Warning! This chapter will contain of anal playing.
"Kakek!" teriak Ruby pada pria tua itu. "Kau curang!"
"Hahahahaa," gelak tawa menggelegar dari Dimitri memenuhi sepanjang ruangan. "Kau memang payah Ruby!"
Gerald menggeleng-gelengkan kepalanya, sambil menyimpan rasa khawatir di dalam dirinya. Pasalnya kedua orang yang sangatlah rentan itu, saat ini telah bermain di kolam renang, dan coba tebak apa yang mereka lakukan? Mereka sedang lomba berenang! Seorang kakek yang mempunyai penyakit jantung dan ibu hamil yang sedang mengandung 5 bulan.
"Tidakkk, aku jelas-jelas melihatmu melakukan start lebih dahulu, dari yang Gerald hitung!" teriak Ruby sambil mencoba untuk mencapai tepi. "Aku ingin rematch!"
Seketika Gerald menghembuskan nafasnya kasar, mengapa kedua orang yang seharusnya lebih banyak berbaring di tempat tidur, justru sangat aktif-aktifnya belakangan ini? "Tidak Ruby!" teriak Gerald dari pinggir kolam. "Aku bisa pingsan jika kau tiba-tiba kontraksi di dalam kolam!"
"Ayolah Gerald!" rengek Ruby. "Bayiku baik-baik saja, bahkan dari tadi ia bergerak bahagia!"
"Jika tidak berarti tidak nona!" tegas Gerald sambil menyatukan kedua tangannya di depan dada.
"Gerald payah ya?" bisik Ruby diam-diam kepada Dimitri.
Dimitri yang melihat kejadian lucu ini, lebih memilih untuk menyelami perannya. Cukup membahagiakan juga rasanya, "iya. Aku tidak ingat pernah mempunyai cucu sepayah itu."
"Aku bisa mendengar kalian berdua," kata Gerald sambil menggelengkan kepalanya kepayahan. "Ruby kau harus segera keluar dari air. Lihatlah tanganmu sudah biru semua dan bahkan aku bisa mendengar gigimu yang bergemeletuk!"
Ruby memilih untuk menuruti Gerald, entah mengapa laki-laki itu selalu bersifat over protektif semenjak ia hamil. Ia ingin begini, tidak boleh, begitu, tidak boleh. Hidupnya jadi tidak seru semenjak Gerald selalu melarangnya yang macam-macam.
Gerald memasangkan handuk pada tubuh kecil Ruby dan menyatukan kedua talinya kedepan. Perut Ruby sudah semakin menggembung, walaupun belum sebesar itu. Payudara gadis itu juga mulai menyesuaikan ukurannya untuk bertambah besar. Entah mengapa tubuh kecil yang sekarang memiliki tonjolan di depannya itu, menjadi lebih sexy. Padahal Gerald sudah biasa melihat wanita hamil diluar sana, tetapi entah mengapa, Ruby begitu menggoda dengan perubahan tubuhnya itu. Gerald jadi ingin menghamili gadis itu terus menerus.
"Kau juga segeralah keluar kakek tua!" teriak Gerald sambil menuntun Ruby untuk memasuki rumah, ia takut gadis yang ceroboh itu tiba-tiba terpeleset.
Setelah mandi, gadis itu merengek habis-habisan karena ia menginginkan indomie. Kata Ruby, sehabis berenang ia biasanya akan memakan indomie yang dijual di pinggir kolam. Tapi Gerald tentu saja tidak bisa membiarkan gadis itu memakan makanan yang kurang bernutrisi. Belakangan ini, gadis itu selalu meminta makanan yang aneh-aneh dan terlebih hampir semuanya kurang bernutrisi. Mungkin sebenarnya tubuhnya membutuhkan nutrisi yang lain, tetapi tubuh Ruby tidak tahu harus memintanya dalam bentuk seperti apa karena selama 19 tahun sebelum bertemu Gerald, gadis itu hidup dalam berkekurangan.
Jadi disinilah Gerald, harus menghadapi Ruby yang sedang cemberut habis-habisan, di perjalanan pulang menuju rumah mereka berdua.
"Semoga kau nanti tidak mengeluarkan air liur terus ya nak," kata Ruby sambil mengelus-elus perutnya. "Daddy mu memang seseorang yang kejam. Bahkan kita cuman menginginkan indomie, tapi tidak diberi."
Gerald yang sedang dicibir oleh Ruby hanya bisa terdiam dan memilih untuk menghela nafasnya, bersabar untuk tidak terpancing emosi saat Ruby benar-benar berlaku sangat manja. Kehamilan Ruby sudah menginjak trimester dua. Gerald sangat lega saat tubuh Ruby sudah bisa melewati trimester pertama. Trimester yang paling terkutuk menurut Gerald. Trimester dimana Ruby banyak membuat kegaduhan, seperti bolak-balik rumah sakit karena kondisi tubuh gadis itu sungguh naik-turun. Bisa sewaktu-waktu gadis itu sangatlah penuh energi dan terlihat sehat. Bisa tiba-tiba perutnya kram dan keluar bercak darah yang lumayan banyak sehingga harus segera dilarikan ke rumah sakit. Trimester itu juga, Ruby banyak muntah dan menangis karena ia merasakan tubuhnya yang tidak enak dan terlebih moodswing nya memperparah segalanya. Selama trimester pertama itulah, Gerald tidak banyak melakukan hubungan seksual. Bahkan pernah waktu itu, karena ia sangat menginginkannya, ia mencoba untuk sedikit memaksa Ruby, tapi ditengah jalan ia tidak tega, karena Ruby menahan sakit dan tangisannya. Akhirnya selama trimester pertama itulah, junior Gerald harus berpacu dengan tangannya kembali. Setelah sekian lama ia tidak pernah melakukan hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Close Door [Reupload]
RomanceRuby, seorang gadis panti asuhan yang polos harus bertemu dengan Gerald, seorang dokter Gynecologic, dipersimpangan hidupnya. Dokter itu memberikan harapan sekaligus membawa kenikmatan besar di dalam hidupnya. "Jika kau menginginkannya, kau bisa men...