10. Hanni Dan Keraguannya

1.2K 127 7
                                    
































Sudah berpuluhan menit sejak mereka sampai di warung seblak. Kini Haerin hanya sibuk dengan makanannya, tidak peduli dengan kedua temannya yang terus saja berdebat.

Toh kalo begini lebih baik ia tidak ikut pertemuan ini dan lebih memilih jalan-jalan bersama si bule yang sudah ber-status sebagai pacarnya.

"Jadi gimana sih Han? Lu ada rasa ke Minji atau gimana?" tanya Haewon kesal, karena Hanni terus berbicara hal yang tidak jelas.

"Ish udah gua bilang kaga ya kaga!" balas Hanni ikutan kesal.

"Yaudah santai aja buset!"

"Soalnya pas lu ceritain tentang Minji ketemu mantannya si Yuna, kok reaksi muka lu kayak asem gitu sih" lanjut Haewon bingung, membuat Haerin yang mendengarnya langsung tersedak dan tertawa keras.

"Anying asem, tapi bener Han muka lu kek abis kecipratan jeruk nipis" celetuk Haerin ikut-ikutan.

Sementara gadis mungil itu merotasikan matanya kesal, "bacot kalian berdua,"

"Ya pokoknya Minji jadi sering pulang malem buat ngebantuin proyeknya. Terus akhir-akhir ini dia sering vc-an juga sama Yuna...gua takutnya gimana ya." Jelas lanjut Hanni.

"Nahh elu ngomong begitu karena lu takut Minji punya perasaan lagi ke si Yuna, ngerti kaga?" sahut Haewon dengan sabar.

"Ya tapi itu takut doang bukan berarti cinta kan."

Haewon seketika memukul meja yang mereka kini tempati, bahkan membuat Haerin yang sedang memakan seblaknya berjengit kaget, "sialan lu Won, gua lagi asik makan juga"

"Haewontaik! lu ngapa sih?" kerut Hanni heran.

Haewon menarik napasnya dalam, "elu yang ngapa! Udah Han lu tuh jatuh cinta ama Minji. Mau minta penjelasan? Oke sini gua jelasin. Pertama, lu gasuka setiap Minji ada interaksi sama Yuna. Kedua, lu khawatir kalo Minji punya perasaan lagi ke Yuna. Dan ketiga, lu tadi cerita kalo setiap lu deket sama Minji, lu jadi gugup dan itu jelas banget kalo lu jatuh cinta sama dia." Jelasnya panjang lebar dalam satu helaan nafas.

Disisi lain Hanni dibuat terdiam oleh ucapan sahabatnya, ia masih memproses jelasan Haewon.

"Jadi...gua punya rasa sama Minji?" tanyanya dengan polos

"Yaiyalah Han! Apalagi coba" kompak Haerin dan Haewon.

"Menurut gua nih ya kalo lu ga ngungkapin perasaan lu ke Minji, ada kemungkinan dia balik lagi ke mantannya. Menurut lu gimana?" Tanya Haerin pada gadis mungil tersebut.

"Gua kaga tau. But, gua juga masih ragu kalo gua punya rasa ke dia atau ga" lirih Hanni frustasi.

"Yaudah deh, kita nunggu aja kedepannya gimana" usul Haerin diangguki setuju oleh Hanni.

"Aelah Han seblak gua jadi dingin gegara lu kan" Keluh Haewon baru menyadari seblak yang beberapa waktu lalu ia pesan sudah tidak panas lagi akibat sibuk berdebat dengan Hanni.

"Ya siapa suruh kaga dimakan" balas Hanni tak peduli.






































Sampai saat ini, gadis mungil itu masih berpikir tentang obrolannya dengan Haewon dan Haerin. Apakah benar jika Minji bisa saja punya perasaan pada mantan SMA-nya? Apa yang akan terjadi jika dia tidak mengungkapkan rasanya kepada gadis jangkung tersebut?

Baiklah, lebih baik berhenti memikirkan hal-hal seperti itu, karena isi kepala Hanni sudah pening duluan menampung banyaknya pertanyaan.

Walapun begitu, ia masih saja galau, bisa saja stress karena memikirkan hal tersebut. Mungkin, Hanni memang harus segera bertanya pada Minji yang saat ini sedang makan di depannya.

"Lu lagi ada masalah?" tanya Minji bingung melihat Hanni hanya terdiam sedari tadi. Karena biasanya Hanni akan selalu banyak mengoceh pada dirinya seperti anak kecil berusia 8 tahun.

Hanni tidak menjawab pertanyaanya, justru ia malah berhenti makan dan meletakkan sendok dan garpu nya, "suka sama dia?"

Minji mengerutkan keningnya, sama sekali tidak mengerti apa yang Hanni katakan. Suka? Memangnya ia suka dengan siapa? Minji tidak pernah tertarik dengan siapapun selain Hanni.

"Ngomong apasih Han-"

"Lu suka sama Yuna?" Potong Hanni cepat.

Gadis yang berumur lebih tua tersebut seketika berhenti mengambil gigitan dari makanannya.

"Kenapa nanya soal begituan?" Tanya Minji.

"Gua penasaran doang." Balas Hanni, membuat Minji mengambil nafasnya dengan dalam sebelum menjawab pertanyaannya tadi.

"Menurut lu ngapain gua suka sama Yuna kalo gua udah punya istri?"

Hanni dibuat terdiam dengan pertanyaan Minji. Benar juga, akan sangat aneh jika orang yang sudah menikah menyukai seseorang selain istrinya. Kecuali, orang tersebut memang mempunyai sifat yang bejat dan tidak setia pada satu wanita.

Namun, Minji berubah menjadi bingung kala melihat Hanni bangkit dari duduknya dan pergi menuju kamar tidur, meninggalkan dirinya sendiri di ruang makan.

"Lah, malah pergi dia" batinnya heran.

Minji tebak, pasti Hanni cemburu akibat melihat interaksi dirinya dengan Yuna. Ya bagaimana lagi? Dia tidak bisa menolak permintaan Yuna soal membantu proyeknya.

Akhirnya Minji segera menghabiskan makanannya, tidak lupa meminum segelas air putih sebelum ia menyusul sang istri ke kamar.

Didapati Hanni baru keluar dari dalam kamar mandi, entah apa yang baru saja gadis itu lakukan, Minji tak peduli. Ia langsung mendekatinya dan memeluknya.

"Lepasin gua."

"Ga mau"

Hanni mendengus kesal.

"Lepasin. Gua kaga mau dipeluk sama buaya" ucap Hanni tajam. Tapi, Minji malah tertawa.

"Buaya? Mana ada buaya se cakep Kim Minji" pedenya membuat Hanni memutar bola matanya malas.

"Ish pokoknya lepasin gua Ji!" Geram Hanni masih memberontak.

Minji hanya diam dan mengeratkan pelukannya. Hingga akhirnya waktu tiba dimana Hanni berhenti perlahan untuk melepaskan dirinya dan memilih untuk menyerah.

Dia sudah lemah duluan berada di pelukan Minji.

Gadis jangkung tersebut bahkan menyadari tidak ada reaksi apapun lagi dari Hanni, "kalo lu gasuka Yuna deket-deket ama gua bilang aja. Kita bakal jaga jarak"

"Terus kenapa ga dari awal aja?"

Minji menghela nafasnya, "kan gua ngebantuin pekerjaannya, ga enak gua nolaknya"

Sementara Hanni hanya bergumam paham. Walaupun di dalam dirinya ada rasa gejolak yang tidak enak.

Akhirnya kedua sejoli itu malah menikmati pelukan mereka, tenggelam pada sensasi tersebut.

"G-gua gasuka sama Yuna..." lirih Hanni menenggelamkan wajahnya di dada Minji.

Sementara si sang empu sedikit kaget melihat Hanni menjadi manja seperti ini. Namun, ia juga tidak keberatan dengan hal ini. Malahan Minji senang Hanni tidak perlu menahan apa yang ingin dia katakan.

"I understand. Tenang aja, proyeknya udah selesai. Gua sama Yuna gaada hubungan apa-apa lagi."















































kiw kiww ada yang udah nyaman ae nih🤧
author nulisnya salting sendiri pls bagian chap ini😔
vote nya jgn lupa dipencet😾

Arranged Marriage? Seriously?! | BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang