04. Mansion.

1.4K 68 11
                                    

Di mobil, Eveline menatap Name dengan sinis. Menjelajahi setiap inchi tubuh Name dengan mata nya. Sorotan mata itu membuat Name tidak nyaman. Dari cara berpakaian Eveline, jelas ia orang penting. Name terdiam membisu, mengingat dirinya hanya mainan yang terjual ke sebuah tangan lelaki mesum.

"Bagaimana Shidou bisa terpikat oleh mu?" Katanya dengan nada mengejek. Name memalingkan wajah berusaha untuk tidak memperdulikan nya.

Eveline terkekeh.

"Menurut ku, kau bukan tipe Shidou. Sudah jelas kau pasti memakai susuk."

Mata Name membulat dan menatap Eveline tajam. Mulut Eveline itu ingin sekali dia kunci dengan ciuman bajingan Shidou, atau golok. Agar kedua insan yang sama sama brengsek itu melebur menjadi satu.

"Susuk? Sorry, gua bukan cewe murahan kek lo."

Eveline mengangkat bahu.

"Terserah..." ucapnya dengan sinis. "So, lo datang kesini karena apa, ya? UPS! Dijual kan?"

Name memutar bola mata malas.

"Gue dijual orang tua gue, bukan ngejual diri sendiri."

"Oh ya udah sih." Eveline sok acuh. Padahal ia memandang geram wajah Name di balik kaca spion. Lalu, sebuah kata kembali keluar dari bibir merah nya yang menor.

"Lo itu bukan tipe Shidou. Lo ga wangi kek cewe lain, dada lo tepos, lo juga kurus, Shidou ga suka cewe tulangan. Minimal kek gue lah."

Semua sindiran itu membuat Name menatap diri nya sendiri. Ya, setidak nya tubuh Name tidak disentuh wewangian menyengat yang merusak hidung. Dan, dada tepos nya.. bagi Name tidak terlalu tepos. Ini sesuai dengan ukuran tubuh nya yang ideal ramping. Tidak kurus tidak juga gemuk.

Lalu, Name lansung melirik Eveline, melihat tubuh Eveline yang ia kira sempurna. Badan putih berisi dengan dada besar yang membuat kancing kemeja itu susah payah tersiksa menahan beban. Wangi parfum mahal yang jelas menyengat membuat hidung Name sakit. Juga lekuk tubuh yang indah tapi di lebih lebih kan. Duduk dengan membusungkan dada. Paha putih mulus yang terlihat lezat seperti paha ayam.

Tcih!

"Yaudah sih wir."

Name terdiam.

Sesudah beberapa menit menempuh perjalanan, mereka sampai di sebuah mansion yang begitu besar. Name tercengang. Bibir nya sedikit terbuka dengan mata berbinar. Akan kah ia tinggal di tempat ini?

Tempat ini jelas jauh, jauh, jauh lebih menakjubkan dari segala bidang dibanding tempat di mana ia bangun dari tidurnya. Name bahkan lupa berkedip.

Lalu tiba tiba, tangan Eveline mencengkram kuat bahu nya membuat Name sadar dari lamunan.

"Dasar kere! Lihat begitu aja kek lihat malaikat maut lo!" Ejek Eveline dan berjalan memasuki mansion.

Name pun mengikuti dari belakang. Sungguh indah suasana luas di dalam nya. Ia menaiki anak tangga dengan susah payah menuju lantai paling atas. Karena disitu letak kamar nya.

Menit menit berlalu hanya untuk sampai di kamar Name.

"Inget! Kamar lo di sebelah sini, bukan samping sana."

"Emang kenapa?"

"Itu kamar utama Shidou di mansion. Awas kalo lo diem diem masuk ke kamar Shidou! Gue tau lo nafsu sama badan kekar Shidou kan?" Eveline melipat kedua tangannya di depan dada. Memandang rendah Name.

Name membulatkan mata dan tersenyum miris. Nafsu? Sama badan kekar Shidou? Dengan sekuat tenaga Name menahan tawa nya. Melipat kedua bibir nya erat erat lalu hanya mengangguk sebagai jawaban. "Oke."

Shidou Ryoushei POV+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang