kamu," bisiknya lirih.

Riani pun merasakan batang yang hangat dan mulai mengeras itu di dalam sana. Ia tersenyum simpul dan menatap Noufal yang berdiri di hadapannya. Posisinya Riani masih duduk di tepi ranjang. Sedangkan Noufal berdiri di antara dua kaki Riani yang mengangkang.

Mmuuaach.

Noufal merunduk dan mengecup bibir Riani yang legit dan manis.

"Mau, ya ...?" Bujuk Noufal dengan tatapan mata nakal. "Kita sudah lama tidak melakukannya. Aku taku mengganggu kamu selama periode skripsi. Bukankah sekarang kita harus merayakannya dengan bersenang-senang?"

Riani bangun dan mengembuskan napas pendek, lalu menatap Noufal. "Ya... Sepertinya aku juga menginginkannya.

Noufal tersenyum.

Lelaki itu mendekatkan tubuhnya hinga menempel dengan badan Riani. Menghirup aroma tubuh Riani sebentar dan langsung meletakkan kedua tangannya di pinggang kekasihnya itu.

"Sayang ... Aku sudah sangat merindukan kamu. Pegang deh... Udah nendang-nendang," bisik Noufal seraya tertawa pelan.

Riani mengurut batang yang panjang dan keras itu dari balik celana dalam Noufal yang masih terpasang. "Sudah lama juga aku tidak memainkannya."

Secepat itu Noufal memutar tubuh Riani hingga membelakanginya. Ia memeluk tubuh Riani dari belakang dengan suara napas memburu. Tangannya mulai menjamah tubuh Riani. Meremas buah dada Riani yang masih tertutup oleh baju yang dipakainya.

Riani memajamkan mata. Menikmati setiap sentuhan Noufal yang terasa hangat dan nikmat.

Noufal menempelkan tubuhnya lebih rapat dan sesekali menggesekkannya ke atas dan ke bawah.

"Aaahhhh.... Sayang...." Riani melenguh pelan.

Tangan Noufal mulai menjalar ke bawah. Mengelus paha Riani dibalik roknya.

Plak.

"AH...!!!"

Riani terkejut saat Noufal menepuk pantatnya. Sementara Noufal malah terkikik pelan dan mengulangi aksinya itu beberapa kali hingga pantat putih itu menjadi kemerahan.

"Hahaha."

Rok mini Riani kini sudah terangkat ke atas. Tangan Noufal mulai menelusup masuk ke dalam celana dalamnya. Membuat Riani meringis dan menggeliat.

"Aaah...."

Noufal mengecup leher Riani dengan tangan yang masih sibuk bekerja di bawah sana. Ia kemudian menjilati daun telinga Riani pelan dan lembut.

"Sayaang...," Bisikannya terdengar berat dan parau. Membuat Riani semakin melayang.

Permainan terus berlanjut.

Sepertinya Noufal menyukai bagian itu. Ia masih asyik dengan permainannya dari belakang. Mengecup leher, hingga daun telinga. Ia kemudian menarik dagu Riani agar ia bisa menjangkau bibirnya.

Dan kemudian...

Noufal melumatnya dengan penuh nafsu dan gerakan yang membabi buta. Membuat Riani kesulitan untuk menghela napas karena Noufal menyorongkan lidahnya ke mulut Riani.

"Uught... Aaah."

Pesona Ayah Tiriku (Oh My Daddy) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang