"I love you, Han...gua gabisa ngeliat lu digituin sama dia."
Lirihan Minji tentu membuat Hanni yang masih dalam keadaan terisak itu mendongak padanya, mau tak mau gadis mungil itu menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Minji.
"I know...but jangan sampe bunuh dia juga, Ji. Kan bisa dilaporin ke polisi."
Walapun Hanni sedang dalam keadaan menangis sekarang, namun nada tegasnya masih terdengar di telinga Minji, gadis jangkung itu terkekeh karena menemukan bahwa istrinya sangat menggemaskan. Hanni masih bisa tegas dalam keadaan seperti ini.
"Fine fine, ayo nanti kita laporin ke polisi" final Minji, namun Hanni masih saja meneteskan air matanya.
"Cup cup cup udah dong jangan nangis, nanti cantiknya ilang" ujar Minji menyeka air mata Hanni menggunakan ibu jarinya.
"Jadi gua ga cantik gitu?!" Tanya Hanni di tengah isakannya.
"Ga gitu sayang. Maksudnya, you are always beautiful, tapi kalo nangis jadi keliatan kaya anak kecil" jelas Minji sambil tersenyum.
"Shut up" Hanni memukul dada Minji main-main.
Jawaban ditambah pukulan Hanni membuat Minji tertawa renyah, Minji bisa melihat kemerahan di seluruh pipi Hanni. Sekarang kedua sejoli itu hanya menikmati pelukannya, tenggelam dalam sensasi masing-masing.
"WOY KIMIN LU NAPA TIBA-TIBA LARI" teriak panik Bae masuk ke dalam.
"Anjir unit apart apa ini cok, kumuh kali" sindir Yujin menjepit hidungnya sendiri menggunakan jarinya.
Suasana yang hangat sekaligus romantis tersebut langsung hancur ketika Ryujin, Bae dan Yujin datang. Tentu saja Minji melepaskan pelukannya dengan Hanni, bertujuan untuk menumbuk para curut tersebut.
"Buset itu si Jake napa pingsan gitu, darahnya juga banyak lagi" kaget Ryujin.
"Napa kalian semua kesini?" Tanya Minji ketus.
"Ya kita kan penasaran kenapa tiba-tiba lu kabur, jadi kita semua ngikutin di belakang elu deh" balas Ryujin membuat Minji menghela nafasnya kesal.
"Nanti gua ceritain ke kalian semua. Yang penting angkut ni orang ke rumah sakit" ucap Minji, jari telunjuknya menujuk ke arah tubuh Jake yang terbaring di lantai.
"Idih, dijadiin babu kita" cibir Bae malas.
"Cepetan anjing, gua serius."
"Buset santai aja kali pak, iya iya ini kita angkut" balas Bae bergidik ngeri, akhinya mereka bertiga mulai melakukan tugasnya.
Sudah dua hari sejak kejadian tersebut, Jake atau bisa dibilang sang pelaku segera dilaporkan ke polisi dan untungnya sekarang sudah ditangkap.
Minji dan Hanni juga mendapatkan informasi saat para pak polisi mewawancarai Jake. Lelaki itu sudah berbuat ulah sejak 3 tahun yang lalu, yaitu melecehkan sekaligus memperkosa para wanita yang ia culik, para orang tua korban pun sangat sedih saat itu, bahkan Minji yang mendengar perilaku Jake selama ini berhasil membuat kepalanya pening.
Bagaimana istrinya itu bisa mempunyai teman yang sikapnya melebihi iblis?
"Huaaa gua khawatir tau Han, untung lu kaga kenapa-napa" rengek Haewon memeluk lengan kanan Hanni erat. Haerinpun sama dengannya, dia memeluk Hanni di lengan kiri.
"Udah gua bilang juga, si jake tuh emang udah kaga bener. Lagian elu nya sihh" nada Haerin kesal sekaligus khawatir.
"Iya iya gua tau, sekarang kalian lepasin gua bisa ga?" Keduanya langsung melepaskan pelukannya pada lengan Hanni.
"Ya namanya juga khawatir" balas Haewon cengingisan.
"Gua denger-denger Jake udah dipenjara Han?" Tanya Haerin diangguki oleh Hanni.
"Bagus lah, orang macam monyet mesum kek gitu emang pantes dipenjarain" lega Haerin, mengundang tawa dari Haewon.
"Anying frontal amat lu Rin" sela Haewon ditengah tawaannya.
Akhirnya trio H itu terus mengobrol, hingga Haewon dan Haerin berpamitan pada Hanni karena sekarang sudah cukup larut juga. Sesudah berpamitan, Hanni pergi ke dapur, berencana untuk memasak makan malam.
Sementara Minji sedang bermain Valorant dikomputer kamarnya, hingga hidungnya menangkap aroma yang sedap. Gadis jangkung itu langsung bangkit dari duduknya dan pergi keluar kamar menuju dapur. Mendapati punggung mungil Hanni sedang memasak membuatnya tersenyum, Minji mendekatinya dan memeluknya dari belakang.
"Minji Jangan ngagetin!" ketus Hanni kesal, Minji hanya nyengir tanpa merasa bersalah. lalu menaruh dagunya di pundak sempit milik Hanni.
"Ya maap, lucu soalnya" dengan iseng, Minji mengecup leher sang istri dari belakang.
"I love you" bisik Minji, Hanni hanya terkikik.
"I love you too"
Seketika tubuh Minji membeku, Minji tidak salah dengar, 'kan?
"Ngomong apa tadi?"
"I love you too" balas Hanni cekikikan, berbeda dengan Minji yang raut wajahnya terkejut.
Hanni menyelesaikan masakannya lalu memindahkannya ke dua piring, lalu gadis mungil itu berbalik untuk menghadap Minji yang masih saja membeku.
Cups!
Satu kecupan Hanni berikan pada bibir suaminya, tanpa sepatah kata apapun, Hanni pergi dari sana dengan membawa dua piring dan menaruh di meja makan.
"Sumpah, Hanni nyium gua?"
Jari Minji menyentuh bibirnya yang baru saja dicium Hanni. Sial, bisa-bisa dia jatuh pingsan hanya karena perilaku Hanni pada dirinya. Minji membalikkan tubuhnya, melihat pemandangan istrinya yang sedang makan dengan damai, seolah-olah tidak terjadi sesuatu.
"Kenapa berdiri di situ terus? Ayo sini makan" sahut Hanni.
Minji akhirnya hanya menurut, lalu ikut bergabung ke meja makan, dia mulai menyantap makanan di depannya tanpa melupakan kejadian sebelumnya.
Hanni juga tahu pasti Minji kaget karena ciuman tiba-tiba beberapa menit yang lalu.
Selesai makan, Minji segera bangkit dari duduknya dan pergi ke sisi Hanni. Tanpa aba-aba, Minji langsung menggendong tubuh mungil Hanni ala bridal style, hingga berhasil membuat sang empu memekik kaget.
"Jangan ngagetin mulu!" Omel Hanni, walapun begitu dia melingkarkan lengannya di leher Minji.
Minji hanya terkekeh, "iya maaf sayang."
Langkah kakinya berjalan menuju kamar tidur dengan Hanni berada di gendongannya. Sesampainya di dalam, Minji duduk di pinggir kasur sehingga Hanni sekarang duduk di pangkuan Minji.
Minji langsung menyambar bibir istrinya, membalas dendam karena tadi Hanni menggodanya hanya dengan kecupan kecil. Sama hal nya dengan Hanni, dia membalas ciuman sang suami, lenguhan lembut perlahan keluar dari mulutnya.
"Mhnnn..."
Ciuman itu lama-lama terlepas, namun sekarang tujuan Minji turun menuju leher Hanni, menciumnnya dan sedikit menggigitnya hingga meninggalkan beberapa bekas di sana.
"Hnn M-minji.."
Hanni hanya bisa mendesah dengan napasnya yang tersenggal-senggal akibat sentuhan suaminya. Tapi, mengingat Hanni besok akan ke kampus, dia langsung mendorong kedua bahu Minji.
Minji yang menyadari itu mengerutkan keningnya, kebingungan.
"A-aku ada kelas pagi besok" ucap Hanni, membuat Minji menghela nafasnya dalam.
"Tapi Han-"
"Udah udah, ayo tidur aja."
Mau tak mau, Minji terpaksa berhenti dan lebih memilih untuk melakukannya nanti.
ekhem
yaudah gitu aja, janlup vote 🌚
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Marriage? Seriously?! | Bbangsaz
RomanceKisah ini dialami oleh gadis remaja yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya tanpa persetujuan dan pengetahuan darinya. Bagaimana dia akan menghadapi situasinya sekarang? [Bbangsaz | NewJeans lokal AU]