Chapter 8 - The Lesson of Morning Sex [21+]

141K 1K 5
                                    

Ruby menyelesaikan cuciannya dengan perasaan yang sangat marah. Bagaimana bisa laki-laki itu meninggalkannya begitu saja disaat ia hampir saja meraih kenikmatan. Sungguh sangat tidak bertanggung jawab!

la menghampiri Gerald dan membuka pintu kerja laki-laki itu dengan cukup kasar. Ruby cukup terkejut saat melihat laki-laki itu dengan santainya membaca koran sambil menyesap kopinya. Ruby datang dengan kaki sedikit dihentakkan untuk mendapatkan perhatian dari Gerald.

"Semua cucian sudah ku selesaikan, bahkan aku mengelapnya dengan bersih, dan menaruhnya kembali pada tempatnya!" Ruby menyilangkan tangannya di depan dada.

Gerald hanya tersenyum melihat kelakuan lucu gadis itu. Mungkin suatu saat nanti akan sangat mengganggunya, tapi untuk saat ini Gerald merasa sangat terhibur.

Gerald menutup korannya dan meletakkan kembali dengan rapih pada meja kerjanya, "kau sungguh mau tau benda apa kemarin malam?"

"Iya aku sungguh ingin tau," kata Ruby arogan

.

"Kau tidak ada menyesal ataupun takut?" tanya Gerald sekali lagi.

"Tidak ada yang akan membuatku takut," jawab Ruby tetap dengan sifat arogannya.

"Baiklah nona," kata Gerald mendekati Ruby. "Ingatlah, kau terikat 5 tahun kontrak denganku. Jadi apapun yang terjadi. Kau tidak akan bisa lari."

Tiba-tiba Gerald melepas celananya, "apa yang kau lakukan?" pekik Ruby.

"Kau ingin mengetahuinya bukan? Padahal kemarin kau sudah sempat bertemu," kata Gerald. "Berlututlah Ruby, kau harus berusaha jika ingin mendapatkannya."

Walaupun Gerald tidak mengatakannya dengan nada menuntut, tapi Ruby mematuhi laki-laki itu dan berlutut di depan Gerald. "Peganglah seperti kemarin!"

Ruby menggenggam penis Gerald perlahan dan menggerakkannya maju mundur. Gerald menikmati sentuhan gadis itu pada batangnya, namun sepertinya ia membutuhkan lebih dari ini. "Ruby aku akan mengajarimu sesuatu hal yang lain."

Ruby mendongakkan kepalanya menatap Gerald dengan tatapan puppy eyes. Seolah gadis itu siap untuk menerima pelajaran yang lain. "Buka mulutmu dan hisaplah itu layaknya ice cream."

Ruby menunjukan mimik yang ragu, entah apakah ia harus memasukkan bagian tubuh laki-laki ini kedalam mulutnya. Bukankah itu sedikit menjorokkan?

Gerald yang melihat keraguan itu, mencoba memainkan ego yang dimiliki oleh gadis itu, "bukankah kau sendiri yang tadi sangat ingin mengetahui apa yang aku masukkan di dalam tubuhmu kemarin? Kenapa sekarang kau takut?"

Seketika Ruby langsung, tanpa keraguan, memasukkan penis laki-laki itu kedalam mulutnya. Ia menyedot ujung batang laki-laki itu layaknya menyedot ice cream. Gerald yang tidak siap dengan gerakan mendadak dari Ruby dibuat bergetar karenanya. Saraf pusatnya mengirimkan sinyal siaga ke seluruh tubuhnya yang dikembalikan dalam wujud juniornya yang menjadi lebih tegak dan keras.

Gerald mencoba mengambil kontrol dengan menyatukan rambut panjang Ruby dan memaju mundurkan pinggulnya sembari menahan kepala Ruby agar tidak ikut bergerak ke belakang.

Ruby yang memiliki sifat ego dan arogan yang tinggi, berusaha dengan susah payah untuk mengikuti laju permainan Gerald yang tiba-tiba cepat. Gadis itu menyesuaikan nafasnya dengan susah payah agar udara bisa masuk kedalam tubuhnya dan ia tidak tersedak.

"Ambil nafas panjang dan tahan Ruby!" perintah Gerald yang kemudian diikuti dengan laki-laki itu mendorong penis dan kepala Ruby, kemudian menahannya beberapa detik. Laki-laki itu mengulangi gerakan itu berulang-ulang. Saat Gerald melepaskannya, Ruby akan memanfaatkan kesempatan itu untuk bernafas, setelahnya Gerald akan mendorong penisnya hingga menyentuh kerongkongan dalam gadis itu dan menahannya. Terkadang ada disaat Ruby tidak bisa mengikuti tempo Gerald dan tidak sempat mengambil nafas yang membuat gadis itu tersedak.

Behind The Close Door [Reupload]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang