Chapter 13 - Honeymoon [18+]

58.5K 771 13
                                    

Hello guys, before you read this chapter. I want to tell you a few things. Since this is the purpose of an adult story, the plot will be really quick. But, if you want the romance of their story, please wait, I'm working on it right now.

Hope you'll like this story.

Thank you.

***

Ruby berlari dengan kencang saat Gerald mengejarnya. Namun tentu saja, kaki pendek Ruby tidak bisa dibandingkan dengan kaki Gerald yang hampir mirip seperti jerapah. Gerald menangkap tubuh Ruby dan menghempaskan tubuh itu dengan keras pada air laut yang berdebur dengan tenang. Ruby segera bangkit berdiri dan membalas Gerald dengan menyemburkan air dari mulutnya tepat ke muka laki-laki itu. Saat Ruby melihat kesempatan untuk berlari, gadis itu segera mendorong Gerald dan tertatih-tatih berjalan ke arah bibir pantai. Belum sampai kakinya menginjak tanah, laki-laki itu sudah menangkap kaki Ruby kembali.

Sudah dua minggu semenjak mereka menikah, tetapi mereka baru bisa menjalankan bulan madu dua hari yang lalu karena Gerald sangat sibuk dengan pekerjaannya. Sesuai janji yang diberikan oleh Dimitri, saat ini Gerald sudah tidak perlu memegang klinik terkutuk itu. Namun, Gerald tidak pensiun dari pekerjaannya sebagai dokter. Ia tetap menjadi dokter, hanya saja intensitasnya untuk memeriksa pasien sudah dikurangi, dan kini Gerald fokus duduk di board of director dari salah satu rumah sakit milik rekan baik Dimitri. Hal yang menyibukkan Gerald selama dua minggu belakang ini adalah melakukan penyerahan segala tanggung jawab kepada sepupunya, Damian. Bahkan selama dua minggu ini, Gerald sudah tidak pernah melakukan pergumulan dengan Ruby, karena begitu pulang ke rumah, gadis itu pasti sudah tertidur dan Gerald pun terlalu lelah untuk melakukan hubungan seksual.

Saat ini, di bibir pantai ini, matahari mulai menunjukan akan tenggelam. Gerald dan Ruby yang sudah lelah untuk berlarian memilih untuk masuk ke dalam rumah. Ruby merasa sangat sebal kepada Gerald yang menghempaskan tubuhnya begitu saja ke dalam air laut. Rambutnya jadi basah dan ia jadi harus keramas lagi untuk kedua kalinya hari ini.

"Jangan menggerutu nona kecil," kata Gerald. "Aku akan membantumu untuk keramas."

Gerald melepaskan tali spaghetti bra Ruby saat gadis itu lengah. Tentu saja detik kemudian, tali bra milik Ruby teronggok begitu saja di lantai. Gerald segera menangkup kedua payudara itu dan mencium titik lemah Ruby, lehernya, secara sensual. "Ku rasa payudaramu semakin membesar nona. Mungkin karena efek aku selalu memijat dan mengulumnya."

"Tentu saja bukan!" jawab Ruby ketus. "Apakah kau tidak ingat aku masih berumur 19 tahun dan tentu saja payudaraku masih bertumbuh?"

Gerald membalikkan badan Ruby, "astaga aku selalu melupakan umurmu yang bahkan belum 20 tahun itu." Detik kemudian Gerald mengulum payudara Ruby, kadang laki-laki itu mengulum dengan keras, kadang juga dengan lembut. Walaupun sudah melakukan hal ini berkali-kali, namun setiap Gerald mengubah-ubah temponya, gadis itu selalu saja kaget, seolah Gerald baru pertama kali melakukan hal tersebut pada tubuhnya.

"Ahhh," ujar Ruby pelan saat laki-laki itu mulai menggigit putingnya yang sudah mencuat. Perlahan Gerald memojokkan badan Ruby pada tembok di belakangnya, lalu laki-laki itu membuka paha Ruby dan menahannya dengan kakinya. Laki-laki itu kemudian memasukkan dua jarinya secara langsung dan memompa Ruby dengan tempo yang pelan.

Tubuh Ruby bereaksi dalam kondisi yang sangat kebingungan. Lidah Gerald pada payudaranya terus memberikan aliran listrik yang memusat ke dalam jantungnya. Seolah aliran listrik itulah yang membuat jantungnya berdegup lebih kencang seiring dengan irama Gerald pada tubuh bagian bawahnya.

"Ahhh Gerald ahhh," teriak Ruby sambil mencengkram rambut Gerald saat gelombang itu datang dengan cepat. Gerald yang tidak sabaran, langsung menggendong tubuh Ruby dan memasukkan batangnya yang sudah sangat menegak ke dalam liang vagina gadis itu.

Behind The Close Door [Reupload]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang