"Minji bangun ih, entar gua telat!" Tangan Hanni sibuk mengguncang tubuh Minji yang masih tertidur lelap seperti tak ada gangguan.
Mata Minji dibuat merem melek, hingga dia sepenuhnya membuka matanya.
"Jam berapa sekarang...?" Tanyanya masih lemas.
"Menurut lu?" Balas Hanni jutek, gadis mungil itu langsung pergi keluar kamar, meninggalkan Minji yang masih linglung.
"Anying udah jam 10 lebih" yang tadinya masih pusing berubah menjadi panik, Minji langsung turun dari kasur dan pergi ke kamar mandi.
Pagi ini benar-benar berbeda, sangat heboh. Ini dikarenakan kemarin malam Minji sudah berjanji bahwa dia akan mengantar Hanni ke kampus jam 9 pagi. Dan soal kerja, Minji tidak berangkat ke kantor karena sekarang hari Sabtu, hari dimana ia libur.
Dan untungnya Minji tidak memakan waktu yang banyak untuk membersihkan tubuhnya di kamar mandi.
"Ayo Han" ucapnya setelah selesai bersial-siap. Untungnya Hanni tidak banyak mengomel, karena sekarang bukan waktu yang cocok.
Waktu berlalu hingga akhirnya mereka berdua sudah sampai di depan sebuah kampus. Tentu Hanni itu langsung melepas sabuk pengamannya dan keluar dari mobil.
"Hati-hati ya sayangku, nanti suami mu yang cakep ini jemput lagi" ucap Minji membuat Hanni menatapnya sinis.
"Y"
Minji tertawa karena balasan cuek Hanni, ini sudah hal yang biasa. Untuk sesaat Minji berdiam diri sampai istri mungilnya itu masuk ke bangunan besar tersebut dan hilang dari pandangannya. Akhirnya Minji kembali mengemudi ke arah rumahnya.
Mari kita berpindah sisi lain, dimana Hanni dengan lari terburu-buru ke kelasnya sambil mengumpat dalam hati.
"Nih gara-gara Minji sialan gua jadi telat"
BRUKK!
Hanni meringis kesakitan ketika ia merasakan tabrakan seseorang menyebabkan bokongnya terjatuh menyentuh lantai lorong, dan itu sangat sakit sekaligus perih.
"Kamu gapapa?"
Hanni langsung mendongak ketika telinganya menangkap suara seorang laki-laki, terlihat lelaki itu hanya memakai masker dan topi. Itu membuat Hanni tidak bisa mengenalnya, tapi ia tetap mengangguk.
"E-eh iya saya gapapa."
Balasnya lalu menerima tawaran bantuan lelaki itu untuk berdiri.
"Maaf, tapi saya lagi buru-buru, mohon maaf sekali lagi"
Sekarang Hanni benar-benar tidak bisa membuang waktunya, jadi dia langsung pergi menghilang dari lorong tersebut. Ini benar-benar hari tersial Hanni, sudahlah telat, ditambah nabrak cowo ga dikenal.
Tentu saja lelaki itu hanya menatap punggung gadis yang baru saja menabrak dirinya hingga perlahan menghilang dari pandangannya. Secara perlahan, sebuah senyuman kecil terulas di balik maskernya yang menutupi area bawah wajahnya.
"We meet again, Hanni."
Hanni menelusupkan kepalanya di meja kantin, dia menghela nafas lelah setelah merasakan apa saja yang terjadi hari ini.
"Sumpah Han, lu yang dimarahin sama Pak Jin, gua yang ngeri anjir" celetuk Haewon mengigat Hanni di kelas tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Marriage? Seriously?! | Bbangsaz
RomansaKisah ini dialami oleh gadis remaja yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya tanpa persetujuan dan pengetahuan darinya. Bagaimana dia akan menghadapi situasinya sekarang? [Bbangsaz | NewJeans lokal AU]