Kini langit sudah gelap, jarum jam di dinding menunjukkan pukul 9 malam. Ditemani oleh Hanni yang berbaring di kasur, siap untuk tidur.
"Dia kemana sih? Jam segini belom pulang." Gumamnya kesal pada diri sendiri. Iya, Minji dari berangkat kerja tadi pagi sampai saat ini belom menunjukkan dirinya.
Bahkan Hannipun sudah mengirim pesan pada Minji melalui ponselnya. Meski begitu, chat tersebut centang satu alias tidak aktif.
"Argh Minji lu kemana sih! gua takut sendiran..." gadis mungil tersebut meringkuk sembari memeluk gulingnya.
Hanni menoleh kearah pintu kala mendengar pintu terbuka tiba-tiba. Syukurlah, untung Tuhan masih sayang dengan dirinya.
"Dari mana aja lu?" tanya Hanni yang berpura-pura tidak menunjukkan keinginan kehadirannya.
"Kerja lah" balas Minji lalu menaruh tas laptopnya.
"Kerja apaan yang sampe jam 9 malem." sewot Hanni heran. Minji hanya memberi cengirannya.
"Emang kenapa? Lu kangen gua ya?"
"Dih najis amat."
Gadis jangkung tersebut tertawa sebelum melanjutkan kalimatnya, "gua tadi lagi sama Yuna"
Hanni seketika mengerutkan keningnya kala mendengar nama tersebut, "ngapain?"
"Dia ada proyek besar katanya terus minta bantuan gua. Ya gua bantuin deh, makanya pulang telat" jelas Minji pada istrinya sembari melepas blazer dan dasinya.
"Oh gitu." Setelah itu Hanni menyembunyikan wajahnya di gulingnya.
"Cieee ada yang cemburu"
"Lu bisa diem ga?" Minji seketika langsung terdiam. Gimana ga takut? Hanni kalo ganti ke mode galak udah kaya harimau yang bangun dari tidurnya, bisa-bisa Minji diamuk nanti pake sapu lidi.
Minji menelan ludahnya, "tumben lu ga ngusir gua. Boleh tidur bareng nih?"
"Terserah." Balas Hanni cepat, Sementara Minji hanya mematung di tempatnya. Minji tidak percaya apa yang baru saja istrinya katakan karena ia pikir Hanni akan menolak keras dengan ajakkan itu.
Hanni yang keheranan karena tak ada jawaban dari gadis jangkung tersebut menoleh ke arahnya, "napa lu diem?"
"Ya gua masih ga percaya..." jawab Minji masih ternganga.
"Yaudah kalo gitu gausah tidur bareng"
"E-eh iya iya ini mau" sesudah itu Minji ke ruang ganti untuk mengganti setelannya ke yang lebih nyaman buat tidur. Selang beberapa saat kemudian ia kembali dengan baju yang santai. Minji merebahkan tubuhnya di samping Hanni yang mungkin sudah tertidur.
Sudah berpuluh-puluhan menit berlalu, tapi sialnya Minji sama sekali tidak merasa mengantuk. Mungkin ini akibat Hanni yang kini di sampingnya.
"Inget Minji, lu gaboleh ngelakuin yang aneh-aneh."
Disaat gadis jangkung itu sibuk berpikir hal-hal yang harus ia tahan, tiba-tiba ia dikejutkan dengan suara Hanni, "Minji, mau peluk..."
Minji seketika dengan sigap menoleh ke arah Hanni dengan keterkejutan di wajahnya, "wait, ngomong apa tadi?"
"Peluk" Ini kedua kalinya Minji tidak percaya apa yang baru saja Hanni katakan.
"Gua mimpi kan? Bilang kalo ini mimpi anjengg"
Bahkan ia mengedipkan matanya beberapa kali lalu mencubit pipinya sendiri untuk tahu bahwa ini mimpi atau tidak, dan itu rasanya sakit. Minji memang tidak bermimpi saat ini.
Apakah Hanni sedang mengigau? Atau Hanni melakukannya secara sadar? Tapi Minji tidak peduli dengan hal itu.
"Lu denger gua kan? Gua mau peluk."
Minji menelan ludahnya kasar, akhirnya ia menggeser tubuhnya mendekat pada istrinya yang sudah membuka tangannya lebar-lebar.
Kini Hanni sudah dalam dekapannya dengan mata yang tertutup. Berbeda keadaan Minji, ia malah semakin tidak bisa tidur. Merasakan tubuh mungil Hanni dan melihat keimutannya dari jarak dekat, bisa-bisa Minji dibuat gila.
"Damn it, lu wangi banget Han."
Minji menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran kotor dari kepalanya. Ya bagaimana lagi? Lekuk tubuh Hanni yang sempurna, kulit yang cerah dan bersih tanpa ada yang cacat satupun, dan bibirnya yang berwarna merah muda alami.
Baiklah, mungkin Minji harus fokus untuk tertidur supaya nanti pagi matanya tidak terasa berat.
sorry pendek soalnya skrg bener² udh jarang buka wp, dan author mungkin up nya gabakal sering² juga 🙏🙏
votenya pencet ya say👹
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Marriage? Seriously?! | Bbangsaz
RomanceKisah ini dialami oleh gadis remaja yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya tanpa persetujuan dan pengetahuan darinya. Bagaimana dia akan menghadapi situasinya sekarang? [Bbangsaz | NewJeans lokal AU]