Chapter 4 - The Trick [18+]

117K 851 5
                                    

Gerald menatap Ruby dengan matanya yang liar. Sebenarnya juniornya sudah sangat tidak sabar dan ingin bertemu dengan manisnya vagina Ruby. Tapi ia tidak mau menggagahi gadis itu saat ia tidak sadarkan diri seperti ini. Ia akan menggagahi Ruby dengan hentakan yang sangat dalam dan ia ingin mendengar teriak lantang gadis itu saat ia menggagahinya dengan dalam.

Gerald menghela nafasnya dalam-dalam, "not tonight bro," katanya sambil mengelus-elus juniornya.

Gerald kemudian berjalan ke arah kamar mandi, ia mencuci bersih vibrator yang tadi ia gunakan, dan menyimpannya kembali dengan baik di lemari rahasianya. Ia kemudian mengambil handuk kecil dan baskom, kemudian mengisinya dengan air hangat. Walaupun tidak ada rasa bersalah, ia setidaknya bertanggung jawab dan membantu Ruby untuk membersihkan vaginanya.

"Ah kau sudah sadar?" tanya Gerald saat melihat Ruby sudah bangun dari ketidak sadarannya sambil menutup payudara dengan lengan kanannya dan vaginanya dengan tangan kirinya.

"Ah dokter maafkan saya," kata Ruby yang masih malu karena pipis di depan dokter itu. "Sayaa, ahh, merasa sangat malu."

Gerald tertawa, "kau tidak perlu malu nona, semua itu adalah bagian dari pemeriksaan." Gerald mendekat ke arah Ruby dan meremas handuk hangatnya.

"Tapi saya sudah pipis di depan dokter," kalau saja kakinya tidak diikat, gadis itu sudah kabur sedari tadi. "Sungguh memalukan."

"Nona," Gerald menyingkirkan lengan Ruby dari payudaranya, "Yang kau alami tadi, bukan pipis."

Ruby tidak mengindahkan Gerald yang ingin memindahkan tangannya dari payudaranya. Bagaimana ia bisa terbangun dengan telanjang seperti ini. Bahkan jika diingat, dokter itu juga menyentuh payudaranya tadi. Ia sungguh merasa berdosa. Ia bukan orang suci.

Gerald menghela nafasnya berat saat terdapat penolakan dari gadis tersebut, "saya hanya membantu nona untuk membersihkan diri. Ini kewajiban saya sebagai seorang dokter. Bisakah bantu saya untuk menyelesaikan pekerjaan saya?"

Mendengar pernyataan Gerald yang begitu meyakinkan, gadis itu pun menyingkirkan tangan dari payudaranya.

Gerald tersenyum, saat tangan kiri gadis itu masih juga menutupi vaginanya. "Tangan kiri anda juga bisa disingkirkan nona?" Gerald tersenyum penuh kemenangan saat gadis itu dengan patuh menurutinya. "Baiklah saya akan mulai membersihkan ya."

Gerald meletakkan handuk basahnya tepat pada payudara gadis itu dan sambil tetap meremas dan memijatnya. Tepat pada puncak payudara gadis itu, Gerald dengan sengaja memilin dan mencubit dengan pelan. Gerald yang tidak ingin membangunkan kembali kenikmatan itu segera beralih ke vagina Ruby. Ia kembali mencelupkan handuk kedalam baskom dan memeras hingga kain itu sedikit kering.

Ruby yang entah mengapa masih dideru rasa malu, hanya bisa diam, sambil menatap apapun yang dilakukan oleh dokter itu. Ruby terlonjak kaget saat handuk yang kasar dan panas itu kembali mengenai bagian kewanitaan.

"Tenang nona," kata Gerald sambil menahan paha Ruby. Gerald mengelap vagina Ruby dengan sangat pelan dan hati-hati, seolah ia tidak mau harta karun yang ia miliki rusak karenanya.

"Ahh dokter," Ruby yang masih sangat sensitif dibuat kembali merasakan gelenyar-gelenyar aneh pada tubuhnya.

"Shhhhh, tenang Ruby tenang,"

Gerald dengan cepat membersihkan vagina Ruby dan melepaskan ikatan pada kaki gadis itu saat ia sudah selesai membersihkan lendir-lendir yang menempel bahkan hingga lubang anus gadis itu. Gerald jadi penasaran, apakah lubang yang satu itu bahkan akan muat untuk dimasuki mainan-mainan kesayangannya. Terlebih ia penasaran apakah ia masih dapat bergerak dengan cepat saat lubang belakang Ruby diisi oleh penis silikon miliknya?

Behind The Close Door [Reupload]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang