2. Pertemuan (Hanni POV)

1.2K 124 14
                                    



































Saat ini, aku hanya memandang kosong pada sosok figur di depanku. Keluargaku dan keluarga teman Papa ku sedang merencanakan perjodohan kami nanti.

"Jadi, kalian akan nikah dalam 2 Minggu lagi." Ucap Tuan Kim. Diangguki oleh Papa.

2 Minggu lagi? Oh yang benar saja. Aku bahkan tidak mengenali manusia di depanku ini. Tatapan matanya yang seolah-olah memandangku rendah.

"Cakep sih cakep, tapi dari tadi kek ngeselin banget ya?" Gumamku dalam hati.

"Ya saya setuju. Bagaimana dengan kalian?" Tanya Papaku menatap kami berdua.

"Terserah" Balasku cuek.

"Minji ngikut aja" Celetuk sosok di hadapanku.

"Baiklah, berarti fiks ya kalo kalian bakal nikah dalam 2 Minggu lagi. Papa sama Tuan Kim udah nyiapin tempat pernikahannya." Ucap Papaku, aku hanya mengangguk malas.

Aku merasa pusing, sepertinya aku membutuhkan udara segar karena perjodohan ini. Tanpa berlama-lama aku bangkit dari dudukku, "mau kemana dek? Masih belom selesai loh"

"Mau nyari udara" jawabku tanpa menoleh ke belakang, aku pergi ke halaman taman belakang rumahku. Taman inilah yang sering ku kunjungi jika aku dalam keadaan yang tidak beruntung.

Aku memandang langit gelap nan indah yang dihiasi oleh berbagai bintang bersinar. Udara di sini benar- benar menyegarkan. Tapi tak lama kemudian, suara langkah kaki mulai terdengar di telingaku.

Aku menolehkan kepalaku kebelakang, "ngapain lo disini?"

"Gua disuruh sama Ayah gua. Dan gua yang harusnya nanya itu." Ucapnya datar tanpa emosi.

Aku memutar bola mataku kesal sebelum mengembalikan perhatianku ke langit-langit, "dih kepo."

Dia hanya terdiam, bergerak mendekat dan berdiri di sampingku. Sedikit membuatku kaget.

"Ingat, ini cuman perjodohan. Gua gabakal jatuh cinta sama lo. Ngerti?" Peringatnya padaku.

"Nyenyenyenye"

"Yang bener."

"Apasih?? Iya iya ngerti." Sesalku sekaligus malas.

"Nah gitu dong dari tadi."

"Apasih ni orang! Pengen gua tumbuk sumpah"

"Dan lo, gaboleh deket-deket sama gua."

"Y"

"Padahal sendirinya di samping gua. Apalah banget ni orang"

Setelah itu kami berdua saling diam diri. Aku tidak berniat untuk mencari topik karena mengobrol dengannya saja sudah sangat malas. Udah gitu ngeselin lagi.

"Minji! Hanni! Ayo sini makan malam dulu" pinta Mamaku datang ke halaman belakang untuk memanggil kami berdua.

"Iya Ma bentar."

Akhirnya kami berdua kembali masuk ke dalam rumah dan memulai acara makan malam bersama di ruang makan.

Tapi sialnya, kenapa aku duduk di sebelahnya?

"Kalian nanti kalo udah nikah cepet-cepet punya anak ya" tutur Nyonya Kim membuat orang di sampingku terbatuk-batuk karena tersedak.

Yah tentu saja pernyataan itu membuatku kaget juga.

"Apasih Bun?" Resahnya.

"Ya apa salahnya? Bunda mau punya cucu doang gaboleh."

"Udahlah Bun ngomongin ini nanti aja." Ujar Minji.

Jujur, topik pembahasan sekarang sangat berat.










































kiww up lagi nih
Btw maaf pendek soalnya cmn 450 kata :D
Ntar buat yg versi Minji POV kok
Btw, itu vote nya TDK lupa dipencet ya💋

Arranged Marriage? Seriously?! | BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang